"Kami"
=BAB 8=
.
.
.
Suasana begitu... canggung. Beberapa menit —sudah hampir 30 menit— yang lalu aku sampai dan memulai penjelajahanku dengan Joon, Jonghyun dan Taeyeon. Aku pikir itu akan amat sangat menyenangkan. Tapi kali ini... punggungku seperti tengah ditusuk tombak. Sakit... panas...
Aku seperti memiliki mata di belakang kepala ku dan bisa tahu bagaimana Jinki menatapku saat ini. Apa dimatanya aku ini jelek? Apa ada yang tidak pantas? Hei, di festival ini banyak yang memakai Yukata. Jadi berhenti bertingkah seperti ini. Sungguh, Jinki... dia sama sekali tidak berbicara apapun dan hanya tengah berusaha membuat punggungku berlubang.
Dihadapanku hanya ada dua pasangan yang terlalu menempel. Lalu dua orang di sebelahku yang hanya sibuk dengan makanan. Siapapun tolong diantara kalian berdua mundur dan ajak Jinki bicara, agar laki-laki ini tidak hanya menatap punggung ku.
"Gwe !!!" panggil Taeyeon, ah aku selamat. "Apa kau mau membeli takoyaki disana? Aromanya sungguh enak, eum... kau menciumnya?"
"Ah benarkah? Kalau begitu ayo kita pergi." Aku mebutuhkan takoyaki atau pergi dari kerumunan ini.
"Kalian ingin pergi?" tanya Joon. Kami berdua mengangguk, jelas kami akan pergi. Siapa yang betah punggungnya di brondong tatapan menusuk? "Kalau begitu kami tidak bisa mengawal kalian. Karena kami harus bersiap."
"Aku harap kalian mengunjungi backstage." Pinta Minho. Sepertinya dia hanya meminta pada kekasihnya saja. "Oh jika seperti itu, ini... kalian membutuhkan ID by pass." Jonghyun memberikan 2 ID kepada kami.
"Ok kami pergi dulu. Dan Gwe..." panggil Minho. "... jangan lupa untuk melihat pertunjukan kami. Desain mu, luar biasa."
Aku melihat sebuah kepuasan dimatanya dan aku bersyukur akan hal itu. Setidaknya, apa yang aku buat sungguh berguna dan disukai. Jika sebelumnya aku menginginkan bayaran, untuk saat ini aku merasa senyum dan kepuasan dari wajah mereka adalah bayaran yang setimpal.
Memang tidak ada yang gratis di dunia ini. Namun saat ini, belum saatnya.
Kami berpisah, aku dan Taeyeon berkeliling festival. Membeli beberapa hiasan, makanan dan topeng lucu? Ah... Taeyeon membelikanku topeng rubah sementara dia kucing. Apa maksudnya? Maksudnya aku licik seperti rubah? Jika seperti itu aku akan membelikannya topeng ular. Kemudian kami bermain beberapa game.
Waktu bergulir hingga tanpa terasa sudah hampir sampai pada pertunjukan band vermelion. Dimana sebelumnya SHINee tampil dengan begitu meriahnya. Kami berdua tidak bisa mendekat, jelas terlalu banyak betina yang memuja idol itu. Mau bagaimana lagi, mereka tampan dan berbakat. Taeyeon sesekali sibuk dengan phonesellnya. Itu pasti dari Minho yang meminta kami untuk data ke backstage.
Aku tidak melarang Taeyeon untuk pergi karena aku bisa berkeliling seorang diri. Tapi dia menolak, Taeyeon tidak ingin meninggalkan ku sendirian. Dia takut jikalau aku kabur sebelum pertunjukan dimulai. Aku bukannya akan kabur. Aku hanya merasa canggung jika harus berhadapan dengan Jinki.
Hingga saat ini, Jinki bahkan tidak mengatakan apapun padaku. Bahkan tidak berkomentar apapun tentang penampilanku. Harapan yang selalu terpercik, berakhir dengan kekecewaan. Pelajaran yang seperti remedial tanpa akhir.
"Gwe, ayolah sebentar lagi Vermelion." Ajak Taeyeon.
Aku mengangguk dan mulai mendekati panggung. Kami tidak bisa berlari atau semacamnya. Kami jelas berada cukup jauh dari panggung. Tapi bukan berarti kami tidak bisa melihat mereka dengan jelas. Semua seakan berguman, bersorak ketika mereka menaiki panggung.
YOU ARE READING
KAMI [TAMAT]
FanfictionAku selalu melihat orang - orang itu tersenyum. Mereka yang berjalan dengan berbagai corak warna dan bentuk kostum itu. Mereka yang menawan, bak golongan yang begitu tinggi dalam kedudukan kasta. Mereka yang tampak indah. Bagiku mereka tampak seper...