[ On prosses ]
"Gue suka sama lo, apalagi tubuh lo hahaha! "
Bukan kisah cinta sebenarnya, namun merupakan sebuah keaadan dan takdir yang mengharuskan serta memaksakan mereka hidup bersama. Serigala berbulu domba , manis di luar namun keji di dala...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bagian keempat (Marah)
Pukul 6:30am.
Pagi ini Jungkook sudah siap akan berangkat sekolah. Seperti biasanya ia menyisir rambut nya yang klimis itu. Tak lupa memakai parfum mahal andalannya.
"Yakin gak sekolah? " Tanya Jungkook pada Lisa yang masih terbaring di ranjang, Lisa masih memakai selimut yang membalut badannya utuh. Lisa dari semalam tidak tidur dan hanya menangis lirih serta merasakan perih yang di selangkangnya.
"Gak mau jawab hm? " Jungkook sudah melangkah menghampiri Lisa. Ia membuka selimut yang menutupi wajah Lisa.
"Berenti nangis! Gue gak mau boneka gue jadi jelek." Jungkook menyeka air mata Lisa.
Lisa masih memejamkan mata, sulit rasanya mempercayai apa yang terjadi. Jungkook membunuh orang didepan matanya. Dan itu bukan pertama kalinya, rupanya orang didepannya itu adalah seorang pembunuh.
Bagaimana bisa Jungkook tidak bisa dilacak oleh polisi? Kejadian satu keluarga yang diperkirakan bunuh diri itu sudah terjadi satu tahun lalu.
"Balas dendam gue udah terbalas, dan ini yang terakhir, kecuali ada yang macam macam sama gua."
Lisa merubah posisi baringnya membelakangi Jungkook.
"Gua berangkat akan ada yang jagain lo, inget jangan coba coba buat kabur."
Jungkook mengelus kepala Lisa lalu beranjak pergi untuk ke Sekolah.
Setelah memastikan Jungkook sudah pergi, Lisa mencoba untuk duduk walau ini menyakitkan baginya.
"Gue gak akan bisa terus terus an jadi pemuas nafsu pria itu. Dia akan selalu ngelampiasin amarahnya sama gue, kayak kemarin. " Lisa bermonolog.
Gadis itu lalu mencoba untuk berdiri, kakinya yang lemah dan arean senstif nya yang masih sakit membuatnya sangat menderita. Lisa perpegangan pada nakas walau tangannya juga masih lemas.
"Aww, sakit. " Lisa jatuh dan mengeper di lantai. Ia tidak bisa bangkit lagi. Kecuali ada orang yang membantunya.
"Lisa apa yang kau lakukan! " Seorang pria bertubuh kekar dengan badan yang sangat putih mengampiri Lisa lalu membantunya naik ke kasur.
"Jangan takut, saya adalah Bangchan asisten tuan Jungkook yang semalam kamu temui. Saya tidak akan menyakitu kamu Lisa. "
Lisa bernafas lega, namun bukan berarti menjadi senang. Ia hanya menatap pria itu sejenak, lalu mengalihkan pandangannya.
"Kamu mau sarapan? Atau minum susu? Biar saya buatkan." Tanya pria yang kira kira lebih tua dari Lisa sekitar 3 tahun, ya sosok ini bukan orang yang tua, masih muda wajahnya juga masih mulus.