【O.9】

145 16 0
                                    

Sesuai janji yang dibuat tadi siang, kelima sahabat alias Doyoung, Jaehyun, Jonnhy, Taeyong, dan Ten pergi makan sate bersama.

Kedengarannya aneh memang, 5 remaja laki-laki terutama Jonnhy, yang biasanya akan nongkrong di club malam, justru beralih ingin makan sate bersama. Seakan-akan seorang Jonnhy tengah mengalami masa ngidam. Tapi tidak mungkin, Jonnhy kan laki-laki.

Sesampainya di warung sate dengan banner besar bertuliskan "Sate Budhe Sumiyati" Taeyong segera memarkirkan mobil Jonnhy. Iya, ini mobil Jonnhy. Tapi yang menyetir adalah Taeyong.

"Budheeee~" Panggil Jonnhy dengan gembira sekeluarnya dari mobil. Kemudian disusul oleh anak-anak yang lain.

"Loh nak ganteng, tumben banget kesini? Budhe kira udah pada lupa sama budhe." Ucap budhe Sumiyati pemilik warung sate langganan Taeyong dan teman-temannya.

"Nggak lupa kok budhe, cuma emang lagi sibuk aja. Maklum udah kelas 3 budhe." Jawab Doyoung sopan.

"Lah iya ya, bentar lagi pada lulus." Ucap budhe Sumiyati, "Oya pesanannya yang kayak biasa?" Tanya budhe Sumiyati memastikan.

"Pastinya budhe, selera kita nggak pernah berubah budhe." Kali ini Jonnhy yang menjawab ucapan budhe Sumiyati.

"Yaudah tunggu bentar ya, budhe siapin dulu pesenan kesukaan kalian." Ucap budhe Sumiyati kemudian berlalu pergi menuju dapur untuk menyiapkan pesanan kelima anak laki-laki ini.

"Nggak ada yang berubah ya disini." Ucap Jaehyun sambil sibuk mengamati sekeliling warung.

"Omongan lo kek kita nggak pernah kesini selama 5 tahun aja nyet." Timpal Doyoung.

Sembari menunggu pesanan mereka datang, kelima anak laki-laki ini menyibukkan diri dengan urusan masing-masing. Lebih tepatnya, sibuk memainkan ponselnya.

Kecuali Taeyong, yang sedang sibuk mengamati sekeliling. Karena ini hampir satu tahun berlalu sejak mereka terakhir kesini.

Saat masih sibuk bernostalgia, tiba-tiba matanya menangkap sosok perempuan yang sangat ia kenali sedang berjalan ke arah warung tempat mereka akan makan. Perempuan itu mengenakan rok plisket berwarna pink serta atasan sweater berwarna hitam.

"Loh itu bukannya kakak ipar?" Tanya Ten yang juga mengenali sosok perempuan itu. Ucapan Ten seakan mewakili pikiran Taeyong saja.

"Kakak ipar!" Panggil Ten antusias.

Mendengar seruan Ten, Taeyong langsung menatapnya dengan tatapan tajam. "Panggil yang bener." Ucap Taeyong galak.

"Lusi! Kakak Ipar!" Panggil Ten lagi seakan tidak peduli dengan omelan Taeyong.

Mendengar namanya dipanggil, Lusi mengedarkan pandangannya mencari darimana asal suara orang yang memanggilnya berada.

Aduh kenapa harus ketemu mereka lagi. Mana ada kak Taeyong. Mau balik badan udah keburu dikenalin. Mau nemuin, gue malu. - batin Lusi.

Tapi yang namanya sudah basah, lebih baik mandi sekalian sepertinya adalah pepatah yang bisa menggambarkan keadaan Lusi saat ini.

"Halo kak." Sapa Lusi canggung sesampainya didepan Taeyong dan teman-temannya.

"Kakak ipar mau beli sate juga?" Tanya Ten dengan wajah senang.

"Panggil yang bener." Tegur Taeyong sekali lagi.

