"Jadi Nak Ai mau pergi ke saudi?" Tanya Bu Nyai, di saat akhir pertemuan mereka.
"Iya, Mik," jawab Ai.
"Sempatkan umroh dan ziarah Rasulullah selagi di sana. Pasti ada waktu luangnya, kan?" Kata Bu Nyai. "Sampaikan salam saya pada Rasulullah," Lanjutnya. Kemudian Ai dan mamanya bersalaman dan pulang.
Mereka tidak menginap, karena keesokan harinya Ai sudah ada jadwal lain, begitu pula dengan Mamanya. Lagi pula kemudahan transportasi membuat waktu selalu mampu berlomba dengan semua tantangan. Tiket pulang mereka berada pada pukul 19:15 dan sampai jakarta pada pukul 20:45. Begitu sampai Janu sudah bersiaga menjemput mereka.
"Ma, mama pulang sama Janu saja, tidak masalah, kan?" Tanya Ai.
"Kamu mau ke mana?" Tanya Mamanya kembali.
"Mau ke kantor, Ma, ada banyak hal yang harus saya urus sebelum berangkat,"
"Ok, no broblem," kata Mama. "Ayo, Nu," ajak Mama pada Janu.
"Baik, bos," ucap Janu.
"Mampir ke rumah kamu dulu, ya. Tante kangen sama anak-anak kamu, sama Lita juga. Katanya kemarin habis sakit?" Kata Mama Ai.
"Sudah sembuh, tan. Biasa, cewek. Pingin diet malah salah obat," kata Janu.
Orang tua Janu memang tidak tinggal di jakarta, jadi dia dan keluarganya sangat dekat dengan tantenya itu. Sudah seperti anak sendiri, namanya saja keponakan.
Ai langsung pergi ke tempat kerjanya. Tempat itu tak hanya kantor tapi sekaligus Galeri yang menjual produk untuk kebutuhan interior, mulai dari furniture sampai aksesoris dan pernik-pernik untuk dekorasi rumah. Beberapa item barang adalah hasil produksinya sendiri, sebagian lagi ada yang dari suplier. Di lantai paling bawah atau basement adalah parkiran untuk semua pekerja, sedangkan atasnya hingga dua lantai adalah galeri, dan lantai paling atas adalah kantor sekaligus tempat untuk tim digital marketing. Suasana tempat kerjanya bersih dan serba terbuka, kalau pun tertutup hanya sekat kaca yang terlihat dari luar, santai namun produktif has kantor milenial dengan beberapa staf yang juga terbilang masih muda.
Saat sedang memeriksa transaksi di kasir tetiba Ai mendengar orang ribut di depan galeri, hingga semua orang juga ingin tahu akan keributan itu, merasa tak nyaman Ai pun keluar untuk menegur langsung pada orang asing tadi. Ternyata keributan itu terjadi antara penumpang ojek online bule dan drivernya yang seorang perempuan, nampaknya disebabkan oleh si driver yang belum terlalu faham jalan. Namun orang-orang justeru gagal fokus dengan si driver yang terlihat masih muda dan sangat lancar menggunakan bahasa inggris.
"Sir, sorry for your inconvenience," ucap perempuan itu, sembari memberikan uang.
"Give me my money back...!" Tukas si bule sembari mengambil uang tersebut dari tangan si driver, lalu segera pergi, sembari mengomel.
"Dasar, bule gila," gerutu perempuan itu, lemas. Saat si bule sudah berpaling pergi.
"Hai. Baru keluar sehari, sudah dapat kerjaan lagi?" Sapa Ai yang memang masih ingat dengan si driver itu.
"Eh, kakak yang di toilet kemarin, ya?" Balas si mbak ojol, terkejut.
"Iya. Tadi kamu ribut di depan toko saya," kata Ai.
"Maaf," Ucap perempuan itu tulus.
"Ini kartu nama saya," kata Ai, sembari memberikan sebuah kartu. "Silakan ajukan lamaran kerja jika berkenan," lanjutnya.
"Kenapa tidak langsung wawancara kerja hari ini? Sudah pasti saya berkenan," ucap perempuan itu optimis.
"Satu, kamu harus mengembalikan motor kamu ke driver yang meminjamkan. Dua, penampilan kamu masih acak-acakan untuk mengikuti wawancara kerja. Tiga, hari ini saya tidak ada agenda untuk interview karyawan baru," Jelas Ai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang TanpaMu
RomanceMelewati usia 30 tahun dengan berbagai dimensi luka dan proses penyembuhannya. Dira 30 tahun bersepakat dengan suaminya untuk menunggu kehadiran buah hati dengan menata lebih dulu kemapanan secara ekonomi. Latar belakangnya yang dari keluarga seder...