Setelah kepergian sekumpulan anak laki-laki yang menggangu Lusi kecil, kini dibawah pohon tempat Lusi kecil bermain, tinggal lah Lusi dan juga anak laki-laki berjaket hitam-putih itu. "Terimakasih kakak besar, karena sudah mau menolong Lusi." Ucap Lusi kecil seraya mengulurkan tangan kecilnya, dan tak lupa menyunggingkan senyum yang sangat manis.
Anak laki-laki berjaket hitam-putih, menatap wajah Lusi dan uluran tangannya bergantian dengan tatapan datar. Lalu dengan sedikit ragu, ia membalas uluran tangan Lusi kecil.
"Kakak besar ini, namanya siapa?" Tanya Lusi kecil dengan wajah polosnya.
Anak laki-laki berjaket hitam itu melepaskan tangannya dari genggaman Lusi kecil, "Taeyong." Ucapnya kemudian.
"Salam kenal kak Taeyong. Aku Lusi." Ucap Lusi masih dengan senyum manis khas anak kecil.
— 𝐓𝐚𝐞𝐲𝐨𝐧𝐠 (𝐜𝐡𝐢𝐥𝐝) —
"Kamu masih kecil, kenapa bermain disini sendirian? Orangtuamu dimana?" Tanya Taeyong heran, karena anak sekecil Lusi bisa-bisanya dibiarkan bermain sendiri.
"Ayah dan Bunda ada di rumah. Lusi juga bukan anak kecil, jadi kenapa enggak boleh bermain sendirian?" Protes Lusi tak terima karena Taeyong menganggapnya masih kecil.
Mendengar perkataan Lusi, Taeyong terkekeh, "Kamu masih sekecil ini, tentu saja dibilang kecil. Kalau sudah seperti kakak, baru namanya sudah besar." Ucap Taeyong sambil memasang wajah meledek.
"Yang sudah besar itu ayah Lusi. Kakak besar sama ayah Lusi, juga masih besar ayah Lusi." Omel Lusi masih tak terima, sambil menggembungkan pipinya kesal.
"Iyaiya terserah Lusi kecil aja." Ucap Taeyong menyudahi perdebatan mereka.
"Kakak besar tinggal dimana?" Tanya Lusi lagi. Wajar saja Lusi terus-menerus bertanya, karena pada dasarnya anak kecil selalu memiliki rasa ingin tahu yang besar.
"Disana." Jawab Taeyong sambil menunjuk arah rumahnya asal. Padahal sebenarnya rumahnya tidak di daerah itu.
Lusi mengedarkan pandangannya, mengikuti arah yang ditunjuk Taeyong, "Lusi juga tinggal di daerah yang sama dengan kakak besar. Kakak besar ayo pulang bareng. Kakak besar antarkan Lusi dulu sampai rumah, nanti Lusi minta Ayah buat nganterin kakak besar pulang. Bagaimana?" Tanya Lusi.
Taeyong awalnya ragu.
Haruskah aku mengantarkan Lusi pulang? Tapi adikku masih menungguku di rumah. Tapi bagaimanapun Lusi masih anak kecil, tidak seharusnya ia dibiarkan pulang sendiri kan? Bagaimana kalau terjadi sesuatu di jalan nanti?
"Ya sudah, kakak besar ini akan mengantarkan adik kecil pulang." Jawab Taeyong sembari mengusap puncak kepala Lusi.
Mendengar Taeyong menyebutnya adik kecil, Lusi kembali menggembungkan pipinya kesal, "Lusi bukan adik kecil. Lusi sudah 10 tahun. 10 tahun itu bukan anak kecil lagi." Protes Lusi.
Taeyong hanya tertawa menanggapi omelan Lusi kecil, "Iya-iya. Udah, ayo cepat pulang." Ajaknya.
•
•
•
•
•Mereka tiba di depan sebuah rumah besar, yang mana merupakan rumah Lusi kecil.
"Kakak besar, ini rumah Lusi. Sebentar ya kakak besar, Lusi panggil Ayah dulu buat nganterin kakak besar." Ucap Lusi.
"Eh- nggak usah. Kakak bisa pulang sendiri, lagipula rumah kakak enggak jauh dari sini. Kakak kan udah besar, enggak perlu diantar."
Lusi mengangguk-anggukan kepalanya, "Baiklah.." Ucap Lusi, "Kakak besar, boleh enggak kalau besok kita main lagi?" Tanya Lusi dengan tatapan harap.
Taeyong ragu sejenak, karena ia juga tidak bisa menjamin bahwa mereka akan bertemu lagi, tapi bagaimanapun dengan anak kecil tak selalu harus menjawab dengan sejujur-jujurnya, kan?
Taeyong tersenyum tipis, "Iya boleh." Ucapnya.
Mendengar jawaban Taeyong, Lusi tersenyum senang. "Janji ya?" Tanyanya memastikan sambil mengangkat jari kelingkingnya membentuk simbol jari janji.
Taeyong balas mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Lusi, "Janji." Ucapnya.
"Yasudah sana Lusi masuk rumah, nanti Bunda nyariin." Titah Taeyong.
Lusi awalnya enggan masuk ke rumahnya, karena itu berarti ia harus berpisah dengan kakak besar yang sudah menolongnya ini. Tapi tak apa, besok kan mereka akan bertemu lagi.
Lusi kemudian membuka gerbang rumahnya dengan memencet tombol otomatis yang ada di samping gerbang rumahnya itu, kemudian sebelum masuk ke dalam rumahnya, ia melambaikan tangannya ke arah Taeyong, "Dadah kakak besar. Besok Lusi tunggu kakak besar di taman ya?" Ucapnya sambil menyunggingkan senyum manisnya.
Taeyong hanya mengangguk seraya tersenyum, menanggapi ucapan Lusi kecil.
Kemudian, setelah Lusi benar-benar masuk ke dalam rumahnya, Taeyong meninggalkan kediaman Lusi.
•
•
•
•
•Lusi, maaf karena kakak besar tak bisa menepati janjinya.
•••
— 𝐏𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐌𝐞 —
©𝐫𝐝𝐦𝐢𝐬𝐲— 𝙩𝙗𝙘:
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐌𝐞 | 𝐋𝐞𝐞 𝐓𝐚𝐞𝐲𝐨𝐧𝐠 𝐱 𝐙𝐡𝐚𝐨 𝐋𝐮𝐬𝐢
RomanceKala itu, di sebuah kota pada musim semi, dua insan yang tak saling mengenal ditakdirkan bertemu. Pertemuan yang sangat kebetulan itu, membuat Angella Lusi Mahendra, gadis manja dan riang, jatuh cinta pada lelaki berparas tampan namun sangat acuh, R...