"Apasih, suka-suka gue lah." Cibir Ten.

"Iya kak, mau beli sate." Jawab Lusi masih dengan rasa gugupnya.

"Sini kakak ipar duduk dulu." Ajak Jaehyun yang malah ikut-ikut memanggil Lusi dengan panggilan kakak ipar. Jaehyun mempersilahkan tempat duduk untuk Lusi, dan itu ada disebelah Taeyong persis. Yang mana awalnya posisi Lusi adalah tempat duduk Doyoung.

"Lusi mau sate ayam atau sate kambing? Biar ntar laki lo alias mas Taeyong yang pesenin." Tanya Jonnhy dengan entengnya.

Mendengar penuturan Jonnhy, Taeyong reflek menatap Jonnhy dengan tatapan seakan-akan ingin mengatakan, 'kenapa jadi gue?'

"Nggak usah kak. Biar aku bayar sendiri. Aku mau pesen buat ayah-bunda juga sekalian." Tolak Lusi sopan.

"Aduh gemesh banget kakak ipar, malu-malu gitu." Ucap Ten sambil memasang ekspresi berbinar-binar.

Kan jiwa fakboinya seorang Rayten sudah mulai aktif ya bunda-bunda.

"Rumah lo di daerah sini dek?" Tanya Doyoung.

"Iya kak." Jawab Lusi, tentu saja masih dengan rasa gugupnya.

Sambil menunggu pesanan mereka datang, mereka asyik mengobrol dan saling bercanda satu sama lain. Meskipun awalnya kikuk, tetapi berkat teman-teman Taeyong yang ramah dan supel, sedangkan Taeyongnya tetap jutek, Lusi mulai terbiasa dengan obrolan mereka. Apalagi Ten, yang hobinya adalah ngebanyol.

Sampai akhirnya pesanan mereka sudah siap, termasuk pesanan Lusi. Setelah membayar sate pesanannya, Lusi hendak pamit kepada Taeyong dan teman-temannya.

"Kakak-kakak sekalian, aku pamit pulang dulu ya. Takut ayah sama bunda nungguin." Pamit Lusi.

Kelima anak lelaki itu, kecuali Taeyong, mengalihkan atensinya dari makanannya sebentar. "Udah mau pulang?" Tanya Jonnhy.

Lusi menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Jonnhy.

Doyoung menyenggol siku Taeyong, yang sedari tadi tetap sibuk dengan makanannya.

Taeyong menatap Doyoung dengan tatapan bingung.

"Anterin lah." Ucap Doyoung geregetan melihat tingkah Taeyong yang tak ada rasa pekanya sama sekali.

"Nggak liat gue lagi makan?" Tanya Taeyong cuek.

"Nggak usah kak, aku pulang sendiri aja kak. Deket juga rumahnya." Ucap Lusi merasa sungkan karena takut menganggu waktu makan Taeyong. Lagipula mereka kan tidak sedekat itu.

"Anterin nggak?" Ancam Doyoung sambil menatap Taeyong dengan tatapan mengintimidasi.

Taeyong memutar bola matanya kesal, kemudian dengan malas, ia berdiri dari tempat duduknya. "Iya-iya. Gue anterin." Ucap Taeyong sebal.

"Pamit dulu kakak-kakak sekalian." Ucap Lusi sopan, kemudian bergegas mengejar Taeyong yang sudah jalan lebih dulu.

Jalannya cepet banget. Emangnya dia tau rumah gue dimana? - batin Lusi bingung.

"Cepetan." Ucap Taeyong dingin tanpa menghentikan langkahnya.

"I-iya."

•••

— 𝐏𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐌𝐞 —
©𝐫𝐝𝐦𝐢𝐬𝐲

— 𝙩𝙗𝙘:

𝐏𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐌𝐞 | 𝐋𝐞𝐞 𝐓𝐚𝐞𝐲𝐨𝐧𝐠 𝐱 𝐙𝐡𝐚𝐨 𝐋𝐮𝐬𝐢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang