"Kami"
=Bab 7=
~~~♥♥♥♥~~~
.
.
.
Langit kembali menjorok ke peraduannya. Berwarna lebih jingga pada saat ini. Perkumpulan selesai, bersama dengan hal bodoh baru yang membuatku semakin gila. Dan aku tidak ingin percaya. Semuanya hanya berbuat seperti yang mereka mau. Mereka tidak merasakan apa yang kami rasakan.
"Percayalah Gwe, kau sendiri sudah mendengar semuanya. Jadi percayalah."
"Tapi semuanya sudah tidak lagi seperti itu. Kami sudah berbeda."
"Bukan berbeda, hanya tidak percaya. Kau... juga Jinki."
Aku menunduk, memainkan kerikil kecil yang menghalangi jalanku. Sesekali menendangnya. Sesekali kutautkan jemariku. Aku takut... gugup. Dan aku ragu.
"Kami secara sembunyi sering membicarakan masalah kalian. Kalian itu kronis, asal kau tau."
Taeyeon berjalan didepanku sinar matahari senja membuat bayangan tubuhnya seperti memanjang, menutupiku. Andai aku mampu bersembunyi disana. "Joon, hanya menggoda Yunji saja kala itu. Karena dia tahu, anak itu tidak pernah serius dengan Jinki. Bukan hanya Joon, tapi Minho, Jonghyun juga Bibi Jung. Mereka semua memahaminya. Yunji, hanya bertingkah egois, agar semua orang tahu dia memiliki Jinki. Tapi tidak mencintainya. Berbeda dengan kau... Gweboon."
Sontak Taeyeon berbalik, menghadap padaku yang terus berfikir dengan keras. "Terimalah dan sadarlah, kesempatan untuk kalian ada. Dan kalian memang bisa. Melangkahlah Gweboon." Aku yang hanya terdiam dan mencoba mendoktrin diriku sendiri dengan mengatakan ini semua salah, Jinki adalah milik Yunji. Dan itu adalah alasan tepat kenapa Jinki, menjauhiku. Jika memang dia memiliki rasa yang sama. Tidak seharusnya dia pergi. Benar, jika memang rasa itu ada... tidak seharusnya dia pergi.
"Tidak Taeyeon... itu tidak mungkin."
"Ei... kau mulai lagi. Sudah kukatakan kami semua mendukung karena itu melangkah___"
"Maka dari itu ku katakan tidak mungkin."
Ini bukan seperti diriku saat suaraku meninggi. Kali ini ku tatap Taeyeon, menatap langsung ke mata kucing itu dan seakan menantangnya. Menantang dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. "Lebih baik kalian berhenti, karena nyatanya, aku sudah berusaha berhenti. Aku sadar setelah beberapa waktu ini bahwa aku__" aku tercekat... "__bahwa aku... harus menyerah untuk menyukainya." aku kesulitan menata kata-kata.
Aku lelah... sungguh lelah. Tanpa sadar aku... menangis. Taeyeon terdiam.
"Membuangku... apa yang bisa aku harapkan lagi jika Jinki sendiri yang membuangku?"
Ini sudah sampai batas sabarku ternyata. Kali pertam aku menangis dihadapan orang lain. Jinki tidak menginginkan ku dan membuangku.
"Apa... apa maksudmu Gweboon?"
"Jinki... dia membuangku. Menghindariku layaknya aku hanyalah barang yang mengganggu. Menurutmu bagaimana rasanya menyukai hingga kau tidak tahu harus berbuat apa selain diam. Bagaimana jika Minho akhirnya menghindarimu dan membuangmu. Ini bahkan jauh lebih buruk dari Jinki yang dulu. Saat aku merasakan hal yang semakin kuat___" aku tercekat.
"___ saat rasa ini semakin kuat saat itu apa yang aku takutkan datang. Dia Lee Jinki bahkan tidak mau untuk melihatku."
.
.
.
Aku terbuang...
Aku benar – benar terbuang...
YOU ARE READING
KAMI [TAMAT]
FanfictionAku selalu melihat orang - orang itu tersenyum. Mereka yang berjalan dengan berbagai corak warna dan bentuk kostum itu. Mereka yang menawan, bak golongan yang begitu tinggi dalam kedudukan kasta. Mereka yang tampak indah. Bagiku mereka tampak seper...