BAB 14

945 57 1
                                    

Keheningan menyergap tepian hutan itu, Suara kicauan burung perlahan menghilang dibarengi tenggelamnya sang raja siang. Cahaya yang hampir menghilang itu masih terkena jubah kusut dari Seseorang. Sudah berbulan bulan jubah itu dia pakai tanpa menggantinya. Hanya pakaian bagian dalam saja yang mungkin ia ganti setiap saat.

Warna jingga menghiasi langit waktu itu. Sasuke duduk di sebuah batu besar. Batunya terlihat kuat untuk menopang 2 orang diatasnya tapi kini dia sendiri. Duduk bersila menjadi pilihannya karena ia hendak menggunakan kedua betisnya itu untuk menjadi penopang setumpuk kertas. Dia hendak menulis laporan perjalanannnya. Satu persatu lembaran kertas dibuka, sesekali ia membaca laporannya itu dan bergumam "Apakah saat ini aku harus pulang ?" pertanyaan itu muncul terus menerus di hatinya. "Ah kurasa belum" ia merasa bahwa perjalanan penebusan dosa belum cukup dan kepulanganya hanya menambah beban bagi desa. Dirinya yang pernah menjadi kriminal masih hadir dalam benaknya. Ingin sekali dia berkontribusi lebih untuk melindungi desa.

Suara derupan langkah terdengar dari hutan lebat itu. Sasuke menoleh ke arah datangya suara itu. Penglihatan sasuke semakin samar bukan karena matanya yang bermasalah namun memang matahari telah tenggelam. Tak jelas dia melihat orang yang menuju ke arahnya. Sasuke segera menutup kertas laporannya. Dia menyimpan itu di balik jubah hitamnya. Sekarang keadaanya sudah bersiap siaga.

"Tolong aku" rintih salah satu orang diantara mereka. Darah menetes di tangan kirinya. Satu orang temannya membantu orang yang terluka itu berjalan. Terlihat tanda dua batu di ikat kepala mereka. "tak salah lagi mereka shinobi Iwagakure" Gumam Sasuke,

Dia sedikit menurunkan kuda-kudanya karena dia ingat bahwa dunia shinobi telah damai. Sasuke langsung mendekati kedua orang tersebut. "Ada musuh di hutan itu ?" Sasuke mulai bicara ke intinya, mungkin karena tidak sudah lama tidak bercakap dengan orang.

"Seekor babi hutan, dia menyerang tangan kiriku" jawab shinobi iwa

Chakra keluar dari kedua tangan sasuke membentuk gumpalan. Keringat mengucur di keningnya, dia berusaha berkonsentrasi mengontrol chakra. Ternyata Sasuke bisa ninjutsu medis. Tentunya orang yang ditolong tidak mengetahui bahwa orang yang menolongnya bukan ahli dalam dunia medis.

"Perkenalkan namaku morio dan temanku ini bernama matsumoto" Shinobi iwa itu mengawali pembicaraan

"Apakah kau dari Konoha ?"

"yeah" jawab singkat sasuke

"Aku jadi ingat ketika Perang shinobi ke 4, ketika itu musuh membuat tangan kiriku patah sehingga saat itu aku dirawat oleh kunoichi dari Konoha, dia sangat cantik dengan mata emeraldnya"

Sasuke yang semula diam, mengernyitkan dahinya dan mulai memandangi pasiennya tersebut "siapa kunoichi yang kau maksud ? "

"aku tak ingat namanya, namun ia memiliki rambut merah muda yang sungguh indah" orang itu sambil membayangkan sesuatu.

Sejenak sasuke terdiam, kunoichi ahli medis, berambut merah muda, berasal dari Konoha. "tak salah lagi itu Sakura". Wanita yang telah lama mencintainya sedang dibicarakan oleh orang yang tak ia kenal. Belum sempat menuntaskan pikirannya itu. Morio melanjutkan pembicaraan "hampir saja ia menjadi kekasihku, andaikan dia tidak memiliki pacar"

Mendadak sasuke berhenti mengeluarkan chakra di tangannya. Entah mengapa ia menghentikannya. Karena kehabisan energi kah atau ada rasa cemburu setelah mendengar ucapan Morio tadi "Oke saya rasa cukup"

"Uh, mm ano ini belum selesai darahku masih menetes" seru morio.

"oh luka ini sebentar lagi sembuh, saya harus pergi" Sasuke membelakangi mereka berdua dan bergegas pergi meningalkan mereka.

"Arigatouuu" teriak mereka.

Sasuke tak bergeming sama sekali. Alam pikirannya telah sampai ke Konoha dimana Sakura berada. Keraguannya semakin meningkat apakah harus pulang sekarang. Tak seperti biasa dia ragu, biasanya dia sangat yakin dalam menetukan keputusan.

"Ku rasa ini waktunya"

Bersambung........

Sasusaku Story: Perjalanan yang MenyadarkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang