【O.4】

192 18 1
                                    

Seperti pada umumnya, kegiatan wajib bagi murid baru adalah ospek. Namun karena kegiatan ospek sekarang sudah tidak diperbolehkan oleh pemerintah, maka kegiatan itu diganti menjadi pengenalan sekolah.

Oleh karena itu, setelah upacara selesai, para siswa diminta untuk kembali ke kelas masing-masing. Tidak terkecuali, para murid baru alias siswa-siswi kelas 10.

Begitupun anak kelas X-MIA-2, yang sekarang sudah duduk dengan rapi di tempatnya masing-masing. Dan di depan kelas, beberapa murid yang sepertinya adalah anggota OSIS sedang sibuk mempersiapkan materi untuk kegiatan pengenalan sekolah ini.

Sampai akhirnya, para anggota OSIS itu membagi dirinya masing-masing sesuai dengan tugasnya, ada yang melakukan presentasi, dan ada yang mengawasi dari belakang kelas.

"Halo adik-adik." Sapa salah seorang siswa berkacamata, yang tengah berdiri di depan kelas.

"Halo juga kak." Jawab anak kelas kompak.

"Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Jadi sebelum kita memulai kegiatan pengenalan sekolah ini, alangkah baiknya kita saling mengenal dulu ya. Pertama, kakak akan memperkenalkan diri. Nama kakak 𝐀𝐫𝐱𝐢𝐚𝐧 𝐃𝐨𝐲𝐨𝐮𝐧𝐠, kalian bisa panggil kakak, Doyoung atau Arxian. Kakak menjabat sebagai ketua OSIS disini. Dan sekarang, kakak kelas XII, lebih tepatnya di kelas XII-IPS-1. " Ucap pria berkacamata yang ternyata bernama Doyoung itu.

Setelah siswa yang dipanggil Doyoung itu memperkenalkan diri, seketika siswi-siswi di kelas X-MIA-2 mulai bisik-bisik tetangga membicarakan tentang Doyoung. Terutama karena ketampanannya.

Tidak terkecuali, Yuqi. Sedangkan Lusi biasa saja.

"Eh cakep banget ya ketua OSIS-nya. Tipe gue banget sumpah ini." Bisik Yuqi heboh sambil menepuk-nepuk lengan Lusi dengan gemas.

"Iya-iya tau dia ganteng, tapi jangan mukul-mukul dong ah, sakit tau!" Omel Lusi.

"Apa ada yang mau ditanyakan?" Tanya Doyoung pada anak kelas.

Anak kelas saling berpandangan ragu, bingung akan bertanya atau tidak. Padahal jelas-jelas ingin bertanya, namun gengsinya sangat besar.

Tetapi beda lagi dengan Yuqi, sahabat Lusi. Seperti biasa, yang namanya Yuqi kalau sudah menyangkut orang tampan, pikiran dan ocehan liarnya mendadak akan keluar dengan sangat lancar. Dan yang paling jelas, urat malunya seketika akan mendadak hilang. "Kak, mau nanya!" Serunya.

Melihat gerak-gerik sahabatnya -yang mana Lusi tahu, Yuqi pasti akan menanyakan hal bodoh- Lusi segera menarik ujung seragam Yuqi, berniat untuk menghentikannya, "Please Yuqi, ini baru hari pertama sekolah. Jangan malu-maluin tolong. Jaga image." Bisik Lusi di telinga Yuqi.

Namun bukannya menuruti ucapan Lusi, Yuqi justru menjulurkan lidahnya dan mengedipkan mata kirinya dengan cara yang aneh.

"Iya dik, mau nanya apa?" Tanya Doyoung masih dengan keramahannya.

"Mau nanya kak. Kak Doyoung ada hati yang lagi dijaga nggak? Maksudnya punya pacar atau nggak, gitu?" Tanya Yuqi dengan pedenya.

Kan udah gue duga, kan. Yuqi sialan. Sumpah malu-maluin banget anjir bisa-bisanya nanya begituan sama kakak senior, mana nggak kenal lagi. Ga ngerti lagi gue sama jalan pikiran si Yuqi kutil ini. Malu gue malu punya temen gini modelannya. - batin Lusi.

Mendengar pertanyaan Yuqi, Doyoung awalnya terkejut, namun kemudian ia tersenyum seakan-akan pertanyaan Yuqi adalah pertanyaan yang sepele.

Dan tentu saja, bukannya merasa terganggu, para siswi di kelas justru ikut penasaran dengan jawaban Doyoung atas pertanyaan yang diajukan oleh Yuqi.

"Nggak, nggak ada." Jawab Doyoung sambil terkekeh, "Udah ya, sekarang kita lanjut ke kegiatan pengenalan sekolah." Lanjutnya menyudahi sesi perkenalan tentang dirinya. Padahal sebenarnya Doyoung hanya ingin menghindar, kalau-kalau ada yang mengajukan pertanyaan aneh kepadanya lagi.

"Nggak ada dong. Lumayan bisa gue pepet." Ucap Yuqi senang namun dengan nada pelan.

Sedangkan Lusi, hanya menatap Yuqi dengan tatapan ingin menguliti. Jika saja ini sudah jam istirahat, mungkin Lusi sudah memaki Yuqi dengan sumpah serapah karena terlalu malu dengan tingkah sahabatnya ini.





Tak terasa, 2 jam sudah berlalu, itu artinya kegiatan pengenalan sekolah sudah selesai. Setelah berpamitan sebentar pada anak kelas X-MIA-2, para anggota OSIS tadi kemudian beranjak pergi dari kelas.

"Eh kak Doyoung ganteng banget sumpah ih. Seumur-umur gue hidup 16 tahun, nggak ada tuh cowok se-ganteng dia. Mana pakai kacamata lagi, jadi tambah keliatan gantengnya. Keknya kacamata 10 ribuan kalo dipakai kak Doyoung juga bakalan tetap keliatan ganteng." Oceh Yuqi.

"Ntar gue mau minta nomernya ah."

"Eh tapi mending kepoin dulu instagramnya ya? Kan ntar gue bisa nanya nomernya lewat DM."

Lusi hanya menghela nafasnya, tanpa mempedulikan ocehan sahabatnya ini. Lagipula kalau mau menimpali ocehan Yuqi, apa yang perlu ditimpali? Lusi tidak setertarik itu dengan yang namanya pria.

"Eh tadi kak Doyoung ada bilang nama instagramnya kan ya? Gue lupa unamenya apaan. Lo inget nggak?" Tanya Yuqi.

"Arxiandoy?" Jawab Lusi sekenanya, ia pun juga lupa-lupa ingat karena tadi saat kegiatan pengenalan sekolah, Lusi tak terlalu memperhatikan dan malah sibuk membaca novelnya.

Yuqi kemudian membuka ponselnya, dan mengetik nama arxiandoy di kolom search instagramnya.

Dan ternyata ketemu.

"KETEMU ANJIR. BENERAN ADA." Pekik Yuqi antusias, dan tidak lupa tangannya kembali memukul lengan Lusi.

"Jangan teriak-teriak bisa ga sih?! Jangan mukul juga, sakit tau!" Omel Lusi kesal, karena daritadi lengannya terus-menerus jadi korban penganiayaan oleh sahabatnya sendiri.

"Lah bodo amat~" Cibir Yuqi, kemudian kembali sibuk dengan kegiatan stalking-nya.

Sabar Lusi, sabar. Orang sabar, syurganya lebar. - batin Lusi.


•••


— 𝐏𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐌𝐞 —
©𝐫𝐝𝐦𝐢𝐬𝐲





— 𝙩𝙗𝙘:

𝐏𝐥𝐞𝐚𝐬𝐞 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐌𝐞 | 𝐋𝐞𝐞 𝐓𝐚𝐞𝐲𝐨𝐧𝐠 𝐱 𝐙𝐡𝐚𝐨 𝐋𝐮𝐬𝐢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang