The Half Blood Prince

43 5 30
                                    

● Horace Slughorn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

● Horace Slughorn

"Sebenarnya kita mau kemana,Sir?" Tanya Ayako dan Dumbledore menghentikan langkahnya sebentar.

"Mengunjungi teman lama,Ayako..."

Ayako mengangguk sambil mengikuti Dumbledore yg kemudian berhenti didepan sebuah rumah yg terlihat tak berpenghuni.

Ayako mengikuti pandangannya melewati jalan setapak yang terawat dan hatinya mencelos.

Pintu depan menggantung pada engselnya.

Dumbledore memandang ke kanan-kiri jalan. Jalan itu tampak kosong.
"Keluarkan tongkat dan ikuti aku,Ayako," katanya pelan.

Dia membuka pintu pagar dan melangkah gesit dalam diam di jalan setapak, Ayako dibelakangnya, kemudian mendorong pintu depan dengan sangat pelan, tongkat sihirnya
terangkat dan dalam posisi siap.

"Lumos."

Ujung tongkat sihir Dumbledore menyala,menyinari ruang depan yang sempit.

Di sebelah kiri ada pintu lain yang terbuka. Mengangkat tongkat sihirnya yang menyala tinggi-tinggi, Dumbledore berjalan ke dalam ruang duduk, diikuti oleh Ayako.

Kehancuran total menyambut mereka.

Dumbledore mengangkat tongkat sihirnya lebih tinggi lagi, sehingga cahayanya menerangi
dinding, yang kertas dindingnya berbercak-bercak sesuatu berwarna merah darah dan lengket.

Tarikan napas pendek Ayako membuat Dumbledore memandang berkeliling.
"Tidak indah, ya," katanya berat. "Ya, sesuatu yang mengerikan telah terjadi di sini."

Dumbledore bergerak dengan hati-hati ke tengah ruangan, mengawasi kehancuran di kakinya.

Ayako mengikutinya, memandang berkeliling, setengah takut akan apa yang mungkin dilihatnya di belakang piano yang terguling atau sofa yang terbalik, namun tak tampak ada tubuh.

"Mungkin tadi ada perkelahian dan mereka menyeret tubuhnya, Profesor?"

Ayako mengeluarkan pendapat, berusaha tak membayangkan seberapa parahnya luka orang itu sampai bisa meninggalkan bercak-bercak sebanyak itu di ketinggian separo dinding.

"Kurasa tidak,nak.."

Ayako menatap arah Dumbledore berjalan lalu menusukkan tongkat sihirnya pada satu-satunya sofa yg ada ditengah ruangan.

Suara mengaduh membuat Ayako terkesiap sambil mengangkat tongkat sihirnya ketika melihat sofa itu berubah menjadi seorang lelaki paruh baya.

"Apa yang membuat ketahuan?" gerutunya seraya terhuyung bangun, masih mengusap-usap bagian bawah perutnya.

Dia tampak sama sekali tak malu, padahal baru saja ketahuan menyamar jadi kursi berlengan.

"Kawanku Horace," kata Dumbledore, tampak geli, "jika para Death Eater  betul-betul datang, Dark Mark akan dipasang di atas rumah."

Its Magical (a Harry Potter AU! Anime X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang