Lalu, apa makna ikatan sekarang? Tatkala langit Bandung hantam senandung cinta yang mendung. Semua terasa semu dimata, nyatanya frasa yang ada hanya terpentas sebagai pelengkap saja.
Bandung, tolong tuntun jalan si atma penaung tuk dapatkan si pengagum rinai mendung.
Irama detakan jantung Meeira kian menggebu. Beberapakali dirinya memastikan suara yang begitu tak asing di telinganya. Sembari menyembunyikan diri dibalik tembok anakan tangga, suara itu kembali terdengar, menyapa semua orang yang ada disana dengan begitu ramah.
Suara berat yang dulunya selalu menghantarkannya menemui ketenangan. Di untai dengan kata-kata halus yang membawanya pada bayang-bayang indah merdu. Suara itu, yang selalu mampu menjadi tujuannya dikala terlalu lelah dengan permainan rindu. Dan sepertinya, hingga detik ini, suara itu tetap menjadi candu.
Tidak! Meeira buru-buru tersadar. Berusaha membangunkan dirinya dari bayangan masa lalu yang begitu menyenangkan, dengan akhir yang begitu menyedihkan.
Dengan terburu, Meeira segera kembali menuju kamar disaat mendengar suara langkah kaki kian mendekat. Segera mengunci rapat pintu yang menjadi salah satu akses untuk masuk, sembari bersandar pada tembok dingin dan meratapi apa yang terjadi.
Meeira tidak menyangka, dirinya kembali dipertemukan dengan seorang pemberi luka disaat-saat seperti ini. Seharusnya ia sudah menduga, untuk beberapa saat kehidupannya terasa begitu mudah. Terasa begitu damai, walaupun sesekali dirinya menangis akibat kembali teringat dengan luka yang hampir sembuh.
Dengan keputusannya yang memilih untuk kembali, seharusnya Meeira juga harus sudah bersiap menerima kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Seperti saat ini, seseorang itu kembali mampir kedalam lingkaran kehidupannya, tanpa mampu untuk ia cegah dan ia usir. Meeira merasa terlalu rapuh untuk kembali bersitatap dengan mata yang dulunya selalu menyorot sayu. Dirinya terlalu khawatir akan kembali terlena oleh kedalaman mata yang sulit untuk ia menepi.
Untuk kesekian kalinya, Meeira mengaku kalah telak dengan permainan takdir. Yang dirinya pikir sudah mampu menghadapi semuanya dengan berani, tanpa harus kembali melangkah mundur karena takut akan kegagalan lagi. Nyatanya, hanya mendengar dari suaranya saja hati Meeira teriris pilu. Jauh dalam hatinya yang sudah terkubur trauma, ia merasa rindu. Sangat amat rindu.
Namun, egonya yang sudah begitu kokoh terbangun berusaha menyadarkan Meeira kembali. Tidak ada kata rindu, yang ada hanya retakan puing-puing hati yang sudah hancur. Tidak ada lagi rasa mendamba, yang tersisa hanya rasa sakit yang semakin menusuk hingga ke sukma.
“Ra, kamu di dalam?” Suara ketukan pintu diiringi dengan panggilan Cakra, menyadarkan Meeira yang hampir menangis.
“Iya, a'. Kenapa? Butuh sesuatu?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadewa
Teen FictionSadewa Anshari Bagaskara. Si tampan tapi menyeramkan. Seorang leader dari geng motor yang terkenal karena aksi mereka membantu sesama, Aether. Dingin saat siang, liar saat malam. Itulah Sadewa. Tidak pernah terlihat tersenyum apalagi tertawa. Semua...