Part 4 🌵

6 3 0
                                    

"Memang Mencintai tidak harus memiliki, bisa melihat dia bahagia meski bukan dengan ku, merupakan suatu hal yang sangat istimewa."

-Bilqies Putri Fajrina-

🌵🌵🌵

"Makasih ya udah mau anterin," ujar Gresta.

"Iya sama-sama," ucap Tama tersenyum manis.

"Senyumnya jangan manis-manis ntar tetangga gue pada naksir," ledek Gresta.

"Tetangga apa lo nya yang naksir gue," goda Tama dengan menaik turunkan alisnya.

"Eh kok hujan, Tama masuk dulu gih," alibi Gresta.

"Boleh,"

Tama meminggirkan motornya di depan garasi ramah Gresta. Lalu masuk bersama Gresta.

"Duduk dulu, gue ambilin yang anget-anget," ucap Gresta.

"Peluk kamu aja deh, udah anget kok, sini," goda Tama cekikikan.

"Mesum!" sinis Gresta.

Gresta pergi kebelakang, jika terus-terusan meladeni umat yang satu ini bisa buat ia gila.

"Ini den minumnya ama makanannya, non tata lagi ganti baju, bibi permisi ya," pamit bibi tersenyum ke Tama.

Tama mengangguk sebagai jawaban.

Cukup lama meneduhkan diri di rumah Gresta, Tama memutuskan untuk pamit pulang karena hari mulai petang.

Saat diperjalanan Tama melihat seseorang yang familiar baginya, ia mendekat ternyata dia Bilqies.

"Kenapa?" tanya Tama.

"Mo...mo...mobilnya mogok," gugup Bilqies.

"Itu sapa?"

"Itu opa sama oma gue dari luar negeri," tutur Bilqies.

"Biar gue bantu benerin mobil lo,"

Tama turun dari motornya lalu membantu Bilqies sampai selesai, hal ini membuat Bilqies mematung dan jantungnya sudah seperti maraton dari Korea sampai ke Amerika.

( kurang kerjaan amat🤣)

Setelah 15 menit Tama selesai, Bilqies tersenyum melihatnya, bak pangeran berkuda yang datang pada waktu yang tepat.

"Em ma...makasih ya, kalo perlu bayaran gue bayar kok, pake cinta juga boleh," ucap Bilqies yang pipinya sudah ia tahan agar tidak memerah.

"BILQIES BURUAN OMA PINGIN REBAHAN NIH, CAPEK!" teriak oma Bilqies dari dalam mobil.

"Dih, oma gue gaul bener dah," gumam Bilqies.

"Oma-oma jaman now," ujar Tama dengan Kekehannya.

"Hehehe, gue duluan ya, bayy," pamit Bilqies.

Tama menaiki motornya untuk pulang ke rumah, ia juga sudah lapar dan sangat merindukan kasurnya.

Baru saja ingin menghidupkan mesin motornya, tiba-tiba ada suara ledakan, saat mendongak ternyata.

GresTama (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang