[ On prosses ]
"Gue suka sama lo, apalagi tubuh lo hahaha! "
Bukan kisah cinta sebenarnya, namun merupakan sebuah keaadan dan takdir yang mengharuskan serta memaksakan mereka hidup bersama. Serigala berbulu domba , manis di luar namun keji di dala...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bagian ke enam (Dia tampak beda)
Hari Senin ini adalah hari pertama ia bisa bernafas lega setelah cukup lama tinggal bersama Jungkook dan tertekan. Lisa kini belum punya uang, jadi terpaksa harus menginap di rumah bibinya untuk beberapa saat hingga punya uang cukup untuk menyewa kontrakan.
"Lisa, ternyata waktu berlalu begitu cepat. Sudah 5 tahun orang tuamu wafat. Dan lihat kamu sudah sangat besar dan cantik sekarang."
Lisa menghampiri bibinya itu dengan membawakan secangkir kopi. "Iya bi,jangan ungkit masa lalu yang hanya akan membuat kita terluka. Jalani saja hidup ini. Mereka sudah tenang."
"Bagaimana bisa lupa nak, setelah sekian lama polisi belum tahu siapa pembunuh kedua adikku itu. Rasanya ingin mencaci polisi yang menyelidiki kasus mereka. " Bibi Soonah menatap kaca jendela yang mengarah langsung ke sungai.
Lisa berdecak lalu duduk di samping nya. "Memang kalau pelakunya tertangkap bibi mau apa? "
"Setidaknya melihat wajahnya lalu menampar atau mengguyur nya air panas itu sudah cukup."
"Jaga kesehatan bibi jangan terlalu berfikir keras. Semua akan terbongkar, pada waktunya. " Lisa tersenyum simpul.
Soonah membelai lembut rambut Lisa dan meneteskan air mata. "Bibi akan mati setelah mengetahui pembunuh itu." Tak tanggung kini Soonah telah menitikkan air matanya.
"Ah Lisa harus bergegas sekolah."
______
Sekolah nampak tidak berbeda dari hari hari biasanya. Namun bagi Lisa maupun Jungkook, mulai hari ini mereka merasa kalau harinya makin sunyi.
Lisa masuk ke dalam kelasnya. Menanggalkan tas di bangku lalu keluar dari kelas. Ia mendapati Jungkook berjalan di koridor sekolah. Mereka saling menatap, lalu Jungkook mengalihkan pandangannya duluan.
"Anggap ini lembar baru." Lisa mendesis.
Lisa lalu menghampiri kawannya yang berada di perpustakaan. Yeji sedang membaca tanpa ada suara. Hingga Lisa datang dan membuat suasana menjadi lebih cair.
"Serius amat."
Yeji menatap kawannya itu sejenak lalu kembali pada novelnya.
"Yeji, gak biasanya lo mau baca buku. Biasanya juga cuma makan."
Yeji mendesis "Shhhttt, gue lagi marahan sama Hyunjin pokoknya kalau ada dia bilang aja gue gak masuk sekolah."
"Apaansi nanti juga kalau ditawarin makan baikan lagi." Lisa terkekeh.