BAB 6

516 63 33
                                    

Shira yang sedang sibuk di ruang kerjanya lantas bergegas pergi ke toilet ketika rasa mual itu semakin menyiksa perutnya, seolah memaksa lambungnya mengeluarkan seluruh isinya melalui mulut. Belakangan, Shira merasa kurang sehat. Dirinya kerap merasa sempoyongan dan lebih lemas dari biasanya. Belum lagi setiap pagi, Shira selalu memuntahkan sarapan yang baru disantapnya beberapa menit yang lalu seperti sekarang. Ia sungguh kehabisan tenaga karena asupan yang ia telan sekarang harus dikeluarkan sebelum sempat dicerna.

"Ya, Tuhan." Shira mengerjap lemas. "Apakah aku sudah...."

Ia mulai menghitung kalender menstruasi di ponselnya. Periodnya memang sudah berlalu sejak satu minggu, tetapi ia belum mau berharap lebih sebelum memastikannya terlebih dulu. Maka, ia pun mengeluarkan test pack yang telah ia beli sejak hari inseminasi itu dilakukan.

"Tiga minggu setelah inseminasi, dan satu minggu terlambat dari periodku biasanya. Sepertinya aku sudah bisa memastikannya dengan ini, 'kan?"

Sembari menunggu hasil, Shira tak bisa berhenti mondar-mandir. Lantas, sebelum melihat hasilnya, ia memutuskan untuk pergi ke ruang studio. Mungkin saja Taehyung sudah kembali dari acara pameran sehingga ia bisa melihat hasilnya bersama Taehyung.

Ketika Shira baru saja keluar dari toilet, Seokjin berlari menghampirinya dengan gurat wajah cemas. Napasnya saling memburu, sampai dirinya kesulitan bicara. "Shira... ada sesuatu... yang terjadi!"

"Ada apa? Katakan padaku!"

"Taehyung.... ada seorang wanita mengacaukan acara pameran... dia... mengaku ibu kandungnya Taehyung!"

Shira tersentak kaget. Setahu Shira, ibu Taehyung sedang terbaring koma dan sedang menunggu jadwal operasi tiba. "Tidak mungkin. Ibunya sedang sakit sekarang."

"Aku juga tidak tahu kebenarannya karena Taehyung hanya diam saja sejak tadi."

Seokjin pun memperlihatkan sebuah video yang beredar saat seorang wanita tua menyerang Taehyung hingga berakhir diseret oleh pihak keamanan. Taehyung hanya terdiam membisu di sana, hingga menimbulkan pertanyaan bagi siapa saja yang menyaksikan insiden itu.

"Masalahnya, sekarang sudah mulai merebak isu bahwa Taehyung telah mengacuhkan ibunya sendiri." Seokjin pun mengurut pelipisnya pening. "Sulit dipercaya, Panache selalu saja menemui masalah sejak kedatangan gembel itu, huh!"

Shira mengamati reaksi Taehyung yang tampak tidak biasa. Ia lebih terlihat seperti syok ketimbang acuh layaknya perkataan media massa. Sungguh, Shira yakin Taehyung tampak terguncang di video itu. Dalam sekejap, rasa cemas pun meliputi Shira. "Katakan, di mana dia sekarang?"

***

Shira mempercepat langkahnya menuju tempat di mana Taehyung berada. Menurut informasi yang diberikan Seokjin, Taehyung sedang berada di ruang istirahat model. Setelah sampai di sana, Shira menemukan Taehyung terduduk dengan pandangan kosong menatap dirinya sendiri di hadapan cermin. Wajahnya datar, tak berekspresi. Tak bersemangat, tak seperti dia yang biasanya

Ketika Shira mencoba melangkah mendekati Taehyung, sosok Yerim muncul dari pantry membawa dua gelas kopi di tangannya. Melihatnya membuat Shira mengurungkan niat, dan hanya mengintip dari balik pintu. Yerim pun menyodorkan segelas kopi untuk Taehyung.

"Minumlah kopi ini, Taehyung."

Bodoh. Dia tidak suka kopi!

"Te-terima kasih, Yerim."

Taehyung menatap ngeri pada segelas kopi yang dibawakan Yerim, tapi ia tetap menenggaknya. Sontak wajah Taehyung berubah masam. Matanya menyipit dan lidahnya melepeh. Kopi terlalu pahit baginya.

Psychomachy - AilizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang