➡...Terlambat🌸

84 43 41
                                    

Happy Reading!
--------
° Sakilla

Meskipun aku sudah mencoba mencintaimu tapi kenapa engkau tetap meninggalkanku? Dengan kesendirian dan kesepian.
Yang kuinginkan adalah semburan merah dipipimu bukan wajah pucat yang terlihat disemua sisi wajahmu.


...

Digelapnya malam yang menyelimuti sebuah tempat terpencil seperti perampatan. Nampaknya tak membuat sosok lelaki disana untuk beranjak meninggalkan posisinya.

Padahal cuaca sudah sangat tidak mendukung ditambah lagi dengan rintikan hujan sudah turun dan membasahi rambutnya.

"Kenapa? Kenapa harus lagi cobaan ini datang menghampiri? Sekejam itukah diriku hingga semua orang terdekat menjauhi ku satu persatu?" suara itu terdengar berbisik didominan dengan rintihan dan membentuk seperti sebuah isakan.

Lelaki itu menangis sembari memandang nanar kearah pintu gerbang sebuah pemakaman. Senyum miris mulai terpancar dibibirnya begitu saja.

"Gis, Ayo pulang! Habis ini hujan mending lo pulang kerumah gue aja. Jangan kayak gini, ntar lo sakit." bahkan suara itupun tak mampu membuat tubuhnya bergerak. Dia Yogis, sosok lelaki menyedihkan yang sedang dirundung duka yang tak ada habis habisnya.

Bisa bisanya ujian dan hukuman terus terlimpahkan kepadanya sampai membuat tubuhnya enggan untuk melakukan apa apa.

"Gak usah cariin gue jay, mending gue mati aja daripada hidup sebatang kara dengan sejuta masalah yang terus datang tak ada habisnya." kata pasrah terlontar begitu saja dimulut Yogis membuat air mata Jaya temannya tak bia tertahan.

Dia merasa sangat iba dengan kondisi temannya sekarang, lihatlah betapa menyedihkan dirinya. Setelah mengalami duka akan kematian ibunya tiba tiba saja Minju adiknya meninggalkan nya juga untuk pergi ke Jepang dan sekarang? Harus menghadapi kenyatan akan matinya sosok perempuan yang baru saja menjalin hubungan kasih dengannya dua hari yang lalu.

Sakilla kini telah pergi meninggalkan Yogis, gadis itu tak bersalah. Ini memang sudah takdirnya karena memang ini sudah saatnya untuk meninggalkan dunia. Karena lebih baik begitu daripada harus hidup dengan penderitaan yang besar menimpanya.

Tapi rasanya kenyataan yang ada tak bisa didukung begitu saja oleh hatinya. Hatinya juga kelelahan dengan semua ini.

Tanpa disangka kalau dua orang temannya yang sedari tadi menunggui Yogis langsung memeluk erat tubuhnya dan mencoba untuk menguatkan temannya. Cela dan Jaya itulah mereka.

Flashback on :

Ramainya jalanan hari ini membuat lelaki berperawakan tampan dengan jaket menempel ditubuhnya nampak kesusahan untuk pergi kerumah sakit karena melihat kondisi jalanan yang padat dengan ribuan mobil disekitar jalanan itu.

"Duh! Macet banget yaelah. Mana nih perasaan udah nggak enak banget, ada apa yah? Apa Sakilla baik baik aja?" rasa panik mulai menyelimuti Yogis karena hatinya tiba tiba berdegup sangat kencang dan membuat pernafasannya sedikit agar tersumbat.

"Mudah mudahan baik baik aja. Jaya? Oiya jaya mungkin ada disana" saat mengigat kalau sahabatnya itu ada dirumah sakit tempat Sakilla dirawat akhirnya tangan kekar miliknya mulai meraih sebuah benda pipih bernama telephone untuk menelephone temanya itu.

Telephone :

"Jay? Lo dimana?" suara Yogis nampak tak begitu santai sedangkan diarah sana kedengaran sepi dan terdengar sebuah isakan yang mungkin saja itu suara dari orang yang terkena musibah.

Sakilla ✔ || ft. Kim WooseokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang