17

861 86 1
                                    

Hening. Tidak ada yang memulai percakapan setelah kejadian di Sungau Han. Junmyeon masih berusaha mencerna ciuman yang manis itu selama perjalanan.

Namun, kerutan dahinya sedikit jelas saat mengetahui, mereka tidak berada di arah menuju apartemen Junmyeon dan Kyungsoo.

"Ngh.. Hun, ini mau kemana? Ini bukan arah ke apartemenku, kan?" tanya Junmyeon.

"Tidak. Ini ke apartemenku" jawab Sehun.

"E-eh? Mau ngapain diapartemenmu? Ini sudah jam 1 malam, kamu tahu. Aku takut Kyungsoo khawatir, bukankah mereka mengadakan pesta soju?" tanya Junmyeon cerewet.

"Percayalah padaku. Mereka tidak hanya mengadakan pesta soju. Tapi hal yang lainnya, dan aku tidak ingin kamu tahu" jawab Sehun.

Junmyeon berpikir terlebih dulu, dan akhirnya mengangguk mengert. Ia memainkan jari-jarinya, dan sedikit bingung bagaimana caranya untuk bertanya pada kepada Sehun.

"Nghh.. Anu, Hunnie... Kita... Hm.. Hubungan kita... Apa..?".

Junmyeon merutuki dirinya sendiri karena tidak bertanya dengan suara yang jelas. Ia terlalu gugup. Seakan tahu dan mengerti apa yang ingin ditanyakan oleh Junmyeon. Sehun tersenyum lembut. Sangat lembut dan manis kayak bolu.

"Ya, kamu milikku sekarang, hyung. Dan aku juga milikmu".

Junmyeon terdiam terpaku. Ia berusaha untuk tidak tersenyum, tapi gagal. Ia tersenyum dan menunduk malu. Lalu ia teringat, jika Sehun adalah public figure.

"Tapi, kamu seorang idol, Hun. Apa dengan ini tidak mempengaruhi kepopuleranmu?" tanya Junmyeon.

Beruntung saja, sedang lampu merah. Sehingga, Sehun tidak repot harus menghentikan mobilnya dipinggir jalan secara mendadak.

Sehun menatap Junmyeon dengan dalam. "Aku tidak peduli. Kalau aku bisa menyembunyikan hubungan kita sebisa mungkin, aku tidak masalah".

"Aku hanya takut dengan-".

"Hyung. Jangan dengarin kata orang lain, jangan kau pedulikan orang lain. Lihat aku, hanya lihat aku saja, hyung. Bisa kan?" tanya Sehun.

Junmyeon menatap Sehun, dan mencari sesuatu dimata Sehun. Tidak, Sehun memang serius mengatakannya padanya. Junmyeon tersentuh mendengar Sehun yang berusaha meyakinkan kepercayaan Junmyeon padanya.

Junmyeon tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Sehun membalas senyuman itu dan mengecup bibir Junmyeon singkat. Lampu hijau, membuat Sehun kembali konsentrasi untuk menyetir.

•••

"Mandilah. Aku akan menyiapkan baju yang pas untukmu" kata Sehun.

Junmyeon mengambil handuk yang dipegang oleh Sehun, ia mengangguk. Junmyeon masuk ke kamar mandi yang sudah berada didalam kamar Sehun.

Apartemen Sehun hanya ada 1 kamar, dapur, ruang TV, ruang makan dan satu ruangan yang diperuntukkan laundry. Sehun lebih suka mencuci bajunya sendiri dibanding membawanya ke tempat laundry.

Sehun mencari bajunya yang dulu untuk dipakai oleh Junmyeon. Ia menemukan sebuah piyama yang sudah kekecilan untuknya.

Dan ia tidak lupa juga mengambol boxer yang lumayan pas untuk Junmyeon. Ia letakkan pakaian itu dimeja.

Setelah 15 menit, Junmyeon keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang menutupi sebagian tubuhnya. Dari pinggang ke lutut.

Sehun menatap tubuh Junmyeon sambil berusaha menelan ludahnya susah payah. Junmyeon, kau sangat bodoh. Jika kau melakukannya saat kamu masih normal, itu tidak masalah. Hanya saja, kau seperti membiarkan dirimu dimangsa oleh singa.

"Sehun, kau tidak apa-apa?" tanya Junmyeon.

"Hah? I-iya aku tidak apa-apa. Segeralah berpakaian. Aku juga ingin mandi" kata Sehun.

Sehun langsung lari ke kamar mandi. Junmyeon mengangkat bahunya dan memastikan Sehun sudah berada dikamar mandi. Dengan segera, ia memakai piyama yang diberikan oleh Sehun.

Tidak kebesaran, tidak terlalu sempit. Junmyeon mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Setelah 15 menit, Sehun keluar dengan hanya menggunakan handuk yang menutupi pinggangnya sampai lutut. Sehun balas dendam? Tidak. Itu memang sudah menjadi kebiasaan Sehun.

Wajah Junmyeon merona merah sampai ke telinga. Ia menjadi membayangkan yang tidak-tidak melihat otot diperut Sehun.

Junmyeon langsung membaringkan tubuhnya dan masuk ke dalam selimut. Nafasnya tidak beraturan, dan merutuki dirinya karena harus melihat yang tidak diinginkannya.

Melihat Junmyeon seperti itu, Sehun tersenyum. Ia duduk dipinggir ranjanh, samping Junmyeon dan menggoyangkan tubuh Junmyeon.

"Kau ini, kenapa?" tanya Sehun.

"T-tidak. Aku t-tidak apa-apa" jawab Junmyeon.

"Keluarlah. Aku sudah berpakaian" pinta Sehun.

Sehun berbohong. Ia ingin melihat Junmyeon kesal. Baginya, Junmyeon sangat menggemaskan jika dalam mode kesal.

Terlalu percaya, Junmyeon membuka selimutnya. Sehun langsung menahan tangan Junmyeon, dan menyingkirkan selimut dari Junmyeon.

"Besok tidak ada kuliah, kan?" tanya Sehun.

Junmyeon menelan ludah. Ia melihat perut Sehun dan kembali menatap mata Sehun yang... Oke, Junmyeon.

"I-iya. Besok libur, Hun" jawab Junmyeon.

Sehun menyunggingkan senyumnya. "Bermain denganku?" tanya Sehun.

"H-hah?".

Sehun mendekati wajah Junmyeon yang masih plongo. Sungguh, Junmyeon sama sekali tidak tahu maksud Sehun dengan 'Bermain denganku'.

Bermain apa? Petak umpet? Game online? Atau apa?

Junmyeon semakin tahu apa yang dimaksud Sehun, saat Sehun menutup bibirnya yang sudah terbuka dengan bibirnya.

Dan untuk selanjutnya, saya tidak ingin menjabarkannya. Cukup kalian membayangkan apa yang merrka lakukan ya?  Hahahahaha

TO BE CONTINUED

1 Billion Views [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang