Jeno sedang duduk di bangkunya yang berada di barisan tengah, ia tampak sedang serius mengerjakan tugas dari sang guru yang kebetulan tidak bisa hadir sehingga kini dikelasnya sedang jam kosong. Sedangkan teman-teman sekelasnya yang lain ada yang mengerjakan tugas, mengobrol, atau sekedar bermain-main.
"Shit!!"
Jeno mengumpat saat tak sengaja jarinya berdarah karena pisau cutter yang ia gunakan untuk menyerut pensil yang ia gunakan.
"Gwenchana?"
Jeno terdiam saat Mark tiba-tiba datang dan menghisap darah yang keluar dari jemarinya, jantungnya berdegup kencang saat Mark menatapnya masih sambil menghisap darah di luka jarinya mengabaikan tatapan tidak suka beberapa orang yang ada dikelas mereka.
"Markeu-ya!"
Mark melepaskan hisapannya dan menatap kearah pintu kelas, disana Park Jihoon dari kelas sebelah sedang berdiri sambil tersenyum dan memberi gestur agar Mark mendekat. Mark tersenyum lantas segera menghampiri Jihoon dan keduanya tampak pergi entah kemana. Jeno merasa kesal dengan perlakuan Mark yang seenaknya, selalu saja seperti ini.
Mark seolah-olah membawanya terbang tinggi ke angkasa lalu menjatuhkan nya sampai ke dasar bumi, Mark akan selalu menemani nya namun pergi begitu saja meninggalkan nya. Jeno merasa sakit saat Mark mengabaikan dirinya dan fokusnya teralihkan pada orang lain.
Jeno pikir Mark menyukainya, tapi nyatanya?
Nyatanya Jeno lah yang menyukai Mark lebih dahulu dan sialnya pemuda bermata sabit itu hanya bisa menghela nafasnya lalu bangkit dan pergi menuju kamar mandi untuk mencuci muka, setidaknya menyegarkan diri dari pemandangan tadi.
"Ck kasian sekali, Lee Jeno"
-00-
Bel istirahat sudah berbunyi, Jeno memutuskan untuk membeli sebuah roti serta sekaleng soda dan memakannya di lapangan indoor sekolah sambil memperhatikan team Sepak bola yang sedang berlatih. Lagipula ia terlalu malas jika harus bertemu dengan Mark, rasanya ia masih sebal dengan perlakuan Mark yang terkesan abu-abu padanya.
"Jeno-ya!!"
Jeno menoleh dan menatap orang yang kini duduk disebelahnya dengan tatapan datar, moodnya semakin buruk saat orang yang ia pikirkan malah kembali menghampiri nya.
"Apa?" tanya Jeno datar
"Aku mencarimu, ku kira kau makan siang dikantin" jawab Mark sambil mengambil soda ditangan Jeno dan meminumnya
"Lalu?" tanya Jeno lagi
"Tentu saja kita harusnya makan bersama, ayo! Kau tidak akan kenyang hanya dengan sebuah roti dan sekaleng soda" ajak Mark sambil tersenyum yang mana membuat Jeno muak
"Tidak perlu repot-repot Mark, aku lebih baim disini" jawab Jeno sinis
"Ayolah jeno-ya, kau sudah berjanji akan makan siang denganku" ucap Mark
"Jangan memaksa" ucap Jeno lalu bangkit dan meninggalkan Mark yang kini mengacak rambutnya kasar sembari menatap kepergian pemuda tampan itu
-00-
"Jeno-ya, apakah akhir pekan nanti kau memiliki waktu luang?" tanya Renjun saat Jeno sedang membereskan alat tulisnya
Dari sekian banyak teman sekelasnya, selain Mark hanya Renjun yang berhasil setidaknya membuat Jeno tidak terlalu bersikap dingin meskipun tidak sedekat itu.
"Kenapa?" tanya Jeno
"nana akan mengadakan pesta ulangtahun, kau bisa datangkan?" tanya Renjun
"Datang saja jeno-ya, Mark juga akan datang jadi kau tidak usah khawatir" ucap Jaemin sambil merangkul Renjun
"Lihat saja nanti" ucap Jeno lalu kembali membereskan alat tulis berserta bukunya
"Baiklah kalau begitu, kami duluan. Dah Jeno-ya"
Setelah sepasang kekasih itu pergi Jeno segera bergegas bangkit untuk pulang, persetan dengan Mark yang menyuruhnya menunggu sampai latihan basket selesai. Yang ia inginkan sekarang adalah sampai dirumah dengan selamat lalu merebahkan diri diatas tempat tidurnya.
-00-
Jam baru saja menunjukkan pukul 6 sore tapi bel rumahnya sudah berbunyi berkali-kali hingga membuat Jeno berdecak kesal. Dengan rasa kesal ia turun dari lantai 2 rumahnya dan segera membuka pintu utama rumahnya, ia melebarkan matanya saat mendapati Mark yang berdiri didepan pintu rumahnya masih dengan pakaian basketnya serta keringat yang bercucuran dari dahinya.
"Ada apa kau kemari?" tanya Jeno spontan
"kau tidak menunggu ku" jawab Mark sambil menatap Jeno serius
"aku malas menunggumu, lebih baik sekarang kau pulang sebelum hari semakin malam" ucap Jeno yang dibalas gelengan oleh Mark
"Kau lupa aku akan menginap dirumahmu?"
Jeno menghela nafasnya, hah ia beberapa hari yang lalu ia meminta Mark untuk menginap dirumah nya karena kedua orangtuanya sedang pergi keluar kota sehingga dia sendirian dirumah.
"Baiklah, masuk kalau begitu" ucap Jeno mempersilakan Mark masuk yang langsung disambut senyum antusias pemuda beralis camar itu
Keduanya masuk kedalam rumah Jeno lebih tepatnya kedalam kamar pemuda itu, meskipun tidak terlalu rapi tapi kamar Jeno cukup nyaman.
"Ini, mandi terlebih dulu" ucap Jeno sambil menyodorkan sebuah handuk dan baju ganti pada Mark
"Kamar mandinya disana" ujar Jeno sambil menunjukkan satu pintu yang ada didalam kamarnya
"Terimakasih" ucap Mark sambil mengusak rambut Jeno sebelum masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan badannya
Jeno merebahkan dirinya diatas ranjang sambil memejamkan matanya dan merasakan jantungnya berdegup kencang, juga merasakan pipinya yang menghangat setiap kali Mark memperlakukan nya dengan baik. Tapi seketika ia merasa dilema, jika Mark memang memiliki perasaan padanya tapi kenapa pemuda itu selalu bermain-main dengan lelaki lain?
Terlarut dalam pikirannya sendiri, ia tidak menyadari Mark yang sudah selesai mandi memperhatikan dirinya dengan baju tanpa lengan dan celana selutut miliknya sembari mengusap rambutnya yang basah dengan handuk. Mark mendekati Jeno yang masih berbaring sambil memejamkan matanya, pemuda itu tersenyum sambil memperhatikan wajah tampan Jeno.
Ya, Mark sendiri mengakui bahwa Jeno memiliki wajah yang terbilang sangat tampan dan visualnya tidak main-main. Ditambah badan Jeno juga cukup atletis hingga menambang kesempurnaan Dirinya, tapi terkadang Jeno juga terlihat manis saat tersipu malu meskipun ia menutupinya dengan wajah datar.
Jeno membuka matanya dan mendapati Mark berbaring disebelahnya sambil mengelus rambutnya.
"Aku kira kau tertidur" ucap Mark sambil tersenyum
"Ini Masih terlalu sore untuk tidur" ucap Jeno membalas tatapan Mark
Keduanya terlarut dalam kegiatan masing-masing, hingga suara perut Mark memecahkan keheningan dan pemuda itu tertawa canggung.
"Lebih baik kita makan" ucap Jeno lalu bangkit dan keluar dari kamarnya diikuti oleh Mark
Tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/223561817-288-k236797.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kataomoi, Finally | Markno (✔)
Kort verhaalJeno fikir Mark juga menyukainya, tapi nyatanya? Mark x Jeno BxB