Sepuluh

49 8 36
                                    

Malam itu, semuanya sudah kembali tenang, mari kita lihat keadaan rumah Riu.

"Tuan, besok akanku izinkan tidak masuk sekolah dulu, ya?" ucap Fo

"Kenapa? yang sakit 'kan tangan kiri?!"

"Iya ... tapi tubuh Tuan sangat lemah, jadi istirahat dulu!"

"Tapi, Fo ak-"

Belum sempat Riu menyelesaikan ucapannya, Te dan Ge berteriak dari dapur, bahwa makan malamnya sudah siap.

"Makan malamnya sudah siap!"

Riu pun lebih memilih untuk pergi makan malam dari pada berdebat dengan Fo.

Di ruang tamu ~

"Nee, tolong tingkatkan keamanan di rumah ini, ya?! Biar tuan Riu tidak bisa keluar rumah tanpa izin dari kita!" ucap Fo.

"Baiklah ... akan kupasang pagar listrik, dan pintu dengan kata sandi!"

"Kurasa itu kurang?!"

"Baiklah, kalau begitu di tambah jendela besi, lantai besi, dan atap api?"

"Itu bagus ... tapi sejak kapan kau memasang itu semua Nee?"

"Sejak teman-teman tuan Riu sering kemari!"

"Ya sudahlah, tapi kenapa atap api?! Nanti di kira kebakaran!"

"Kalau begitu akan kuganti dengan memberikan tegangan listrik di sekitarnya, bagaimana?"

"Ya ... terserah kau lah!"

Di dapur...

"Apa yang ini cukup besar?"

"Tidak itu terlalu besar!"

"Yang ini?"

"Terlalu kecil!"

5 MINUTES LATER ~

"Ini yang pilihan awal tadi tuan!"

"Iya ... itu cocok!"

"APA?!"

tiitt... tiitt....

BRUAAKK....

JDAAK...

JDAAAK...

"Yah ... baterai mereka habis ... Fo ... Power Bank buat Te sama Ge dimana?!"

Foo pun datang dengan segera melihat kekacauan yang terjadi. "Ada di ... EH? KENAPA SEMUANYA BERANTAKAN TUAN?!"

"Hehe, aku hanya mencari tepak makan yang bagus! Habis ini bantu aku menyiapkan makanannya, ya!"

Fo tanpa berpikir panjang hanya mengangguk.

Dari arah ruang tamu terdengar...

"TUAN ... ADA PAKET UNTUK ANDA!"

"IYA ... AKU KESANA!"

***

"Ya, Pak, mana paketnya?"

"Oh ini dek, tanda tangan di sini ya!"

"Baiklah, terima kasih! Oh iya, Pak pos tadi di cari sama Pak petugas polisi!"

"Oh iya, lupa belom nganterin paketnya!"

"Ooh jadi tadi nunggu paket, ya! kukira Pak Petu itu rindu Pak post!" batin Riu sambil menatap Pak pos. "Baiklah terima kasih, Pak. Hati-hati di jalan!" lanjutnya melambaikan tangan.

"Ok!"

***

"Ok, semuanya sudah siap!"

"Akhirnya ... eh tunggu tuan Riu, ini semua untuk apa?" tanya Fo.

SenseiKu AyahKu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang