"Kami"
=BAB 1=
~~~♥♥♥♥~~~
.
.
.
Aku selalu melihat orang – orang itu tersenyum.
Mereka yang berjalan dengan berbagai corak warna dan bentuk kostum itu. Mereka yang menawan, bak golongan yang begitu tinggi dalam kedudukan kasta. Mereka yang tampak indah. Bagiku mereka tampak seperti makhluk menyilaukan. Dalam hingar bingar yang membuatku harus menggunakan tanganku, sebagai penghalang agar cahaya itu tidak membuat mata ku sakit.
Agar aku sadar pada posisiku. Dimana aku harus berpijak.
Sama seperti dia, orang yang selama ini tidak sadar bahwa dirinya menyilaukan. Berdiri disana... dengan senyum yang paling indah. Dia tidak sadar bahwa semua orang memandangnya, mengaguminya, dan juga jatuh cinta kepadanya. Namun dia tetap pada kebodohannya, seakan tidak peduli dan terus bertindak sesuai dengan apa yang dia mau. Tapi semua tetap menyukainya.
Mereka semua suka dengan tawanya.
Mereka semua suka dengan candanya.
Mereka semua suka dengan sikapnya.
Bahkan mereka semua menyukai bagaimana cara dia bernafas.
Sama sepertiku yang juga menyukainya, bahkan jauh sebelum orang lain menyukainya.
Aku... saat ini hanya ingin terus memandanginya sama seperti orang lain memandangnya. Aku... juga ingin mencintainya diantara teriakan makhluk menyilaukan yang juga mencintainya. Tanpa perlu didengar, hanya mencintai dari satu sisi kehidupan. Tanpa sebuah balasan, tanpa perlu diketahui.
Lalu menangis.
Ya... menangis seorang diri. Hanya mencintainya seperti ini dalam diamku. Aku... hanya remaja yang merasakan betapa berartinya seseorang di dalam hidupku. Tapi aku tidak berani mengambil resiko untuk tahu, apakah aku... juga berati baginya.
Aku terlalu pengecut.
.
.
.
Malam ini, sebuah hari yang biasa saja.
Udara terasa sangat dingin karena hujan turun begitu deras. Suasana yang sangat nyaman untuk bersembunyi dibalik selimut. Tenggelam dalam dunia mimpi, dunia milik mu dimana tidak ada siapapun yang mengganggu. Dunia dimana kau bebas menggapai apapun yang tidak atau belum bis akau raih. Dunia dimana hanya kau dan Tuhan yang tahu atau mungkin menentukan alurnya.
Tapi... saat ini aku memilih untuk mengerjakan hal lain dari pada sekedar masuk kedalam lingkup itu. Aku terjaga dengan mengerjakan sesuatu yang aku sukai, sebagai sebuah alasan lain agar aku bisa tetap terjaga. Ya... karena jika aku terlelap dalam pelukan selimutku dan terbuai dalam mimpi, maka aku tidak akan dapat mendengar suara dari orang itu.
Akan amat disayangkan mungkin untuk melewatkan kesempatan ini. Dimana sedikit saja seseorang itu bisa ku raih.
"Gwe... bukankah sudah ku katakan berulang kali, berhentilah melakukan hal itu. Manhwa buatan mu tidak akan pernah lolos di penerbit." ujar seseorang.
Berlenggang seenaknya, dengan handuk yang bertengger dikepala. Kemudian mengucapkan kalimat tanpa berfikir bahwa-itu-cukup-menyebalkan. Dia... dia adalah orang itu, alasan utama kenapa aku tetap terjaga. Tunggu, kenapa dia mempermasalahkan sketsa yang kubuat?
YOU ARE READING
KAMI [TAMAT]
FanfictionAku selalu melihat orang - orang itu tersenyum. Mereka yang berjalan dengan berbagai corak warna dan bentuk kostum itu. Mereka yang menawan, bak golongan yang begitu tinggi dalam kedudukan kasta. Mereka yang tampak indah. Bagiku mereka tampak seper...