00 [✓]

812 112 2
                                    

Semua perjuangan tidak akan pernah sia-sia,
Semua usaha tidak akan hilang dalam sekejap mata,
Menyerah bukanlah jalan tengah,
Semoga kamu mengerti dan lekas memahami,
Hingga saat ini kamu selalu menjadi doaku agar Tuhan menjadikanmu pelengkap mimpiku nanti.

Semua perjuangan tidak akan pernah sia-sia,Semua usaha tidak akan hilang dalam sekejap mata,Menyerah bukanlah jalan tengah,Semoga kamu mengerti dan lekas memahami,Hingga saat ini kamu selalu menjadi doaku agar Tuhan menjadikanmu pelengkap mimpiku ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Setiap orang, memiliki porsi kebahagiaannya masing-masing.” Gadis menggunakan dress berwarna biru laut, berbicara dengan kedua tangan yang asik memetik buah anggur

“Contohnya?” Dari arah belakang, seorang cowok menyahut. Di turut mengikuti setiap langkah kemana gadis itu pergi.

“Contohnya?” Gadis itu berbalik badan. Menatap cowok dihadapannya dengan linglung. "Aku gak tau."

Kekehan kecil terdengar dari cowok yang kini sedang memegang keranjang berisi anggur. “Kenapa bisa gak tau? Bukannya kamu tadi yang ngasih tau?”

Gadis itu kembali terdiam. Menatap dengan lamat seseorang yang selalu mampu membuat ribuan kupu-kupu menggelitik perutnya setiap saat. “Kata Papa, jangan terlalu terpusat dengan air mata. Sesekali lihat, berkah yang didapat saat air mata yang tak diinginkan keluar tanpa izin dari mata. Dibaliknya, pasti menyimpan sejuta kebahagiaan yang tidak akan pernah kita duga.” Ia menjeda perkataannya. Menarik sudut bibirnya keatas tanpa beban. “Nyambung gak sih, kak?”

“Nyambung kok.” Langkah cowok itu mendekat. Menerbitkan senyuman terlampau lebar. “Intinya, jangan mudah menyerah. Benar?”

“Benar. Maybe...”

Sesaat mereka terdiam, saling berpandangan kemudian tertawa bersama. Cowok itu, Sadewa, meraih tangan Meeira dan menggenggamnya erat. Meletakkan keranjang berisi anggur yang sebelumnya ia bawa, dimeja taman.

“Sebentar lagi hari ulang tahun kamu, kan? Kamu mau hadiah apa?”

Pertanyaan yang dilontarkan Sadewa, sukses membuat gadis kecil itu terdiam bingung. Matanya melirik keatas, berpikir ingin dibelikkan hadiah apa untuk merayakan ulang tahunnya yang sebentar lagi tiba.

“Apa ya kak?” Cicitnya pelan. Semakin tidak bisa berpikir. Padahal yang ia inginkan banyak. Tetapi sangking banyaknya yang ia inginkan, gadis itu sampai sulit untuk memilih yang mana.

Bibir Sadewa terangkat kecil. Menikmati ekspresi wajah gadis didepannya yang sedang kebingungan. “Apa aja. Aku usahain apa yang kamu mau, aku kasih.”

“Serius?”

Mengangguk dengan yakin, Sadewa menyelipkan beberapa helai anak rambut Meeira ke telinga. Memberikan senyuman paling tulus kepada seseorang yang sudah menerimanya dengan tulus. “Iya.”

“Kalau gitu..” Meeira terdiam. Pipinya bersemu, semakin mengeratkan genggaman tangannya ditangan Sadewa. Menundukkan pandangan karena terlalu malu untuk berujar. “Aku mau kakak sama-sama terus bareng aku. Bisa?” Pandangan Meeira tersirat akan permohonan. Terdapat ketakutan juga yang tersimpan dari pancaran matanya.

Sudut bibir Sadewa semakin meninggi. Terkekeh perlahan karena merasakan jantungnya yang kembali berdetak dengan kecepatan tinggi. Selalu seperti ini jika dirinya bersama gadis mungil didepannya.

