BAB 11

928 42 0
                                    

"Hentikan aku tidak ingin lagi melihat orang meregang nyawa di depan mataku" imut suaranya namun mampu menghentikan segala aktivitas di ruangan itu. ternyata anak kecil itulah yang mengatakan.

Mata anak itu memerah. sasuke melihat mata anak itu. Seakan waktu berhenti sejenak. Tenyata kamata pun merasakan hal yang sama.

~Ingatan anak kecil itu kembali, dia mengenang ketika berlatih Bersama ayahnya.~

"Shuriken no jutsu" seru anak berambut hitam pekat itu dengan semangat

"Tap tap tap" 3 shuriken telah tertancap di bagian tengah kayu yang berbentuk bulat itu

Wah anak ayah sudah bisa bermain shuriken

"Ayah kumohon ajari aku untuk mengembangkan elemen listrik"

"maaf shizouka, hari sudah petang, awan hitam telah mendekat, ayo kita pulang"

"ayah apakah hari ini akan hujan, apakah Ibu menyediakan payung"

"ayah, makan malam nanti apakah ibu akan memasakkan makanan kesukaan shizouka?"

"Apakah ibu akan menceritakan kisah pahlawan dalam bayangan, saat aku tidur nanti"

Pertanyaan demi pertanyaan muncul dari anak berumur lima tahun itu. namun tak satupun ada jawaban yang keluar dari ayahnya. Hatinya bersedih, otaknya memutar jawaban apa yang harus diucapkannya. Namun otak tak mampu memberikan kata dia hanya memerintakan untuk mengeluarkan air mata. Ayahnya menangis segera memeluk anak itu.

"Nak, kita akan bertemu ibu di langit nanti"

Keduanya menangis dibawah pohon. langit pun tak kalah dalam menampakan kondisinya. Dia tidak mampu menahan ekspresinya Ketika melihat anak dan ayah menangis. Air menetes begitu deras membasahi kedua insan itu. pria yang jarang menangis di depan orang itu akhirnya menangis. Namun kali ini dia berani menangis, karena hujan menyamarkan air matanya.

Bersambung......

Sasusaku Story: Perjalanan yang MenyadarkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang