Chapter 9

1.9K 235 9
                                    

warning

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
warning...
typo bertebaran...

Revisi setelah selesai FF nya

selamat membaca ya...
.
.
.
.
"Jangan bergerak," perintah Wang Yibo, sambil menahan bahu Xiao Zhan dengan tangannya.

"Ambulans sedang dalam perjalanan kesini dan Xuan Lu akan menemui kita di rumah sakit."

"Apa?" Xiao Zhan menepis tangan Wang Yibo, lalu duduk.
.
.
.
.
.
"Kau dapat membatalkan ambulance-nya, dan tolong katakan pada bibiku, dia tidak perlu kemana mana, karena aku tidak akan kerumah sakit."

"Kau akan kesana."

"Pikirkan sekali lagi Mr. Wang. Tak seorangpun yang bisa menyuruhku apa yang harus aku lakukan, apalagi kau." Xiao Zhan menurunkan tubuhnya ke posisi setengah duduk lalu menarik napas untuk menenangkan diri.

"Dengar Yibo, aku menghargai kekhawatiranmu, tetapi tidak ada apa - apa dengan diriku. Aku baik - baik saja."

"Sama sekali tidak!" tangan Yibo mengepal di sisi tubuh, ia memandang Xiao Zhan.

"Menurutmu muntah - muntah dan jatuh pingsan itu tidak ada apa - apa?"

"Bukan begitu. Menurutku itu hanya resiko kehamilan." jelas Xiao Zhan.

Wang Yibo menatap Xiao Zhan dengan waspada seolah - olah ia makhluk luar angkasa dan Wang Yibo tak tahu cara menghadapinya.

Ya Tuhan ia tampak berantakan. Xiao Zhan menyadarinya.

Wang Yibo sangat mirip dengan calon bapak seperti yang pernah dilihatnya, dari kulitnya yang pucat, hingga mata penuh kepanikan dan rambut seolah - olah disisir dengan penggaruk.

Pada kehamilannya terdahulu, Xiao Zhan tak dapat mengingat apakah Yibo begitu terguncang.

Bukannya ia tak memperhatikan hal itu, hanya saja Xiao Zhan pada saat itu terlalu sibuk.

Mula - mula berusaha meyakinkan Yibo bahwa mereka harus kawin lari kemudian berusaha berdamai dengan ayahnya.

Namun, pria malang itu jelas terguncang sekarang pikir Xiao Zhan, senyum senang terukir di bibir serta wajahnya yang manis.

"Aku senang kau pikir ini lucu," kata Wang Yibo ketus dan menyisirkan kepalan tinjunya pada rambutnya yang sudah kusut.

"Kau membuatku ketakutan!"

"Maaf" gumam Xiao Zhan, namun ia tidak sungguh - sungguh bisa membuat dirinya merasa menyesal.

Tidak ketika jantungnya masih tetap berdetak cepat karena menyadari bahwa Wang Yibo benar - benar mengkhawatirkan dirinya.

"Sungguh. Aku betul - betul menyesal membuatmu khawatir. Tetapi tolong, jangan ada ambulance. Percayalah, aku baik - baik saja.

Wang Yibo memasukkan tangan ke dalam sakunya dan menarik napas dalam - dalam.

LOVING YOU | Yizhan (MPREG) | SlowupWhere stories live. Discover now