|pernahkah aku dianggap?|

4 2 0
                                    

Hari ini adalah hari pembabtisan kakakku di gereja. Di rumah benar-benar sangat sibuk karena mempersiapkan acara untuk merayakannya.
Hingga akhirnya kakakku pulang dari gereja,keluarga besar berkumpul di rumahku dan membuat jamuan makanan. Kembali lagi rasa terkucilkan dalam diriku. Pada saat makan,aku makan di dapur sendirian,tidak ada tempat duduk bagiku diantara keluarga, aku hanya sebuah pembantu yang menyiapkan segalanya dan datang jika dibutuhkan. Aku melihat ke arah ibuku yang menawarkan lauk pada adik-adik ku dan kakakku, seketika aku sadar aku bukanlah siapa-siapa,mereka berkumpul dan saling tertawa layaknya keluarga,sedangkan aku duduk dan makan bersama tanteku,hingga aku tersadar bahwa masih ada yang peduli denganku. Tante menawarkan lauk padaku layaknya seorang ibu,aku kemudian sadar dari naunganku.

Waktunya acara pemberian nasehat. Satu keluarga besar berkumpul dan mengatakan kejujuran mereka. Aku diluar teras hanya bisa mendengarkan,tiba giliran aku yang mengeluarkan kejujuran,tetapi aku tidak berbicara,aku hanya mengatakan bahwa tidak ada yang ingin aku katakan,semuanya sudah terwakilkan. Seketika semua acara selesai dan keluarga kembali ke rumah masing-masing.

Di malam itu aku nangis tanpa suara sambil berdoa.
"Tuhan, kurasa perjuangan hidupku sampai disini,aku bisa merasakannya, perlahan-lahan semuanya menghilang dan aku sudah sadar,saatnya aku berubah".

Aku tidak bisa tidur saat malam itu, pada saat pagi,aku dipaksa bangun dan mengantar kakakku ke sekolah. Di jalan,aku kedinginan bahkan aku juga lelah karena acara semalam, tetapi kurasa tidak ada sandaran bagiku makanya aku tetap melakukan kegiatan dengan keras.

|My Diary| [SELESAI]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang