Jam menunjukkan pukul 18.00 dan adzan Maghrib pun telah berkumandang 5 menit yang lalu, Gus arsay baru saja sampai di kediaman nya setelah mengantarkan wulandari.
"Assalamualaikum" salamku
"Waalaikumsalam" Jawa umi yang tengah duduk di ruang tengah."Dari mana saja mas?" Tanya umi
"Itu umi habis beli keperluan pondok terus nganterin Wulan pulang" jawabku seraya menyalimi umi"Kok bisa sama Wulan?" Tanya umi syok
"Lihat ini umi!"
Gus arsya menunjukkan rekaman beberapa jam yang lalu kepada umi."Astaghfirullah, bagaimana ini bisa terjadi mas?" Tanya umi dengan suara bergetar
"Itu calon suami Wulan, umi""Kasihan Wulan mas padahal dia anaknya baik, lemah lembut, dan satu lagi dia menantu idaman umi" umi menjeda perkataanya "jika saja kamu mau dari dulu umi akan jodohkan kamu dengan Wulan" lanjut umi dengan sedih.
"Tenang saja umi, jika Wulan jodoh Arsya cepat atau lambat kita akan bersama" ucapku meyakinkan umi.
"Yasudah kalau begitu Arsya ke atas dulu ya umi, mau bersih-bersih terus sholat Maghrib"
"Iya mas"Setelah perbincangan yang cukup panjang dengan umi, Gus arsay berjalan menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua itu.
'assalamualaikum warohmahtullah hiwabarakatu' 2×
'ya Allah yang maha pengampun ampunilah dosa hamba dan dosa kedua orang tua hamba.
Ya Allah berikanlah hidayah-MU untuk hamba yang haus akan ilmu.
Ya Allah jadikanlah wulandari jodohku, penyempurna imanku, bidadari surgaku, berikan yang terbaik untuk hidupku ya allah. Ya Allah ya Rabbi engkaulah Tuhan yang membolak-balik kan hati, berikanlah hamba kesabaran menghadapi ujianmu, berarti kan hamba lapang dada jika yang ku harapkan tidak engkau ridhoi.
Hanya kepadamu hamba memohon, dan hanya padamu lah hamba meminta pertolongan. Ya Allah ya Rabbi kabulkanlah doa hamba. robbana atina fidunya Hasanah wafilahirati Hasanah wakina addabanar amin amin amin ya rabbal Al-Amin.'Setelah melaksanakan sholat hati Gus arsaya terasa lebih tenang.
Arsya POV
Hari Minggu pagi seperti biasa kegiatan sekolah di ponpes libur, hanya ada kerja bakti bagi seluruh santriwan dan santriwati.
Ada yang mendapat tugas membersihkan halam, taman belakang, kebun, dan ada juga yang membersihkan ndalem.
Kebetulan yang mendapat tugas membersihkan ndalem adalah santriwati dari kamar B167 anak didik ustadzah Izzah.
Info
Nabilazzah Najwa atau yang kerap dipanggil dengan sebutan ustadzah izzah itu adalah salah satu orang yang pernah jatuh hati dengan pangeran pesantren, siapa lagi kalau bukan Gus arsay.
Sampai pernah suatu ketika ustadzah Izzah membawa kedua orang tuanya ke pondok pesantren untuk melamar Gus arsay untuk dirinya.
Entahlah mungkin manusia satu ini tidak memiliki urat malu. Dimana harga dirinya? Bagaimana tanggapan Gus arsay? Apakah di terima? Tentu saja tidak.
Mana mau Gus arsaya menerima perempuan yang rela menurunkan martabatnya hanya demi seorang laki-laki.
Jadi sampai saat ini ustadzah Izzah masih berambisi untuk mendapatkan Gus Arsya bagaimanapun caranya.
Back topik!!!
Wulandari POV
Hari ini aku berniatan untuk datang ke pondok pesantren, untuk mengucapkan terimakasih kepada Gus Arsya atas pertolongan nya kemarin.
Wulan bersiap-siap untuk datang ke pondok dengan setelan busana berwarna merah marun dengan hijab yang senada,
Dia terlihat lebih dewasa dan anggun.Senyumnya tidak pernah luntur dari wajah cantiknya, meski banyak masalah yang dia hadapi saat ini.
Tetapi entah kenapa saat ini dia hanya ingin ke pesantren hanya ingin melihat senyum Gus arsya.
Wulan merasa aneh dengan dirinya setiap kali teringat Gus arsya. Otak mencoba untuk menolak namun hati menginginkan itu.
Dan setiap kali mengingat perlakuan Gus arsya kepadanya wulan merasa ada ribuan kupu-kupu terbang didalam perutnya entahlah aneh memang.
Apa mungkin Wulan mencintai Gus arsya?
Tidak, tidak, tidak mungkin dirinya mencintai orang yang jelas-jelas beda derajat dengan-nya.Tetapi semua kembali kepada Allah Wulan hanya pasrah kepada nya, bahwa dirinya tercipta untuk siapa.
Tepat pukul 06.00 Wulan berangkat dari rumah, tentu saja setelah mendapatkan ijin dari ummahnya.
Wulan berangkat ke ponpes menaiki taksi. Setelah satu jam perjalanan akhirnya Wulan sampai di depan pintu gerbang ponpes yang dipenuhi oleh santriwan yang tengah kerja bakti.
"Assalamualaikum" salam seorang akang²
"Waalaikumsalam" jawabku dengan menundukkan kepala
"Mbk mau cari siapa ya?" Tanyanya sopan
"Saya mau bertemu Bu nyai" kataku masih dengan menundukkan kepala.
"Yasudah kalau begitu silahkan masuk mbk"
"Mangga terima kasih assalamualaikum"
"Nggh sama-sama waalaikumsalam"****
Sesampainya di depan pintu ndalem
Wulan bertemu dengan salah satu temannya dulu waktu masih di pondok, lebih tepatnya teman sekamar."Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam Wulan??" Jawab dan tanya gadis bercadar hitam yang ada dihadapannya.
"Subhanallah Raffa?" Bukanya menjawab justru Wulan bertanya balik."Iya aku raffa, apa kabar kamu Wulan? Kenapa ga balik lagi? Kamu ga kangen ya sama aku?" Tanya Raffa melow.
"Alhamdulillah kabar aku baik, aku ga balik karena insyaallah aku akan menikah, kangen, kangen banget malah" jawabku dari semua pertanyaan yang diajukan raffa, dan tidak lupa kuberi dengan senyum yang termanis yang aku punya.
Dilain tempat tetapi di waktu yang sama ada seseorang yang tengah berdiri di depan pintu ruang tengah yang memperlihatkan dua orang gadis yang tengah berbincang dengan satu gadis yang menghadap kepadanya, namun tidak menatap nya.
Disaat melihat gadis berbaju maroon sedang tersenyum dan memperlihatkan lesung di pipinya, pria bertubuh tinggi memakai baju kokoh putih dan berpeci hitam itu menarik ujung bibirnya ke atas, sehingga menghasilkan senyum yang dapat membuat siapapun yang melihatnya pasti akan jatuh ke pesonanya.
Namun senyum itu tidak lama karena ada seorang wanita yang tengah memanggilnya dari belakang, wanita yang memanggilnya adalah ustadzah Izzah yang sudah datang 10 menit sebelum kedatangan wulan.
"Gus arsya" panggilnya dengan nada selembut mungkin
"Ehh i-iya" tanya Gus Arsya gugup
"Tidak baik melihat yang bukan mahramnya seperti itu" nasihat ustadzah Izzah."Apa bedanya dengan anda yang melihat saya seperti ini" Gus arsya membalikkan omongan ustadzah satu ini, walaupun Gus arsya tidak melihat ustadzah Izzah tetapi dia tau jika sedari tadi ustadzah Izzah melihatnya terus.
"Emmm ma-af saya permisi" setelah mengucapkan kalimat terakhir ustadzah Izzah pergi dari hadapan Gus arsya dengan cepat dan tentu saja gugup.
Maaf kalo ada taypo
Penasaran ga sama part berikutnya?
Jan lupa vote dan komen juga pastinya.Terimakasih sudah membaca
Assalamualaikum 👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Allah (Slow Update)
Teen FictionManusia hanya bisa berencana, tetapi jika Allah tidak berkehendak maka tidak akan pernah terjadi.