Delapan

55 8 26
                                    

Leo POV.

Aku melihat adik ku sangat akrab dengan Riu, sebenarnya aku tidak mau ada orang lain yang dekat dengan Riu. (Egois? Ya ... Itu sifat asli Leo)

Aku memutuskan diam karena aku pasti kalah bicara dengan adikku satu ini, bahkan ia menyebutku jauh lebih tua dari pada dirinya, padahal umurku dan dia hanya berjarak 5 tahun.

Aku serasa jadi obat nyamuk disana. Saat mereka membeli es krim, tentu saja aku memutuskan pergi.

Aku melihat ada penjual minuman dan beberapa parfum, aku memilih parfum yang terbaik, jujur aku suka wangi –wangian. Se-sekali aku melihat kearah mereka. Namun nampaknya mereka tidak sadar aku menghilang.

Aku minum disana, hinga merasa mabuk, tidak hanya satu botol, aku 'tak sadar meminum tiga botol sekaligus, karena aku merasa kesal dengan Aito! Apa lagi orang yang menjual minuman itu tidak mengingatkanku! Setelah membayar semuanya, aku berjalan mencari hal yang lain, walau dengan kondisi mabuk aku berusaha untuk tetap tenang saat berjalan.

Namun tanpa di sengaja aku malah bertemu para preman yang dulu pernah menganggu Riu. Sial!

"Hei hei, kita bertemu lagi, ya!"

"Mau apa kau?!"

"Kita 'kan sudah berjanji untuk menghajarmu! Benar begitu?!"

Mereka tertawa senang. Nampaknya mereka tidak kapok telah dihajar habis-habisan oleh Leo dulu.

"Tidak usah basa-basi ... kita mulai saja!"

"Hajar Dia!"

"Haduuhhh .... kenapa harus saat seperti ini!"

Aku menghajar keempat preman itu, tetapi 'tak kusangka entah mereka yang bertambah kuat, atau karna kondisiku yang agak lemah karna mabuk. Aku terkena pukul beberapa kali, padahal perlawanan kami terakhir dulu aku tak terkena pukulan sedikit pun, Sial!

pertarungan kami terbawa sampai kedalam pasar yang tak jauh dari taman.

Pasar pun ikut ramai, banyak dagangan berceceran kesana-kemari karna ulah kami. Kepalaku mulai memanas dan amarahku keluar, ya ... akhirnya dua dari mereka sudah terkapar di tanah ....

Leo POV end.

Riu POV.

Sedari tadi aku bersama Ka Ai, adik dari Leo Sensei. Waktu aku melihat Leo Sensei pergi ke penjual minum dan parfum, aku merasa ada hal buruk yang akan terjadi, aku sudah khawatir dengan Leo Sensei sejak itu, apa lagi saat aku melihat Leo Sensei sudah tidak pada tempatnya.

"Kak Ai ... kita cari Sensei, yok!"

"Dia mungkin ke toilet, nanti juga kembali!"

"Riu, ayo ke toko itu!" ajak Sakura menunju toko boneka.

"Baiklah ayo."

Hanya beberapa menit, lalu Aku dan sakura kembali ke bangku taman di mana Kak Ai dan dua temanku menunggu sambil memakan es krim yang belum habis.

Beberapa saat kami mendengar ada keributan di pasar, beberapa petugas keamanan berlarian menuju pasar. Aku yang sedari tadi tidak melihat Sensei pun khawatir dan pergi menyusul para petugas keamanan itu.

"Kak Ai .... ayo kesana!" Aku menyeret Kak Ai ke arah kerumunan di pasar.

Dan teman-temanku  hanya mengikuti di belakang.

Benar saja, aku melewati banyak kerumunan orang, dan mendapati Senseiku melawan para petugas keamanan bersama dengan preman itu.

"Hei petugas kau tidak udah ikut campur dengan kami!" ucap preman itu menjenjet kerah baju petugas.

"Duduk manis dan menonton, ya. Siapa yang menang." ucap preman lain sambil melempar petugas itu ke arah kerumunan penduduk.

