16 - Menitipkan Harapan

1.1K 250 88
                                    

haloooo, apa kabar? kelamaan ga? 😁
aku semenjak belajar daring ini bertambah sibuk, merangkap walas anak-anak baru dan ngajar 3 mapel lumayan agak bikin 🤯

hayo disini siapa yang masih sekolah/kuliah dan belajar daring? tetap semangat yaa!!

untuk yang kerja juga, semangat terus!!

warning part ini agak drama

||||

Mina melangkahkan kakinya menuju teras. Rumah yang biasanya dia langkahi dengan santai sekarang terasa berat karena dua orang di depannya.

Ibu Mingyu dan Mingyu yang lagi berdiri, menyambut dirinya.

Berusaha tetap santai dan gak menunduk, tapi kegelisahannya masih bisa terlihat dari caranya menatap dan helaan demi helaan nafasnya.

"Mama! Udah pulang?" seru Haruto yang lari-lari dari gerbang sambil nyamperin Mina dan bawain tas olahraga yang Mina jinjing.

Mina senyum sambil tatap Haruto, sisa senyumannya Mina kasih ke dua orang yang ada didepannya sekarang.

Haruto buka pintu dan masuk kedalam rumah, tanpa menyapa ke Ayah dan Neneknya.

Mina cuma gelengin kepala, janji bakalan kasih tau anak itu nanti.

"Mina ... "  panggil ibu Mingyu, Mina menghentikan langkahnya kemudian mundur. Tangannya terulur ke arah pintu yang terbuka.

"Silahkan masuk duluan Bu, Gyu ..." ucap Mina, Mingyu langsung ngangguk dan menuntun ibunya kedalam. Sementara Mina masuk belakangan.

***

Belum ada obrolan atau sapaan, hening menyelimuti rumah ini. Biasanya bakalan berisik karena Mina dan Haruto yang nyanyi-nyanyi, atau mereka yang saling teriak karena duel PUBG.

Ibunya Mingyu menelisik seisi rumah Mina dan tampak takjub akan pencapaian 'mantan menantunya' setelah lepas dari putranya. Interior rumah mewah cukup menunjukan bahwa Mina mampu— dan yang ia lihat hari ini cukup untuk menghapus semua pikirannya terhadap kehidupan Mina yang bakalan 'susah' setelah pisah sama Mingyu.

Oh, gak. Gak se-'susah' itu. Mina punya keluarga di Jepang yang cukup kaya, sahabat dan teman yang peduli dan mendukung, anak yang mensupport dan selalu menyayanginya sepenuh hati, dan Mina sendiri yang memang punya kemampuan.

"Teh nya bu, tanpa gula." — masih mengingat selera sang mantan mertua.

"Makasih banyak, Mina." ucap Ibu Mingyu lembut, Mina ngangguk kemudian duduk berharapan dengan ibunya Mingyu.

Sementara Mingyu, laki-laki itu dibawa Haruto ke kamarnya. Entah mau apa.

"Ibu datang kesini... untuk minta maaf sama kamu dan Haruto... Ibu salah, ibu khilaf.." sesal ibunya Mingyu sambil membetulkan syal putih rajut— yang Mina kasih sebagai hadiah ulang tahunnya, hasil tangan Mina waktu itu.

"Ibu malu... sebetulnya untuk datang kesini, tapi... ibu perlu, ibu harus, ibu ingin minta maaf semisal ibu menyakiti kamu selama ini. Termasuk apa yang sudah Mingyu perbuat di masa lalu..." Mina tarik nafasnya dalam-dalam sambil peluk lengannya sendiri, begitu ibu Mingyu terbatuk, Mina langsung ambil posisi duduk disebelah ibu Mingyu.

"Bu, udah... minum dulu." tutur Mina sambil menyodorkan cangkirnya, dan wanita paruh baya itu minum teh yang disuguhkan Mina.

"Saya udah maafin semuanya, baik saya dan Haruto. Ibu gak perlu cemas lagi," ujar Mina— masih belum berani menatap Ibunya Mingyu. Takut, air matanya pasti lolos begitu saja.

The Walk ; Myoui MinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang