21 - (Bukan) Akhir

979 212 63
                                    

Dua bulan hampir berlalu.

Dua bulan yang dijanjikan Mina pun ditepati dengan baik oleh Mina sendiri.

Kesiapannya untuk menjadi pendamping Bangchan, ia nikmati prosesnya dengan benar-benar sejak bulan kemarin.

Mengenal laki-laki itu lebih dalam.. lebih jauh.
Meskipun ya...
Mengenal seseorang itu butuh waktu seumur hidup.

Manusia akan tetap tumbuh. Bukan hanya secara fisik, namun kepribadian manusia yang berkembang jauh lebih penting.

Masih ada kejutan-kejutan lain yang harus dipelajari dan dihadapi.

Perkenalan yang lama, tidak mendapatkan jaminan akan mengetahui segalanya. Pun, dengan perkenalan yang singkat.

Perkenalan adalah proses. Dengan waktu yang tak pernah terbatas.


***

"Mama," panggil Haruto.

Mina nengok, ke belakang sambil senyum.

"Kenapa adek? Sini." Ajak Mina, kemudian merangkul anak bujangannya.

Yang sejak bayi bersamanya.
Yang menemani Mina dikala Mina merasa dunianya hancur dan gak adil.
Yang tetap berada disampingnya dalam keadaan apapun.

"Mama bentar lagi bakalan ada yang nemenin, gak akan bisa peluk adek kaya gini dong." ucap Haruto, ngusel-ngusel ke Mamanya.

Mina usapin rambut Haruto.

"Kata siapa? Mama masih bisa peluk adek kapanpun adek dan mama mau." Haruto ketawa pelan, makin peluk Mina erat-erat.

"Adek, sini deh liat Mama."

Mina tangkup wajah Haruto, ngusapin pipi Haruto pelan-pelan.  Raut wajah bangganya gak bisa disembunyikan lagi. Senyumnya mengembang pelan-pelan.

"Mama gak percaya bayinya Mama yang dulu suka nangis udah sebesar ini, udah tinggi nyusul Mama." kata Mina sambil uyelin pipinya Haruto.

"Artinya Mama sukses besarin aku dong, hehe." ucap Haruto, entah kenapa rasanya terharu aja sekarang di posisi kaya gini, berasa ditimang lagi sama Mina. Mata Mina juga sedikit berkaca-kaca.

"Makasih ya, Mama udah rawat aku. Aku seneng dan bangga banget jadi anaknya Mama Mina."

Perkataan itu sukses ngebuat Mina nangis, nangis terharu dan bahagia sambil peluk Haruto makin erat.

Haruto langsung usap air mata Mina.

"Mama gak akan pernah lupain aku, kan?"

Seolah mengerti kekhawatiran si bujang, Mina senyum lembut dan elusin rambut Haruto perlahan.

"Adek, sampai kapanpun gak ada yang bisa ngerubah kasih sayang Mama untuk Adek. Bahkan dengan adanya kehadiran orang lain sekalipun."

"Sampai Adek dewasa, punya anak, sampai Mama tua nanti.. kasih sayang Mama akan tetap sama. Adek jangan khawatir, ya?" sambung Mina, Haruto ngangguk.

Perkataan sang Mama cukup untuk membuatnya percaya, meskipun nanti menikah lagi dengan Bangchan dan nanti akan ada Yeseo, kasih sayang Mamanya gak akan berubah.

.

Haruto tau, Bangchan serius untuk menemani sang Mama sampai nanti. Haruto melihat sendiri perjuangan Bangchan yang bisa dibilang cukup untuk meyakinkannya, melepas sang Mama untuk orang yang tepat.

Terlebih, saat Haruto tau alasan Bangchan memilih Mina untuk menjadi pendampingnya.

"Om, sayang banget sama Mama kamu. Jauh sebelum apa yang terjadi hari ini. Rasa itu tiba-tiba hadir tanpa permisi."

The Walk ; Myoui MinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang