4

26 7 0
                                    

Dua minggu kemudian, Adel berangkat sendiri ke Amerika untuk memulai pendidikannya.. sebelum beragkat ia terlebih dulu pamit pada ayahnya

"pa, Adel pergi dulu ya.. sesuai permintaan papa waktu itu, Adel janji.. Adel pasti bisa jadi anak yang sukses pa" ucapnya

"papa harus janji, saat Adel kembali nanti, papa sudah harus sembuh.. Adel nggak punya siapa-siapa lagi selain papa" ucapnya lagi..

Kemudian ia segera bersiap untuk ke bandara, hanya diantar oleh supirnya yang baru..

"maaf, adik Adelia Cassandra?" Tanya seseorang menghampirinya begitu ia hendak masuk ke bandara

"iya, bapak siapa ya?" tanyanya

"perkenalkan, saya Dodi. Saya teman seprofesi ayah mu nak. Ada hal penting yang harus saya sampaikan"

"sekarang pak? Tapi saya harus berangkat sebentar lagi." ucapnya takut

"semua sudah saya atur, jadi bisa kita bicara sebentar.?"

"baiklah" jawabnya

Kemudian mereka memutuskan untuk berbincang di sebuah restoran tak jauh dari bandara

"jadi ada apa ya pak?"

"to the point sekali, persis seperti ayahmu.." ucapnya bercanda yang dibalas tatapan tak suka dari Adel

"begini nak, sebelumnya saya ingin memberikan ini padamu. Ucapnya memberi sebuah amplop"

"apa ini pak?"

"ini adalah seluruh aset milik pak Andre yang sudah diberikan kepadamu"

"hah? Maksud bapak?"

"ini adalah seluruh harta milik papamu, dan semua ini sudah atas namamu sekarang.. karena sesuai pesan beliau saat kamu akan berangkat ke Amerika, otomatis semua ini menjadi milikmu, sebagai bekal hidupmu disana" jelasnya

"tapi,,, bagaiamana bisa pak?" tanyanya heran

"papamu jelas tahu bagaimana keluarganya nak.. papamu hanya tidak ingin kamu menderita karena nenek dan ommu itu.. lalu sejak jauh-jauh hari ia sudah menyiapkan semuanya"

"tapi jika semua diberikan pada saya. bagaimana dengan pengobatan papaku pak?" tanyanya khawatir

"kamu tidak perlu memikirkan itu, semua itu sudah ada yang mengatur, jadi kamu tidak perluu keluar biaya apa-apa untuk pengobatan papamu" terangnya

"baiklah kalau begitu, terimakasih banyak om" ucapnnya tak formal lagi

"sama-sama nak, buatlah papamu bangga dengan keberhasilanmu nantinya."

"amin.. aku titip papa ya Om"

"iya, tentu" ucapnya sambil tersenyum

Tiba-tiba ia mendapat sebuah pesan baru di hpnya

From: my Ronaldo

Dear Adelia. maaf untuk semuanya.. aku harap kamu bahagia dengan kehidupanmu yang baru.. aku yakin kamu pasti bisa

Adel hanya diam setelah membaca pesan itu. segera ia menghapusnya kemudian berjalan menuju pesawatnya.. Menyimpan air matanya sebisa mungkin.. serta menyimpan semua luka sedalam mungkin.

Kemudian Adel segera masuk dan berangkat sesuai dengan tiket baru yang telah disediakan Dodi sebelumnya..

Setalah menghabiskan beberapa jam dalam perjalanan, akhirnya Adel telah sampai di Amerika...

Adel segera menuju asrama dari universitas yang akan menjadi kampusnya. Adel memang memilih tinggal di Asrama karena kampus memang menyediakan. Dengan segera ia menyusun barang-barangnya setelah mendapat kamar untuknya.

Waktu berjalan begitu cepat, hari-hari terus berjalan dan berlanjut.. Adel sudah tinggal disini 6 bulan lamanya. Setiap haris dia akan menanyakan kabar papanya kepada om Dodi. Setiap Adel bertanya pada nenek atau omnya mereka pasti tidak akan membalas atau mengangkat saat Adel menelpon. 

Sehingga tiap malam, adel hanya bisa mengamati foto dirinya dan sang ayah untuk mengobati rasa rindunya pada sosok papaku itu..

THE BEST FOR METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang