14. Another

344 43 4
                                    

Melihat serangan tiba-tiba Elxis mengambil sebuah remot kecil dari bajunya kemudian menekan salah satu tombol yang kemudian menghantarkan sengatan listrik yang besar keluar rumah, membat tembakan brutal yang tadi terdengar hilang seketika. Tapi tepat ketika itu terjadi Elxis kepala Elxis tiba-tiba terasa sangat sakit dan pingsan ditempat.

Nanon yang tahu apa yang akan terjadi langsung menggendong Elxis dan meminta Lia untuk membantunya mengikat Elxis dengan kencang. Alex yang melihat adiknya diperlakukan seperti itu awalnya ingin menghajar Nanon tapi dicegat Riel.

"Dear, mereka teman dekat Elxis. Pasti ada alasan mereka melakukannya, lebih baik kita evakuasi bajingan-bajingan diluar itu."

Setelah itu Alex langsung menelpon pasukannya untuk membereskan orang-orang yang menyerang mereka tadi, ada sekitar lima orang.

"Non, apa maksudnya?" tanya Alex pada Nanon yang baru selesai mengikat Elxis.

"Aku pantang mengatakannya," jawab Nanon seadanya yang mana membuat Alex geram dan menarik kerah baju Nanon, "Dia adik ku sialan! Katakan apa yang terjadi!" perintah Alex yang terdengar mutlak, membuat Nanon menghela napas pasrah kemudian melepaskan tangan Alex dari kerahnya.

"Elxis akan membunuh ku setelah ini... kau tahu DID?" tanya Nanon serius.

"Dissociative Identity Disor- jangan bilang-" anggukan pasrah dari Nanon membuat Alex sedikit terhuyung kebelakang, mata merkuri nya membelalak tak percaya kearah adiknya.

"Siapa saja yang tahu?" tanya Alex tegas, dapat dilihat rahangnya mengeras menahan marah. Bagaimana bisa masalah seserius ini disembunyikan?

"Aku, Chimon, Lia, dan sekarang semua yang ada disini," ujar Nanon dengan tenang.

"Sejak kapan?" tanya Alex lagi.

"Tujuh tahun yang lalu tepat setelah hilangnya Nathan dan Ace, dia merasakan ketakutan berlebihan akan kehilangan dua sosok penting untuknya, dan lagi hal itu hampir membuatnya gila apalagi kalian yang terus melatihnya tanpa memikirkan keadaanya," jelas Nanon singkat.

"Sejauh ini dia hanya punya dua?" tanya Alex lagi yang sudah mulai tenang dan mulai berpikir rasional.

"Ya. Yang paling bar-bar bernama Sally, dan yang paling takutan bernama Velinka- perkiraan ku yang akan muncul adalah Sally, dia tidak bisa dikontrol, bebas, dan haus darah... aku yakin ikatan seperti ini tak akan mampu menahannya. Lebih baik sediakan satu penjahat kelas kakap untuk dibunuhnya sebelum kita yang dibunuh," jawab Nanon tenang, tapi meski demikian Alex tahu mata Nanon tidak bisa berbohong. Pria yang lebih muda darinya itu khawatir.

"Tidak perlu, aku punya ide yang lebih menarik," ujar Alex final.

.

.

.

"BANGSAT LEPASKAN AKU SEKARANG BAJINGAN NANON!!!" teriak El- lebih tepatnya Sally yang menatap nyalang kearah Nanon.

"Untuk apa kau teriak-teriak? Aku tahu orang seperti mu bisa melepaskan ikatan itu dengan mudah," sinis Nanon.

"HAHAHAHAHAHA!!! Bagus jika kau tidak lupa kehebatanku!" seringai Sally, sangat mengerikan. Bisa saja mulut itu robek saking lenarnya seringai yang ditunjukan Sally.

"Lupakan itu jalang. Kau tahu Elxis punya kakak bukan?" tanya Nanon pada Sally yang mukanya berubah menjadi pandangan jijik dan meremehkan.

"Oh? Bajingan pengecut itu? Aku tahu tapi aku tak ingin berbicara dengan orang cupu itu!" jeda, "Kau tahu? Bau si culun itu bahkan dapat kucium dari sini! HAHAHAHAHAHA!!! Aku ingin membunuhnya!" Sally menjilat lidah atasnya, menatap pongah kearah Nanon.

Our Story: You and Me [NAMON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang