|~ L ~| Van Harte Gefeliciteerd

143 33 6
                                    


Special my birthday









| Licht Van Liefde |




Entahlah, apa hari ini adalah hari ulang tahun terbaik atau bahkan yang terburuk? Chaeryeong senang karena akan pergi dari rumah yang sudah selama ini ia tinggali, tetapi, hal itu juga yang membuatnya merasa ragu untuk pergi. Di satu sisi ia sangat ingin pergi, agar ia bisa terlepas dari semua sikap sang ibu padanya. Namun, di sisi yang lainnya ia tidak ingin meninggalkan sang ibu, tidak sedikit kenangan bahagia yang ada dirumah ini dan Chaeryeong merasa tidak ingin meninggalkannya.

Ya, hari ini Chaeryeong berulang tahun, dan hal pertama yang ia dapat adalah pergi, pergi dari rumah yang selama ini ia tinggali, pergi bersama dengan orang orang yang akan menjadi keluarga barunya. Sebenarnya Chaeryeong berat untuk meningglkan ibunya, apalagi setelah sang ibu bersikap baik padanya. Namun dipikir kembali Chaeryeong merasa sangat kecewa, tapi ia bisa apa? Ia amat sangat marah kepada sang ibu yang sudah tega 'menjual' Chaeryeong hanya agar bisa menyelmatkan kantor cabangnya dari kebangkrutan. Setidak penting itukah Chaeryeong bagi ibunya?

Sekitar lima belas menit lagi Chaeryeong akan dijemput, dan waktu yang singkat itu ia gunakan untuk mengelilingi tempat yang disebut rumah ini. Ruang tamu, ruang tengah, dapur, kolam renang, halaman depan dan belakang, juga ruangan lainnya. Meneliti setiap incinya, tidak ingin sampai ada yang terlewat, merekam dengan ingatannya semua kenangan yang ada, semoga ia tidak lupa.

Kembali kekamar, Chaeryeong memeriksa kembali semua barangnya, tidak ada yang terlupa. Setelahnya, ia memerhatikan sekitar, ia akan sangat rindu ruangan ini, kamar tidurnya, tempat yang paling banyak menyimoan memori, entah itu baik atau pun buruk. Huh, sampai jumpa kamarku.

Terdengar suara bell rumah berbunyi, disusul teriakan sang ibu memanggil namanya, menandakan yang ditunggu datang.

Chaeryeong keluar dari kamarnya, turun kelantai bawah, menghampiri orang yang akan ia sebut dengan panggilan 'ayah' dan 'ibu' juga ibu kandungnya. Tersenyum dan menyapa.

"sudah siap?" tanya Dewi – ibu baru Chaeryeong, tersenyum lembut pada gadis itu, dan dibalas anggukan.

Setelah bima menurunkan koper milik Chaeryeong, Sanaya mengantarkan kedua pasangan suami istri bersama putrinya sampai kedepan pintu masuk rumah, "Chaer?" panggilnya.

Chaeryeong menengok, dan hal yang tak disangka pun terjadi. Raut wajah sangat terkejut tepampang jelas diwajah cantik Chaeryeong, saat pertama kalinya setelah sekian lama Sanaya memeluknya, pelukan hangat yang Chaeryeong selalu impikan.

"selamat ulang tahun, putriku Lee Chaeryeong." bisik Sanaya pelan ditelinga putrinya. Melepas pelukan, Sanaya mengecup lembut kening putrinya yang mungkin untuk terakhir kalinya. Ia tidak tahu setelah ini ia masih bisa bertemu dengan Chaeryeong apa tidak.

Chaeryeong yang masih terkejut mengulas sebuah senyum dan bergumam terima kasih pada Sanaya. Ini berat, tapi ya sudahlah.

Chaeryeong berjalan mengikuti kedua orang tua barunya masuk kedalam mobil, perlahan mobil melaju meninggalkan rumah itu. Chaeryeong bisa melihat Sanaya yang terus melihat kepergiannya, tidak beranjak sedikitpun saat mobil sudah pergi jauh dan tak terlihat lagi dimatanya.

Sanaya menyesal telah melakukan semua ini, ia berharap waktu bisa berputar kembali ke masa lalu, ia ingin memperbaiki semuanya. Ia akan bersikap seperti ibu pada umumnya, memanjakan Chaeryeong seperti anak lainnya, dan yang utama melepas perusahaannya bukan malah putrinya. Ia sangat menyesal. Tidak ada yang bisa ia lakukan setelah ini, ia juga tidak bisa merelakan putrinya, tapi, semuanya terlanjur terjadi.

Licht van Liefde | Lee Chaeryeong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang