3 -now

50 2 2
                                    

-now-

'Yoongi'

Hanya satu nama itu yang terus Yunji pikirkan. Alasannya tentu karena mimpi anehnya, dimana dirinya yang terus menyebut nama 'ka Yoon' 'ka Yoongi' cih, cringe sekali pikirnya. Memanggil nya dengan menggunakan embel-embel 'ka' padahal jika itu dirinya saat ini dia tidak mau menggunakan kata itu.

Tidak sopan ya memang Yunji ini. Tapi mau bagaimana lagi, jika sudah sangat dekat Yunji tak ingin memanggil seseorang dengan awalan 'ka' aneh saja katanya.

Disinilah Yunji sekarang, perpustakaan Fakultas Ilmu Sejarah yang berada dalam kampusnya. Tentu membuat mahasiswa prodinya keheranan, pasalnya Yunji ini mahasiswi prodi lain yang berjarak cukup jauh dari gedung prodi yang diambilnya.

Membuka lembar tiap lembar sejarah korea selatan. Barangkali dia lupa nama kaisar, pangeran, panglima atau apalah itu yang tercetak dalam buku sejarah yang dia ambil.

Namun sayangnya setelah buku kesepuluh, ia belum juga menemukan satu nama yang sedari tadi ia cari. Yoongi tidak ada dalam sejarah manapun. Apakah dia hanyalah masyarakat biasa sehingga namanya tidak tertera dalam buku?

Jika mencari nama dalam pencarian penduduk korea selatan, terdengar mustahil. Hei ayolah ada berapa juta penduduk Korea saat ini dan pasti ada ratusan ribu orang yang memiliki nama Yoongi.

Yunji hampir frustrasi dibuatnya, lagi pula mengapa dirinya repot-repot mencari tahu tentang siapa itu Yoongi, pria pucat dengan mata minimalis yang ada dalam mimpinya.

Daripada mencari Yoongi membuat kepalanya ingin pecah, lebih baik dia merecoki Yeonjun. Tangan nya langsung bergerak mencari benda pipih pintar yang ia miliki.

Kau dimana?

Yeonjun 🐙
Mengapa merindukan ku?

Tidak, jadi kau dimana?

Yeonjun 🐙
Apartemen tentu saja

Baiklah,
apa ada kesulitan?

Yeonjun 🐙
Untuk saat ini, kurasa tidak.

Baiklah..

Setelah mengetahui dimana keberadaan pria bermarga Choi itu, Yunji langsung merapihkan barang-barang nya kedalam tas dan bergegas pergi.

-apartemen-

'bipp, bipp, bipp'

Yeonjun mendengar pintu apartemen nya terbuka, ia tidak panik tentu saja yang tahu password apartemen nya hanya manusia yang kini berjalan mendekatinya dari arah samping,pintu utamanya.

Yeonjun hafal jika Yunji menanyakan keberadaannya maka gadis itu akan datang mengunjunginya.

"tidak bawa apa-apa? "

"ha? Tidak, memangnya kau sakit? "

Yeonjun menghela napas, dia tahu jika berharap sahabatnya ini akan membawakan makanan atau sedikit perhatian padanya akan sia-sia.

"memang membawa makanan aku harus sakit terlebih dahulu"

"tidak juga sih" jawab Yunji acuh melempar tasnya asal lalu merebahkan dirinya di sofa abu yang berada di belakang Yeonjun.

The Last Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang