BAB 8

478 64 18
                                    

Free me,

From this pain I've been running from

I don't have a way back down, I'm stepping even further

Take my hand and turn me around

Free Me – Sia

----

"Jika kau bilang bahwa kau akan selalu ada di sisiku, apa itu artinya, aku bisa menaruh percaya padamu, Taehyung?"

Pertanyaan itu menghentikan pergerakan Taehyung yang hampir saja mencapai ambang pintu setelah mengantar gadis itu ke kamarnya. Seharusnya, Shira sudah tertidur pulas di atas kasurnya selepas obrolan yang mendalam malam itu. Namun, rupanya gadis itu sama sekali belum terlelap kendati malam semakin larut.

Kini, saliva Taehyung terasa mengkristal di kerongkongan. Sungguh, Taehyung bukan orang yang bisa dipercaya. Taehyung bahkan tidak percaya dengan dirinya sendiri. Lantas pertanyaan mudah itu berangsur-angsur terasa sulit untuk dijawab.  Hanya dibutuhkan salah satu dari dua jawaban mutlak semacam ya atau tidak untuk menjawab pertanyaan itu. Tetapi lidah Taehyung terasa kelu untuk menjawabnya. Taehyung hanya tak ingin mengecewakan gadis itu jika suatu saat, Taehyung ternyata mengingkari perkataannya.

Menunggu respons sang pria yang tampak ragu, Shira pun jadi bertanya-tanya tentang apa yang mungkin Taehyung pikirkan saat ini. Sayangnya, Taehyung hanya bergeming, tiada jawaban yang bisa diberikan Taehyung sebagai respons atas pertanyaan itu. Seolah menjadi isyarat bahwa tak seharusnya Shira mempertanyakan hal konyol semacam itu.

"Ah, itu... tentu saja." Taehyung pun akhirnya memilih mengiyakan saja, meski tampak ragu.

Terpampang jelas di mata Shira saat bahasa tubuh Taehyung tampak menunjukkan bahwa pria itu sedikit terbebani oleh kata-kata yang menjurus pada hal-hal yang lebih dalam dan serius ini. Pria itu bahkan tak berani berpaling menatap wajahnya.

Konyol memang. Sejak awal, hubungan ini hanya sebatas urusan bayi. Entah sejak kapan, Shira membiarkan masalah perasaan turut meruntuhkan logikanya.

Apa yang kau harapkan, Shira?

Gadis itu pun tersenyum miris sembari memejamkan matanya. "Lupakan saja Taehyung. Aku hanya sedang bercanda. Kau payah sekali."

Taehyung kontan membalik badannya untuk melihat lawan bicaranya sembari mengelus dada karena lega. "Oh? Ahahaha... aku sudah kaget, karena tadi kau terdengar sangat serius!"

Namun, gadis itu tak memberikan respons. Shira sudah tidur berbalik memunggunginya.

Aku bukanlah pria yang pantas untuk kau percaya, Shira.

Sepersekon lamanya, Taehyung masih berdiri di sana, masih memandang gadis itu dari belakang. Perlahan-lahan, matanya meneliti ke setiap inci bagian dari diri Shira. Rambut panjang nan indah milik sang gadis yang tergerai. Setiap gerak napas yang tergambar dari gerakan tubuhnya. Hingga akhirnya, lekukan tubuh sang gadis yang tanpa sengaja membuat Taehyung menelan salivanya. Sontak Taehyung memejamkan mata dan berbalik badan.

"Oh, astaga. Bekerjalah secara profesional, Taehyung!"

***

"Setelah kami evaluasi pasca radiasi, tumor di kepala Nyonya Park sudah mengecil. Jadi, kemungkinan besar, operasinya bisa dilakukan minggu depan sesuai jadwal yang sudah direncanakan," jelas Hagyeong panjang lebar sembari membaca rekam medis ibu angkat Taehyung di atas meja kerjanya. "Jadi, apa ada yang ingin kau tanyakan tentang keadaan ibumu, Taehyung?"

Psychomachy - AilizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang