|merasa paling penting|

3 3 0
                                    

Hari ini adalah hari ujian nasional terakhir,tetapi rasanya sangat menyedihkan. Semua siswa sepertinya sudah mengikuti ujiannya sedangkan aku? Masih menunggu ayahku datang dari pasar untuk mengantarkan ku. Kurasa aku tidak akan tamat SD karena ayahku tidak datang,tetapi siapa sangka kepala sekolah pak Marbun menyuruh satpam untuk menjemputku ke sekolah. Aku senang karena akhirnya aku bisa ikut ujian akhir.
Saat pulang sekolah ibu Silitonga wali kelasku sekaligus istri dari kepala sekolah menyuruhku ke ruangannya.
"Kenapa hari ini kamu bisa terlambat bahkan satpam yang menjemput mu?!". Bu Silitonga bertanya,aku hanya bisa menunduk dan mengarang.
"Ayahku sibuk bekerja, mungkin dia tertidur di tempat kerjanya!".
"Ibu kasihan padamu,kau pintar di matematika,kau juga murid kesayangan ibu, tetapi haru mengalami hal seperti ini, jam pulang sekolah sudah 2 jam lalu,apakah ayahmu juga tidak akan menjemput mu?". Saat itu aku khawatir bahwa ayahku tidak akan menjemput ku,aku hampir di antar oleh pak Marbun tetapi tepat waktu ayahku langsung menjemput ku. Padahal satu langkah lagi aku menaiki mobilnya.

Di rumah.

Aku marah pada ayah dan berteriak pada saat pulang di rumah.
"Katakan! Dimana bapakku? Saat aku,anaknya sendiri membutuhkan nya! Aku hampir saja tidak bisa mengikuti ujian akhir! Aku ujian sendirian di kantor! Aku malu saat guru olahgara mengolok diriku dan mengatakan bahwa aku baru menikah makanya telat datang! Pakk!! Cukup mabuknya! Aku lelah!". Setelah itu aku masuk ke kamar dan terus menangis. Ya,ayahku seorang pemabuk yaitu peminum tuak, hanya orang Batak yang sering mengalami hal ini, tetapi semenjak kejadian itu aku benar-benar membenci ayahku.

|My Diary| [SELESAI]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang