Chapter 13

2.3K 221 31
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.


.
.


warning...
typo bertebaran...

Revisi setelah selesai FF nya

selamat membaca ya...
.
.
.
.
"Tentu saja mungkin. Kita hanya perlu menikah."
.
.
.
.
.
"M..m..menikah?" tanya Xiao Zhan terbata - bata, merasa bersyukur saat ini ia sedang duduk karena tiba - tiba aliran oksigen menuju otaknya berhenti. Ia pasti salah mengerti.

"Kau tidak bermaksud kita berdua....kau dan aku... kita harus menikah?"

"Biasanya memang begitu caranya," kata Yibo acuh tak acuh, tulang rahangnya tampak tegang seolah - olah terpahat dari baja.

"Seingatku, itu prosedur yang cukup sederhana. Kita berdiri di depan hakim atau pendeta dan berjanji saling mencintai, menghormati dan menghargai satu sama lain. Sesudah itu kita......"

"Aku ingat bagaimana jalannya." potong Xiao Zhan ketus, marah dan gugup karena terkejut. Apakah Yibo benar - benar mengira ia telah lupa mereka pernah bertukar janji dua belas tahun lalu? Bahwa Yibo pernah bersumpah mencintainya untuk selamanya? Emosi bergejolak dalam diri Xiao Zhan.

Kerongkongannya semakin lama semakin tegang. Sialan, jangan sekarang. Ia berusaha menahan keluarnya air mata yang sudah mengaburkan pandangannya dan menyesali emosinya yang cepat meluap sejak hamil.

Hal terakhir yang diinginkannya adalah menangis dihadapan Yibo. Tapi mengingat kejutan - kejutan yang dijatuhkan pria itu kepadanya..... pertama bahwa dialah ayah bayinya, lalu sekarang... tawaran dinginnya tentang menikah.... Xiao Zhan merasa takut...tiba - tiba ia mulai tersedu menangis.

Berjalan dengan tertatih - tatih, ia bergegas melintasi ruangan untuk berdiri di depan jendela yang menghadap kebun.

Ia menghirup napas dalam - dalam dan berusaha untuk tenang sambil melihat bunga mawar putih yang merupakan bunga favoritnya, deret demi deret, diterangi cahaya dari lampu - lampu yang dipasang disekitarnya.

Biasanya hanya dengan memandang kebun bunga saja, hati Xiao Zhan merasa tenang. Tapi sekarang, bahkan keindahan kebun itupun gagal menghentikan nada dingin dari kata - kata Yibo yang bergema di kepalanya.

Xiao Zhan tidak bisa melupakan saat terakhir Yibo melamarnya....

Tatapan nya yang mesra ketika pria itu memeluknya dan menyatakan cinta padanya serta meminta dirinya untuk menjadi istrinya secara sah.

"Kalau begitu kau juga ingat bahwa seluruh prosedur pernikahan itu berjalan cukup singkat dan tidak terlalu melelahkan. Kalau besok kita mengajukan surat permohonan untuk menikah, kita bisa menikah akhir minggu ini."

Xiao Zhan berbalik dengan tiba - tiba. Yibo berdiri begitu dekat, sehingga bahunya yang lebar mempersempit pandangan Xiao Zhan yang tertuju pada kemeja putih yang menutupi dadanya yang mengesankan itu. Aroma tubuh pria itu memenuhi rongga hidungnya. Xiao Zhan dapat melihat dengan jelas denyut nadi di leher Yibo.

LOVING YOU | Yizhan (MPREG) | SlowupWhere stories live. Discover now