"Kami"
=Bab 9=
~~~♥♥♥♥~~~
.
.
.
"Bisa kah kau menjaga tingkah laku mu, Lee Yunji? Karena sejak awal, akupun sudah sangat membenci mu."
Taeyeon terkejut mendengar aku bicara seperti itu dan menampar Yunji bahkan sampai dua kali. Jangankan Taeyeon, bahkan saat ini akupun tidak percaya telah melakukan itu. Tapi mau bagaimana lagi, anak ini dulu yang menampar dan memaki ku.
Aku tidak bisa bertindak bodoh jika seseorang sudah main tangan.
"Kenapa? Apa kau marah? Kau menamparku, apa kau tidak berfikir akan mendapakan balasannya?"
"Hiks akan aku adukan. AKU AKAN MENGADUKAN INI PADA JINKI OPPA !!!"
"Silahkan mengadu dan selepasnya akan ku katakan pada Jinki bahwa kau juga telah berselingkuh dibelakangnya."
Anak ini terkejut. Sungguh hal receh, roman picisan receh. Aku paham kenapa Jinki selalu nyaris muntah setiap membaca karya unpublish ku. Karena memang begini menjijikan. Aku akan berhenti mulai hari ini.
"Kau terkejut? Kau merasa heran kenapa aku bisa mengetahui hal itu? jangan bersikap bodoh dengan merasa bahwa kau adalah pusat dunia. Kemudian seenaknya menyakiti seseorang." Ucapku. Eh... sepertinya aku mulai lepas kendali. "KAU PIKIR KAU ITU SIAPA !!!"
Aku sungguh lepas kendali karena rasanya aku ingin menampar wajah anak ini sekali lagi. Karena rasanya tidak ada penyesalan sama sekali diwajahnya. Tanganku sudah melayang, hanya saja tidak sampai pada wajah anak itu.
"Gwe... hentikan."
Karena Jinki menahannya.
.
.
.
Kerumunan yang mengelilingi kami sudah bubar. Orang-orang mulai sibuk dengan acara festival ini. Tidak adalagi yang mengerumuni kami, untuk sekedar ingin tahu masalah yang terjadi. Minho dan Joon bersikap sebagai perwakilan yang meminta maaf. Setidaknya panitian memahami hal itu dan menyarankan kami lokasi yang jauh dari keramaian. Kami sudah berada di tempat yang lebih sepi. Menjorok kedalam pada taman universitas ini.
Yunji menangis, drama dimulai.
"Gwe, kau sungguh menggunakan kekuatan tangan mu ya?" Ucap Jinki, mengecek luka di pipi Yunji. Hei, dia juga menamparku.
"Dia menamparku DUA KALI, ya. Berterima kasihlah karena aku tidak menghajar anak sialan ini dengan geta." Aku mengumpat. Taeyeon menyetujuinya. Jonghyun meringis mendengarnya. Jinki hanya diam dan Yunji memulai drama nya.
"Hiks aku membencinya oppa. Aku sungguh membenci Gweboon eonni."
Huah, drama queen.
Selepas ini apa yang dia inginkan? Ingin Jinki menggendong mu dengan kuda putih? HAH sayang, Jinki punya trauma dengan kuda ketika masih sekolah dasar. Yunji terus saja merancu tidak karuan. Mencari titik pembelaan untuk dirinya. Samar aku mendengar anak itu menyalahkanku?
Tanpa harus aku yang bicara Taeyeon sudah melontarkan kalimat pedas. Maaf Yunji, kali ini aku tidak ingin melakukan pembelaan apapun untuk mu. Pipi ku yang panas saja tidak mendapatkan perhatian sama sekali, sela-sela jariku juga masih lecet karena geta.
YOU ARE READING
KAMI [TAMAT]
FanfictionAku selalu melihat orang - orang itu tersenyum. Mereka yang berjalan dengan berbagai corak warna dan bentuk kostum itu. Mereka yang menawan, bak golongan yang begitu tinggi dalam kedudukan kasta. Mereka yang tampak indah. Bagiku mereka tampak seper...