Sementara aku melihat Leo Sensei , yang berusaha melawan petugas itu karna ia di tahan, aku benar-benar sedih waktu itu melihat keadaan Sensei yang di sudut kepalanya sudah  berdarah, begitu pula dengan ujung bibirnya.

Aku tanpa berpikir panjang mendekati Leo Sensei dan mencoba menghentikannya.

Sensei yang melihatku mendekatinya menyuruhku untuk segera pergi.
Dan 'tak kusadari dua preman yang tersisa malah menyerangku, tetapi ... ternyata Kak Ai telah melindungiku.

Riu POV end.

"Wah, ternyata Kak Ai hebat juga, ya!" puji Riu.

"Dia belum tahu siapa aku!" ucap Aito dalam hati. Tapi ia segera tersadar. "Heh, ini bukan waktunya untuk mengagumi, Riu! Cepat tolong Kakakku!" bentak Aito.

"Eh ... fokus Riu!" Riu menyalahkan dirinya sendiri. Segera berlari kearah Leo. "Sensei! Hei petugas tolong lepaskan Dia, Dia tidak bersalah kok, dia-"

"Bagaimana kau bisa tahu kalau Dia tidak bersalah, hah!?"

"Eehh ... karena Dia Senseiku?!"

"Itu alasan yang aneh, nak!
Kalau begitu kau dan Senseimu ini akan kami tahan sebentar untuk; beberapa pertanyaan, denda, dan sangsi, ikut aku kekantor pos!"

"Hah ... kantor POS?!"

"Eh ... kantor polisi maksudnya!"

Aito kewalahan dengan keempat preman pasaran itu, para petugas juga sudah tidak berdaya, anehnya para warga hanya menonton sahaja. Walau minta tolong pun, tidak ada yang berani maju.

"Ya ampun, Kak Ai! Pak Petu tolong jaga Senseiku, ya! Aku mau tolongin Kak Ai dulu, ok?!"

"Riu, kembali!"

"Pak Petu?! Maksudnya ... aku?"

Riu pun akhirnya terlibat untuk melawan dua preman itu bersama Aito. Tapi si Leo hanya bisa menangis (canda😳) hanya bisa melihat kejadian itu karna dirinya yang sudah; lemas, tangan di borgol, di cegat petugas, palanya pusing, dll.

Riu terlempar berkali-kali, begitu pula Aito, anehnya kenapa para petugas diem saja? Walau mereka tidak berdaya, setidaknya tembak atau apa kek ... Huh!🗿

'Tak disangka-sangka asap tiba saja mengepul, suara petasan terdengar begitu nyaring.

JJDDEERRR....

JBOOMMM......

TTCAARRR......

(Anggap saja Suara ledakan 😭)

Teman-temannya Riu ternyata menyalakan petasan yang mengeluarkan banyak sekali asap, mereka biang keroknya.

Hanya dalam beberapa menit setelah semua asap menghilang. Pasar itu sudah tidak ada tanda-tanda keberadaan Riu, dan kewan-kewan 🐒

Yapz, mereka kabur ....


Flashback_

JDUAARR....

"Heh, apa ini?!"

"Hei, Riu, Kak Aito, ayo pergi!" bisik Sakura.

"Eh, ini ceritanya kita diajak kabur gitu!?" tanya Aito. (Udah jelas diajak kabur masih nanya nih bocah!🐒)

"Udah, ah, buruan!" bentak Koko.
(Kek bapak-bapak ni, anak!)

"Pak, masih kuat 'kan?!" tanya Rei saat mencoba membantu Leo.

"Gue masih kuat! Cuman pusing dikit!" Leo nampaknya tidak terima jika ia dianggap lemah.
(Heh! Dia nolongin lu Bambang!🗿)

"SENSEI! \ KAKAK!" teriak mereka berdua.

"Cepat, ayo pergi!"













Bersambung........

[REVISI]

Kedatangan Aito udah ribut aja. Bagaimana selanjutnya?🗿

Entahlah ....

Terima kasih telah membaca.
Vote, komentar, share. Sangad berharga.

Sampai jumpa.
Salam_ Keisha Adira 😁

SenseiKu AyahKu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang