Chapter 1

668 52 14
                                    

Kriiinngg,,

Jam weker berbunyi tepat pada pukul tujuh pagi.
Gadis berambut blonde sebahu itu segera bangkit dari tidur nyenyaknya, merapihkan tempat empuk tersebut kemudian duduk dipinggirnya.
Meraih kalender untuk melihat tanggal berapa sekarang, alangkah terkejutnya ia begitu melihat angka yang sengaja dilingkari dengan spidol berwarna merah itu.
Angka dan bulan yang selalu membuat gadis bermarga Yoo itu bersemangat tiap kali mengingatnya.
Hari pernikahan Ayah dan Ibunya, bagaimana mungkin ia bisa lupa.
Kedua orang yang menjadi alasan untuknya lahir dan melihat dunia ini.
Tak sabar rasanya memberi kejutan untuk mereka.
Meskipun keduanya sudah tak lagi bersama.

Gadis bernama Yoo Jeongyeon itupun beranjak dari kasurnya.
Kembali merapikan sedikit bekas duduknya tadi, lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Selang lima belas menit ia keluar dari kamar mandi masih menggunakan bathrobe berwarna ungu muda.
Hendak mencari pakaian yang ingin ia pakai untuk hari ini.
Gadis itu membuka lemari dan mengeluarkan beberapa baju yang didominasi warna ungu dan hitam.
Tapi ia pikir-pikir baju-baju itu terlalu memperlihatkan jati dirinya yang sedikit boyish, tidak cocok untuk seorang playgirl sepertinya.
Jadi ia menyingkirkan semua baju-baju itu, lalu disimpannya didalam koper besar yang sudah lama tidak terpakai karena rusak dibagian pegangan.
Ngomong-ngomong, harusnya sekarang Jeongyeon pergi mengantar 'seseorang' membeli buku di Toko yang biasa mereka datangi. Tapi tentu saja hal itu tak lebih penting dari acaranya hari ini.
Lagipula 'seseorang' yang ternyata salah satu prianya itu adalah sosok yang pengertian. Jadi tak masalah untuk membatalkan rencana belanja sekaligus kencannya bersama pria tampan satu itu.

Ya, Jeongyeon adalah gadis berusia dua puluh tahun yang cukup berpengalaman dengan banyak pria. Tapi semua hanya sebatas teman dekat, atau kasarnya 'pemberi harapan palsu'. Dan pria yang disebutkan diatas tadi anggaplah salah satu korbannya.
Ia tidak bisa bertahan dengan satu pria terlalu lama. Dan bukan Jeongyeon namanya jika dalam satu waktu hanya memiliki seorang saja.
Itu bukan dirinya sama sekali.
Lagipula ia masih muda kan?!
Bertahan dengan satu pria lalu menjalani hidup penuh drama romantis itu sungguh memuakan baginya.
Benarkah itu?

Jeongyeon kini telah siap dengan hoodie kebesaran berwarna kuning miliknya yang hanya sampai batas pinggang, dipadukan dengan rok hijau tua setengah paha yang semakin memperjelas kaki jenjang si gadis. Tak lupa rambutnya diikat sebagian kebelakang.
Dengan tas selempang merk ternama berwarna hitam juga sepatu warna senada, ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Menuruni tangga dan menutup pintu rumahnya untuk kemudian berjalan menuju halte bus yang tak terlalu jauh dari area perumahan elit tersebut.

*

Tak lebih dari tiga puluh menit, akhirnya ia sampai ditempat tujuan.
'CAFOYU', nama toko kue tersebut.
Terdengar aneh saat melafalkannya. Tapi mungkin pemiliknya memiliki makna tersendiri yang tidak diketahui oleh orang lain.
Masa bodo, Jeongyeon tidak begitu peduli.
Hari ini rencananya ia memang mau membeli kue untuk perayaan spesial kedua orangtuanya. Dan saat melihat toko kue didepannya, itu cukup menarik atensinya.
Tak mau terlalu lama berdiri diluar, iapun segera memasuki tempat bernuansa pink tersebut.
Dekorasi didalamnya begitu manis.
Bunga-bunga imitasi berwarna putih yang terangkai merambat ke setiap sudut dibagian pinggir tembok atas. Aroma terapi yang tidak terlalu menyengat seolah memanjakan indera penciuman.
Jangan lupakan salah satu sudut ruangan yang dijadikan spot untuk berfotoria bagi para pengunjung yang ingin mengabadikan momennya.

"Selamat datang di CAFOYU. Silahkan memesan kue yang anda sukai."
Sang pelayan menyambut kedatangan Jeongyeon dan langsung menunjukan menu serta memperlihatkan etalase yang menyajikan berbagai macam kue didalamnya.

"Saya ingin memesan kue perayaan untuk orangtua saya. Apa ada yang paling spesial disini?"
Jeongyeon bertanya seraya matanya menelisik setiap bentukan kue yang ada dalam etalase, yang ternyata lebih didominasi potongan kue-kue kecil.

Cheese-crack [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang