12. Start

697 70 22
                                    

150 vote 60 comment baru up!

>.<

Fanfic by Elxis McVuiton

May contain: OOC and OC (Elxis).

Don't like, don't read. Don't leave negative / bad/ spam comments. You've been warned.

1.19 PM

"Aku baru membuatnya menjadi tiga, waktu ku tak terlalu banyak mengingat kita harus mengejar keberangkatannya," Pawin memberikan tabung kecil kepada Nanon yang berada disampingnya dan Love yang duduk di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku baru membuatnya menjadi tiga, waktu ku tak terlalu banyak mengingat kita harus mengejar keberangkatannya," Pawin memberikan tabung kecil kepada Nanon yang berada disampingnya dan Love yang duduk di depannya.

"Kau bilang tiga?" tanya Love sambil mengamati tabung kecil berisikan cairan bening berwarna ungu.

"Ya, satu lagi sudah kukirimkan pada Elxis." jawab Pawin dengan santai.

Nanon hanya mengangguk kecil kemudian memasukkan tabung kecil itu ke dompetnya, "Elxis bilang kamu pernah bekerja pada FBI semasa kuliah, kenapa memilih keluar dan mengikuti Marc?"

"Tidak asik, terlalu biasa- tidak seperti disini," seringai Pawin.

"Tidak ada acara sehabis ini bukan? Temani aku mengerjakan laporan di basecamp," titah Nanon mutlak- sejujurnya Nanon hanya ingin mengalihkan topik, tahu kemana arah pembicaraan Pawin jika terus dilanjutkan.

"Sure, tapi aku juga harus mengerjakan laporan dan formula," jawab Pawin dengan senang hati.

"Great. Dan untuk kalian berdua jangan lupa temui Ramida setelah menjalankan misi," peringat Nanon pada dua gadis dihadapannya.

"Ramida? Why do I have to meet that bitch?" tanya Love dengan jengkel, tidak berbeda jauh dengan Ai yang memutar bola matanya.

"Jika kalian berniat menggunakan pelacur itu aku keluar," ujar Ai dengan nada yang datar, tanpa emosi dan terkesan dingin.

Nanon dan Pawin yang mendengar protes keduanya saling bertatapan, bertukar pandang seolah mencari titik terang apa yang membuat keduanya kesal setengah mati.

"Spill it girls," Pawin menyilangkan kakinya dan memajukan badannya, menggunakan tangan kananya untuk menopang dagunya agar dekat dengan kedua gadis di depannya. Sementara Nanon hanya geleng-geleng kepala. Ada-ada saja.

"Win, lo perlu tau seberapa jijiknya dia kalo lagi jumpa sesama assassins! Duh, asli nyebelin banget flirty nya ga ketulungan!!!" Love mulai menggosip bersama Pawin dan langsung disetujui Ai dengan anggukan kecil.

"Ga cuma cowo aja euy yang di godainnn, Tina juga digodain tau ga! Ih asli pokoknya ya, minta di pites banget ihhhhh," rengek Love sambil mengepalkan tangannya, memukul kecil meja didepannya dengan gemas.

"Tina... Suppanad Jittaleela?"

"Iyaaa."

"YANG CAKEP BANGET ITU?!" Tanya Pawin seketika heboh ketika sudah tau Tina yang mana yang sedang dibicarakan.

Our Story: You and Me [NAMON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang