|tidak berhak menentukan pilihan|

3 2 0
                                    

Pendaftaran sekolah telah dibuka. Aku memilih ke SMPN 8 Pekanbaru tetapi ayah memaksaku ke SMPN 21 PEKANBARU karena sangat dekat dengan rumah. Fera masuk ke SMPN 21 dan akhirnya aku juga masuk SMPN 21 walaupun aku tidak menginginkan nya.

SMPN 21 PEKANBARU.

Saat pembagian kelas,semua siswa baru berkumpul di lapangan, aku melihat ada putri teman SD ku, dia berbaris dibelakang ku karena tidak memiliki teman, sejujurnya aku benci dia berada di samping ku tetapi saat itu dia tidak punya teman. Satu persatu teman baruku berpisah denganku. Pertama Fera,dia di kelas 7,2. Kemudian monita di kelas 7,3. Aku trauma soal absen karena waktu kelas 5,namaku di absen tidak pernah disebut dan itu membuatku takut. Tiba saatnya akhirnya namaku dipanggil dan gabung di kelas 7,4. Aku berpisah dengan putri dan itu membuatku sedikit tenang. Putri dan Aisyah masuk ke kelas 7,8.

Saat memasuki kelas,semuanya sudah memiliki teman sebangku dan aku duduk di depan bersama cewek bernama Tri. Aku belum terbiasa karena di sekolah itu hanya aku yang menggunakan rok pendek dan belum terbiasa bersekolah dengan orang yang berbeda agama. Satu persatu aku mengenal teman sekelas. Awalnya aku takut akan Pembullyan,tetapi dengan berjalannya waktu,aku bersahabat dengan Tri yang dipanggil Teri. Akrab dengannya membuatku tenang dan tidak takut pembulyan.

Yang beragama Kristen di kelas 7,4 ada 5 orang, 3 cewek yaitu aku, Sasa dan Vina mereka adalah sahabat dari SD. Dan 2 lelaki yaitu Roy dan Kristian.
Saat pelajaran Agama islam, non muslim keluar dari kelas. Di sebuah taman kami bergosip.
"Shin! Kemaren kan waktu aku,Sasa sama elfa ke rumah Tri, kata elfa rumah si Tri papan,trus katanya Tri miskin,kan Tri terkenal kaya di kelas tapi kata elfa rumahnya papan". Ujar Vina.
"Iya loh Shin, kata elfa kek gitu ke kami, kau kan akrab sama Tri makanya kami cerita ke kau,tapi jangan bilang ke Tri ya! Nanti sakit hati dia". Sasa menyakinkan
"Masa iya si elfa bilang kek gitu? Tapi yaudahlah bodo amat wkwkwk". Aku kemudian langsung pergi ke kelas.

Saat di kelas aku melihat Tri duduk dan aku mencoba mengatakan padanya.
"Tri! Kata Sasa sama Vina tadi, si elfa bilang rumahmu papan!".  Tri cuman diam dan aku pun pergi ke kantin dengan Vira bendahara kelas.

Aku tahu bahwa Tri sedang berantam dengan elfa,aku gak bermaksud buat manas-manasin hanya saja aku tidak mau menggosipi tentang sahabat dan itu tentang keburukannya. Tri itu orang kaya makanya aku terkejut waktu Vina bercerita bahwa elfa melihat rumah Tri  papan. Sejujurnya aku tidak mau ikut campur hanya saja Tri sahabat ku, setiap pulang sekolah Tri selalu ke rumahku dan bermain. Dan aku tidak bisa menggosip tentang keburukan teman.

|My Diary| [SELESAI]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang