BAB 4

662 69 23
                                    

"Aku... sepertinya harus mendidik anakku ekstra keras nantinya, karena...." Shira baru selesai membaca sebuah tumpukan berkas di dalam map berjudul 'Berkas Kim Taehyung'. "Pria ini benar-benar bodoh, tidak punya keahlian apapun. Bahkan lulus SMP saja tidak. Astaga, kalau saja aku tidak butuh cepat, sudah kusingkirkan dia dari nama calon pendonor."

Tak lama setelah itu, ia menguap dengan lebar sampai matanya basah. Rasa kantuk menyerangnya setelah seharian berkutat dengan pekerjaan yang menumpuk. ditambah lagi harus membaca isi berkas lamaran pekerjaan Taehyung yang membosankan karena hampir tidak ada tulisan yang isinya penting.

"Shira, boleh aku masuk?" Seokjin mengetuk pintu Shira dari luar, Shira langsung mengiyakannya. Lantas, Seokjin masuk seraya menghirup oksigen dalam-dalam, seolah bersiap akan melaporkan sesuatu tanpa bernapas.

"Shira, aku sudah menyebar seluruh undangan resmi ulang tahun perusahaan Panache minggu depan ke semua kerabat dan kolegamu. Orang-orang penting dalam Panache juga sudah kupastikan menerima undangannya," ujar Seokjin sambil membaca pada daftar undangan di ipad miliknya. "Nanti, setelah aku dapatkan konfirmasi daftar dan jumlah pasti tamu undangan yang akan hadir, aku akan kembali dan menyerahkannya padamu segera. Kau...."

Seokjin terdiam karena melihat Shira sudah tertidur menelungkup di meja kerjanya. Lantas, Seokjin menghela napas, dan tersenyum setelahnya. Ia kemudian mengambil mantel Shira yang tergantung di sudut ruangan dan langsung menyelimutinya. "Dia sudah bekerja keras. Pasti lelah sekali."

Seokjin kemudian keluar dari ruangan Shira. Namun, tak lama setelah itu, pintu ruang kerja Shira kembali dibuka oleh seseorang. Kepalanya menyembul di balik pintu sembari bicara kencang. "Shira! Sudah baca berkas lamaranku?"

Shira tersentak kaget dan membuka mata seperti orang teler, tetapi kemudian kembali meletakkan kepalanya menyamping di silangan lengannya dan tidur lagi. Taehyung mengerjap sesaat, lalu melangkah mendekat. Ia memandangi Shira cukup lama, memikirkan sesuatu yang bisa ia lakukan di sini selagi gadis galak itu tertidur dan Seokjin yang baru saja pergi.

Perhatiannya tertuju pada sebuah ponsel yang ada di meja kerja itu. Ia menyeringai licik sembari meraih benda persegi tersebut. Berniat untuk bermain-main dengan barang itu, tetapi ponselnya terkunci.

"Apa ini? Tidak seru. Membuka ponselnya harus dengan eye scanner?"

Taehyung melirik ke wajah pulas Shira yang tertidur. Maka, ia memberanikan diri menarik kedua kelopak mata Shira dengan kedua jarinya dan menghadapkan layar ponsel itu ke wajah Shira untuk membuka kuncinya. Ajaibnya, gadis itu tidak bangun juga. Taehyung pun berhasil membuka kunci ponselnya.

"Apa yang akan kulakukan, ya?" Berpikir sejenak, Taehyung kemudian mengetik sebuah nomor telepon dan melakukan panggilan. Tak lama setelah itu, ponselnya bergetar. Sambil cekikikan sendiri, ia mulai memikirkan nama apa yang cocok untuk membuat Shira terkejut nantinya. Lantas, ia tulis nama kontaknya sendiri di ponsel Shira dengan nama 'NICE DICK'.

***

Mungkin, jika Shira harus menggorok lehernya sendiri karena menanggung malu, ia bersumpah setelahnya akan bergentayangan menghantui Taehyung sampai pria itu mati ketakutan. Ia melupakan kejadian bagaimana nama kontak yang memalukan itu sempat membuatnya naik pitam kemarin, sehingga dirinya harus dibuat malu hari ini karena tak ingat menghapusnya. Di saat ia sedang melakukan presentasi di rapat perusahaan dengan ponselnya, nama itu terpampang jelas di layar proyektor karena Taehyung tiba-tiba menelponnya. Seokjin yang sedang minum air sampai muncrat melihatnya.

"Rapatnya... kita tunda dulu satu jam lagi...," ujar Shira menggeram kesal.

Shira bergegas pergi ke toilet untuk menyembunyikan diri, sebab ia sekarang benar-benar malu. "Sungguh, Kim Taehyung akan kuhabisi setelah ini!"

Psychomachy - AilizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang