6.

213 45 0
                                    

Mengedarkan pandangan mencari seseorang. Begitu matanya menangkap sosok yang dituju, Min Jungkook melangkah pasti. 

"Halo." 

Langkahnya terhenti ketika sosok yang tidak diinginkan menghadang jalannya dengan senyum persegi. Berpakaian kemeja dengan kacamata bertengger di hidung mancungnya. Tangan kanannya terangkat, gestur menyapa. 

"Untuk apa mahasiswa kedokteran berada di sini? Mau bertemu denganku ya?" 

Jungkook melotot kesal dengan bibir mencebik. Mengumpat dalam hati ke arah Kim Taehyung, pria yang selalu menggodanya kalau tidak sengaja bertemu. Makanya pria ini selalu ia hindari.

"Berisik." 

"Jangan galak. Nanti ku cium." 

Semakin diladeni semakin berani juga Taehyung menggodanya. Daripada memerah malu lebih baik mengabaikannya. 

"Hei, mau kemana?" 

Jungkook tidak mendengarkannya, tidak peduli kalau Taehyung kini mengikuti di belakangnya. 

"Bisa bicara sebentar?" 

Empat orang yang berada di satu meja itu melirik ke asal suara. Park Jimin menyadari pertanyaan tadi ditujukan padanya hanya menatap singkat lalu berdiri mengikuti Jungkook yang berjalan menjauh dari keramaian.

"Mau bicara apa sih? Aku ikut." 

Jimin menarik kerah belakang Taehyung hingga pria itu melangkah mundur. "Nantiku ceritakan." 

"Waah, keparat. Berencana merebut kelinciku yaa?" 

Perkataan Taehyung kini diabaikan oleh Jimin yang pergi begitu saja. Tidak peduli sahabatnya menggerutu habis-habisan di belakangnya. 

.


.



.




.




.




.


"Tujuanmu apa?" 

"Mungkin seharusnya kau berterima kasih lebih dulu pada, Min Jungkook."

"Aku akan menggantikan kakakku saja. Jadi, aku yang bekerja di apartemenmu." 

Jimin memutar lidah di pipi dalamnya. Menatap jengah lawan bicaranya. "Tidak tertarik. Aku ingin kakakmu. Min Yoongi." 

"Sudah kubilang berkali-kali. Bahkan kalau perlu aku akan bersujud di hadapanmu sekarang juga pasti ku lakukan asal kau tidak mendekati Yoongi." Jungkook tidak menyerah juga. Jimin termasuk orang asing—meski ia sudah mengenal dari lima bulan yang lalu—Jungkook hanya memastikan kakaknya aman. 

"Alasannya?" 

"Kau tidak akan mengerti—" 

"Buat aku mengerti, sialan. Jangan banyak bicara tapi tidak menjelaskan intinya." Kali ini Jimin benar-benar muak pada apa yang Jungkook sembunyikan tentang Yoongi. "dengar ini, Jungkook. Aku melakukan ini hanya untuk membantumu. Meskipun belum mengenalmu lama tapi aku yakin kau orang baik. Dan soal kakakmu, Yoongi." 

Jantung Jungkook terasa bertalu cepat. Melihat ekspresi yang Jimin tampilkan seolah tau sesuatu.

"Apa ada yang salah dengan kakakmu? Makanya kau menjauhkannya dari siapapun? Termasuk aku?" 

Tepat sasaran. Jimin menyadari itu. 

"Baiklah. Mungkin itu rahasia keluargamu. Tapi bagaimana jika aku ikut membantu?"

Jungkook terdiam lama. Pertanyaan Jimin adalah pertanyaan yang ia butuhkan selama ini. Hampir sepuluh tahun menahan semuanya sendiri. Membekapnya sendiri. Pada akhirnya ia sadar. Ia butuh bantuan.

[]

HEAL ME [MINYOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang