Kami - Bab 4

98 10 7
                                    

"Kami"

=BAB 4=

~~~♥♥♥♥~~~

.

.

.

"Huachiiing... uhuk – uhuk..."


Pagi ini aku mulai dengan bersin dan batuk yang tak kunjung henti. Akibat kejadian malam itu aku sukses terkena flu. 2 hari aku terpaksa harus ijin dari sekolah. Dan hari ini aku harus tetap masuk sekolah, meskipun keadaan ku belum begitu membaik harus memakai masker. Aku harus mengisi formulir pejuruan selepas lulus dari SMA.

Taeyeon sudah sangat berisik mengirimku chat, voice note dan lain sebagainya. Bahkan Video Call. Aku tidak peduli, 2 hari ini aku sungguh seperti mayat.


"Ibu... uhuk... uhuk... aku pergi." aku pergi keluar rumah.

"Hati-hati eum. Minta Taeyeon mengantarmu pulang jika kau tidak kuat."

"Eum..."

"Semalam Jinki datang menjengukmu."

"Eum? Aku tidak tahu itu?"

"Kau tidur setelah meminum obat. Dia hanya meminta maaf dan membelikan mu strawberry. Ibu menaruhnya di kulkas."


Masker ini mengganggu. Sangat mengganggu, tapi mau bagaimana lagi. Flu ini akan menyebar ke berbagai penjuru. Terlebih... Masker ini setidaknya bisa sedikit menutupi wajah jelekku yang agak bengkak, wajah ku sungguh parah dan pucat. Jika bukan karena formulir penting itu aku mungkin masih memilik untuk tidur dirumah.

Aku benar-benar kacau belakangan ini. Bagaimana aku harus mengikuti ujian nanti, kau harus fokus Gweboon. Tidak boleh seperti ini.

"Gwe..." panggil seseorang dan rasanya aku mengenal suara itu.

Aku menoleh kearah sumber suara, mataku bergerak mencari siapa pemilik suara itu. Dan saat aku mengarahkan pandanganku ke lantai atas sebuah rumah barulah saat itu aku menemukan asal suara tersebut. Dia disana, wajah orang yang baru bangun dari tidurnya. Rambutnya berantakan terlihat begitu menawan, dengan sesekali semilir angin pagi yang membelai rambut itu. T-Shirt hitam tanpa lengan, memanjakan mataku untuk menikmati kulit putihnya.

Tuhan... tolong aku. Jangan sampai aku jadi remaja mesum macam ini.


"Apa !?" jawabku ketus.

"Mau kemana ?" tanya Jinki.

"Sekolah, sudah jelas bukan?. Uhuk... uhuk... apa ?" balasku ketus.

"... oh... itu... kau flu ya, pasti gara – gara malam itu, bukankah sudah kukatakan. Jika saja kau mau aku antar pulang. Jika tahu seperti itu... aku tidak akan membawamu." dia mulai basa – basi. Melihat masker yang bertengger indah menutupi sebagian wajahku. Simpati yang entah mengapa bagiku tidak begitu penting.

"Tidak ada hubungannya dengan itu. Aku cukup senang bertemu Bibi Jung. Uhuk... uhuk... Tubuhku memang tidak dalam kondisi baik. Kalau begitu... bye." Aku membalikan badanku, melangkah lagi untuk pergi. Pergi begitu saja tanpa menoleh padanya lagi.

"Gwe... apa kau ingin aku menjemputmu?"

"..." berjalanlah Gweboon.

"Hei... Gweboon."

"..." Jangan menoleh, terus saja berjalan.

"Aish... YAK KIM GWEBOON !!! Kau itu sebenarnya kenapa? Marah atas hal apa? Aku sudah menawarkanmu tumpangan kemarin dan kau yang menolaknya. Jadi kenapa sekarang kau yang marah? Sialan." Jinki mulai menaikkan sedikit suaranya. Raut wajah kesal terlihat diwajahnya. Dia mulai mengumpat.

KAMI [TAMAT]Where stories live. Discover now