Gadis yang baru saja turun dari grabcar itu nampak bingung melihat halaman rumahnya yang sudah terisi oleh beberapa mobil.
"loh kok ada mobilnya bang Rama, bang Reza sama bang Raka?" tanya gadis itu entah pada siapa.
Lalu ia bergegas masuk ke rumahnya karena penasaran. Pasalnya abang-abangnya itu sangat sibuk tidak mungkin mereka datang kalau bukan karena hal sangat mendesak, apa lagi ini baru jam dua siang.
"assalamualaikum, Nia pulang!!" teriak gadis itu saat sudah ada di dalam rumah.
"waalaikumsalam, apaan sih lo dek teriak-teriak udah kaya di hutan aja," jawab Raka yang sibuk dengan psnya.
"hehe kirain nggak ada yang dengar" ucap Nia dengan cengiran.
"nggak ada yg dengar gimana orang di rumah se-rame ini" sambung bang Rama.
"iya maaf bang," ucap Nia dengan menundukkan kepala.
Ya.. Nia jika sudah Rama yang bicara dia sudah tidak berani lagi membantah, karena selain Rama adalah abangnya yang paling galak dia adalah yang membiayai sekolah Nia.
Selain itu Rama adalah tulang punggung keluarga ini, meskipun abang-abangnya yang lain sudah memiliki penghasilannya sendiri namun tetap saja dia bertanggung jawab setelah ayahnya meninggal.
***
Nia pergi ke dapur menyusul mama dan kaka iparnya. Iya kedua abangnya Rama dan Reza sudah menikah, Rama sudah memiliki dua orang anak, Reza memiliki satu anak dan istrinya sedang hamil anak ke dua.
"wahh banyak banget makanannya, jadi lapar kan Nia" ucap Nia sambil mengelus perutnya.
"dek udah balik kamu" ucap mbak Nisa istri bang Rama.
"iya mbak" Lalu Nia segera mennyalimi semua yang ada di dapur.
"mbak Dina ke mana?" lanjut Nia
"lagi di kamar nyusuin Anan" jawab mama.
"udah ketemu sama abang-abang kamu?"tanya mama lagi
"udah mah, dapet teguran lagi sama bang Rama," cerita Nia
Mama dan mbak Nisa terkekeh mendengar cerita Nia
"ya udah sih biarin aja, katanya kamu kan kangen sama tegurannya abang kamu itu,"ucap mama.
"iya juga sih."
"ya udah mending sekarang kamu siap-siap di bantuin sama mbak mu," suruh mama.
***
Nia sudah berada di kamarnya, menunggu mbak Dina yang katanya mengambil barang di kamarnya.
"ini ada acara apa sih? Kok harus di dandanin segala?" gumam Nia bertanya-tanya.
Pintu kamarnya terbuka menampilkan mbak Dina yang datang dengan membawa brokat berwarna hijau toska dan rok batik sebagai pasangannya.
"mbak beneran deh ini Nia penasaran, ini lagi pakai pakaian kaya begini udah kaya mau acara lamaran aja" celetuk Nia yang benar-benar penasaran.
Dina tertawa mendengar penuturan adik iparnya ini.
"udah sekarang kamu ganti baju, lalu turun ke bawah, soalnya yang lain udah nunggu."
KAMU SEDANG MEMBACA
R.R Couple
General FictionPernikahan tidak selancar air mengalir, tidak pula semulus jalan tol. Dalam pernikahan pasti ada hambatan dan rintangan, tinggal bagiman setiap pasangan menghadapinya. Begitu pula dengan Riyan dan Raniya, mulai dari pertengkarang kecil, hingga masal...