Nia POV
Hari ini adalah hari dimana aku akan merubah status menjadi seorang istri, beberapa jam ke depan mas Riyan akan menjabat tangan bang Rama dan mengucapkan ijab kabul.
Saat ini aku sedang di make up oleh mbak Tiyas .
Mama masuk bersama mbak Nisa.
"Anak mama cantik bangat," puji mama.
"Iya dek kamu cantik banget,"tambah mbak Nisa.
"Mama sama mbak Nisa bisa aja," jawabku.
"Mama nggak nyangka kamu udah Segede ini, putri kecil mama yang mama kasih dan sayangi sebentar lagi akan jadi istri orang, bakalan niggalin mama," ucap mama dengan mata berkaca-kaca sambil mengelus tanganku.
"Mah, mama jangan ngomong kayagini, kalau memang mama berat lepasin Nia kita batalin aja pernikahannya," ucap ku yang sudah tidak bisa lagi membendung air mata ku.
"Husst, kamu ngomong apa sih, mama bukan berat lepasin kamu, mama cuma terharu tugas mama dan Alm papa udah selesai mengantar kamu sampai pada gerbang pernikahan,"
"Tanggung jawab mama sama abang-abang kamu udah selesai dan akan dilanjutkan oleh suami kamu, oleh karena itu kamu harus nurut sama suami kamu,"
"Bahagia terus sayang, semoga menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah,"
"Amin, terimakasih atas doanya, dan terimakasih juga atas jasa-jasa mama Selami ini udah merawat Nia dengan penuh kasih sayang, udah menjaga Nia dan berbagai kebahagiaan yang mama berikan untuk Nia, Nia sangat berterimakasih,"ucap ku lalu memeluk mama.
Ketiga abang ku masuk ke kamar, aku dan mama melepaskan pelukan kami.
"Selamat ya dek atas pernikahan kamu," ucap bang Reza sambil memelukku.
"Iya bang,dan makasih atas semua kasih sayang yang Abang kasi ke Nia, makasih udah sering jajanin Nia, udah jadi Abang yang paling baik," ucapku lalu melepas pelukanku dan beralih pada bang Rama.
"Bang Rama makasih juga karena Abang udah biayain sekolah Nia, udah jadi orang pertama yang akan negur Nia kalau Nia salah, dan udah jadi Abang yang sangat mengerti tentang Nia, Nia sayang bangat sama Abang," ucapku lalu melepas pelukanku.
"Abang juga sayang bangat sama kamu, dan kamu akan tetap jadi adik kecil Abang," ujar bang Rama sambil menyeka air mataku.
Aku beralih ke bang Raka, kulihat bang Raka sudah menyeka air matanya.
"Bang Raka nggak mau peluk Nia?"
Bang Raka udah nggak ngomong dan dia langsung memelukku.
"Gue benar-benar nggak nyangka dek Lo bakalan nikah, adik gue yang nyebelin tapi sialnya gue sayang benar-benar bakalan ninggalin gue,"
Aku sudah menangis seseguk di pelukan bang Raka. Meskipun bang Raka itu nyebelin dan orang paling nggak mau ngalah tapi aku tau dia sayang bangat sama aku.
"Makasih udah jadi orang pertama yang pasang badan buat belain Nia, selalu nganterin Nia kemanapun, orang yang selalu bikin Nia ketawa Abang yang paling Nia sayang," ucapku.
Kami semua yang ada di ruangan itu menangis dan mama dan kedua abang ku kembali memelukku.
"Udah-udah sekarang Rama kamu turun ijab kabul sebentar lagi akan dimulai dan Nia riasan kamu mesti di benerin dulu,"intrupsi mama.
Nia POV and
***
"Saya nikahkan engkau Riyan Ahmad Mahendra binti Rama Jaya Mahendra dengan adik saya Rania Azahra binti Arya Wirapratama dengan mas kawin sebesar dua ratus gram emas tunai," ucap Rama.
KAMU SEDANG MEMBACA
R.R Couple
General FictionPernikahan tidak selancar air mengalir, tidak pula semulus jalan tol. Dalam pernikahan pasti ada hambatan dan rintangan, tinggal bagiman setiap pasangan menghadapinya. Begitu pula dengan Riyan dan Raniya, mulai dari pertengkarang kecil, hingga masal...