“Bahkan sebelum kamu minta, aku akan tetap disisi kamu. Nemenin kamu tangisin Clup, belikan kamu jajanan, nemenin kamu nonton film kartun, nemenin kamu kalau kamu lagi ketakutan karena dengar suara petir, sebelum kamu minta, aku akan tetap ngelakuin itu, Ra.”

Mata Meeira berkaca. Antara terharu atau malu, intinya, lelaki didepannya memang selalu berhasil mengaduk emosi serta perasaannya. Membuatnya terus saja tersenyum hanya karena genggaman tangan singkat. Membuatnya mampu tidak bisa tidur semalam hanya karena diberikan senyuman tulus milik lelaki itu. Rasanya, Meeira hampir gila karena Sadewa.

“Tau gak, Ra? Dulu aku pernah minta Tuhan datangkan malaikat untuk aku. Aku minta ke tuhan, semoga malaikat itu cantik, baik, sifat dan sikapnya sebelah-duabelas kayak mama, malaikat yang mau mengajak aku berubah, malaikat yang bisa mengajari aku tanpa aku merasa direndahkan, malaikat yang selalu membuat aku mampu tersenyum hanya karena melihat senyumannya,” Sadewa menghentikan ucapannya, memilih menatap mata indah Meeira yang selalu membuatnya terpesona. “Dan Tuhan mendatangkan malaikat yang aku minta, melalui kamu.”

Matanya tersorot serius. Menatap dalam Meeira seolah menunjukkan kepada gadis itu betapa berartinya dia untuk Sadewa. Tak pernah sekalipun terucapkan dari mulut Sadewa kata-kata cinta. Tetapi Meeira tau, walau tidak pernah mengatakannya sekalipun, Sadewa menyiratkan rasa cinta dan sayangnya melalui tindakan.

Dimana lelaki itu selalu mau menemaninya, menerima segala kerandomannya, tidak mengeluh jika dirinya berbuat ulah, selalu menegur dirinya dengan lembut jika Meeira melakukan kesalahan. Apapun yang Sadewa lakukan, selalu membuat jantung Meeira berdetak dengan cepat. Sadewa memang tidak baik untuk kesehatan jantung Meeira.

“Aku janji, Ra, sampai kapanpun, aku akan selalu sama kamu, disamping kamu sambil genggam erat tangan kamu. Aku janji, akan selalu buat kamu tersenyum setiap hari, membuat kamu menjadi perempuan paling bahagia di dunia ini. Memang, aku tidak akan memberikan kamu kemewahan, tetapi dengan kesederhanaan dan perasaan tulus aku untuk kamu, aku yakin, kita bisa bersama di masa depan nanti.”

Kembali perkataan Sadewa semakin membuat jantung Meeira tak aman. Senyumnya semakin mengembang lebar. Matanya ikutan tersenyum menunjukkan sang pemilik sedang sangat bersuka cita.

“Bisa aku pegang janji kakak?” Tanya Meeira, sedikit menambah nada bercanda.

Sadewa mengangguk yakin. “Kamu bisa pegang janji aku.”

Meeira tersenyum. Mendekatkan diri kearah Sadewa dan memeluk lelaki itu dengan sangat erat. Menumpahkan segala perasaan yang semakin hari semakin bertambah hingga melampaui kapasitas.

Sadewa menerima pelukan itu dengan senang hati. Mengucapkan janji dengan yakin tanpa tau apa yang akan terjadi kemudian hari. Ia tak memikirkan hal itu. Saat ini, Sadewa hanya ingin menghabiskan waktunya bersama Meeira, gadis yang sudah dengan lancang mengobrak-abrik perasaannya, yang sebelumnya sudah kacau semakin bertambah kacau karena terlalu gila menerima serangan pesonanya.


•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Sekian untuk hari ini. Rencana aku sih nanti malam akan up lagi, tapi ga tau juga ya, tergantung mood gue sebenernya. Hehe.

See u<3

SadewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang