Part 3 🕊

10 3 0
                                    

Happy Reading📖

"Terselip rasa ingin memiliki, namun pada kenyataannya itu hanya ada dalam alam mimpi"

-Virga Damara-

🕊🕊🕊

"Oke bye," ucap Tama sambil pergi dari sana.

"Ehh Qies lo beneran gak papa, atau kita pulang aja ya?" beo Gresta yang mengkhawatirkan keadaan Bilqies.

"Gue gak papa Ta, udah deh ayok cepet kita ke cafe udah gak sabar gue ini mau cerita," cerca Bilqies.

Gresta dan Bilqies menuju tempat parkiran untuk mengambil mobil Bilqies.

"Kenapa ngomonginnya ga di mobil aja, mager banget nih gue," saran Gresta.

"Ntar kalo gue sangking kegirangan bawa mobilnya ileng gimana sam?" tanya Bilqies.

"Itu mah lo nya aja yang lebay," timpal Gresta.

"Ya udah sih ikutin aja,"

Saat di tengah jalan handphone Bilqies berbunyi.

Drrttt... Drrttt...

Bilqies lalu mengangkatnya karena itu telepon dari sang mama.

"Assalamu'alaikum ma,"

"Bilqies langsung kebandara jemput oma sama opa,"

"Sekarang ma?"

"Lima menit harus udah sampe titik gapake tanya,"

"Buset,"

"Pokoknya kamu pulang sudah ba ..."

Tut...

Sambungan dimatikan sepihak oleh Bilqies karena kesal dengan mamanya.

"Lain waktu aja ya opa ama oma gue dateng dari prancis ke sini," tutur Bilqies lesu.

"Yaudah gue turun sini aja, lo langsung ke bandara kan?" tanya Gresta.

"Em iya, tapi gapapa nih," ucap Bilqies ragu karna tak enak menurunkan Gresta dipinggir jalan.

"Iya gapapa, dari pada opa oma lo nunggu lama kan kasian, gue mah masih sehat," jelas Gresta.

"Iya juga sih, maaf ya,"

"Iya gapapa,"

Gresta langsung turun dari mobil Bilqies, lalu menunggu angkutan umum di halte.

Brumm... brumm... brummm...

Suara knalpot motor yang berhenti dekat halte, Gresta tak menanggapinya karna sang empu menggunakan helm fullface.

Saat membuka helmnya ternyata itu Tama, detak jantung yang semula normal sekarang menjadi seperti habis maraton.

"Tadi kayaknya lo bareng Bilqies, kenapa sekarang disini?" tanya Tama.

"Gapapa," singkat Gresta yang masih menstabilkan detak jantungnya.

"Ini nih kebiasaan cewek klo ditanya, bikin gemes pingin di mutilasi," ucap Tama ngelantur gada akhlak.

"Harus ya gue koar-koar?" tanya Gresta yang mengangkat satu alisnya.

"Gue anter titik ga pake sebel, soas, sama ga pake kolam, buruan naik," perintah Tama.

"Maksa," gumam Gresta.

GresTama (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang