"Ma, saya berangkat, ya..." pamit seorang anak perempuan yang sudah dewasa itu pada mamanya.
"Iya, sayang," jawab sang mama, sembari menerima ciuman tangan dan kemudian ciuman di kening dari putrinya.
"Wait, sepertinya kamu gugup?" Lanjut mamanya, bertanya.
"No, i'm not," mau mengelak, namun tatapan mamanya membuatnya yakin untuk memgatakan yang sesungguhnya, "Yah, i'm so nervous," akunya.
"So, hold my hands," saran ibunya, sembari membukakan kedua telapak tangannya. Dan putrinya pun menyambut perintahnya, kini keduanya berhadapan dan saling menggenggam. "Look in my eyes. Remember Allah, and everythings will be alright," kata mamanya. Lalu ia berikan kecupan di kening putrinya itu.
Setelah berpamitan segera dia pergi dengan mengenakan pakaian olahraga lengkap beserta hijab khusus olahraga keluaran brand lokal, di luar rumah seorang asisten pria sudah menunggunya.
"Nunggu lama, ya?" Tanyanya pada si asisten.
"Nggak, kok. Malah aku baru datang," jawab pria itu santai.
"Ya, udah, kita brangkat, yuk," ajaknya.
Aishah Kartika, perempuan berusia 38 tahun itu adalah seorang desainer interior yang bekerja di perusahaan interior miliknya sendiri. Hari itu ada Garand Opening sebuah hotel yang menggunakan jasa interior-nya. Karena lokasinya aman untuk berangkat tanpa kendaraan dia memutuskan untuk pergi ke acara tersebut sambil lari pagi, seperti yang biasa dia lakukan saat pergi bekerja ke kantornya."Ai, kamu sudah siap, sama pidatonya?" Tanya asistennya.
"Siap, nggak siap, sih. Kok aku ngerasanya aneh, ya, ngapain desainer interior musti dikasih ruang buat pidato?" Komentar Ai."Mungkin karena mereka puas banget sama hasilnya, kali!" ucap asistennya itu berasumsi. "Atau kamu nggak siap, karena CEO nya mantan tunangan kamu?" Celetuk pria itu.
"Au, ah. Cowok, ember amat lu," ucap Ai, menanggapi.
Pria yang menemani Ai itu namanya Janu, dia adalah sepupu sekaligus sahabat Ai sejak kecil. Kartika Interior yang sekarang mereka kelola adalah perusahaan yang didirikan oleh ayah Ai, dibantu oleh ayah Janu. Kemudian orang tua Ai bercerai dan ayahnya pindah tinggal di luar negeri, lalu semua saham dipindahkan menjadi atas nama putrinya Aishah Kartika. Sejak usia dua puluhan Ai sudah bekerja bersama sang ayah sembari kuliah. Beberapa tahun kemudian setelah lulus kuliah di jurusan akuntan, Janu bergabung untuk membantu, sejak saat itu mereka tak hanya bersahabat, namun sekaligus rekan kerja yang sangat kompak, bahkan setelah Janu menikah dan sekarang telah memiliki dua anak dia tetap setia untuk bekerja bersama Ai."Nu, istrimu kenapa nggak jadi ikut?" Tanya Ai.
"Sakit. Ceritanya seminggu ini dia ikut program diet, terus mungkin ada yang salah atau gimana, gitu," kisah Janu."Ya ampun, kasihan amat," celetuk Ai. "Makanya jadi cowok jangan nakal matanya, itu Lita pasti belain diet gara-gara suaminya masih suka hilaf sama yang bening-bening," lanjut Ai mengomel.
"Yang bening-bening itu rejeki, kali, Ai," balas Janu, bergurau.
"Cowok tuh emang gitu," komentar Ai.
"Cewek tuh emang gitu. Dikit-dikit merasa insecure, nggak pede, takut diduain," komentar Janu lebih panjang.Mengobrol santai sambil berlari seperti itu hampir setiap hari dilakukan, sembari perjalanan ke tempat kerja. Lalu tak lama kemudian mereka sampai di hotel tempat acara berlangsung, segera Ai pergi ke toilet untuk bebersih diri dan mengenakan makeup. Untuk acara formal namun santai seperti siang ini dia kenakan dress berbahan katun silk, warna abu misty tua dengan aksen krag dan manset lengan berwarna putih dipadu dengan jilbab motif abstrak modern bernuansa natural, penampilannya terlihat semakin sempurna dengan aksesoris jam tangan dan sepatu heels warna cokelat yang dia pesan custom made buatan lokal.
"Jadi bapak, ibu, hadirin sekalian, mari kita sambut Ibu Aishah Kartika CEO dari KIN (Kartika Interior) Galeri, sekaligus desainer interior partner dekorasi hotel ini," ucap seorang pembawa acara mempersilakan Ai untuk sedikit memberikan sambutan di hadapan para tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang TanpaMu
RomanceMelewati usia 30 tahun dengan berbagai dimensi luka dan proses penyembuhannya. Dira 30 tahun bersepakat dengan suaminya untuk menunggu kehadiran buah hati dengan menata lebih dulu kemapanan secara ekonomi. Latar belakangnya yang dari keluarga seder...