Bagian Tujuh

906 114 5
                                    

Suatu hari, Katou Haru mendapatkan kabar bahwa Kambe Daisuke akan pergi bersama keluarganya ke Hongkong untuk sebuah acara penting keluarganya. Walaupun dirinya enggan untuk datang, neneknya memintanya datang sebagai perwakilan keluarga besar Kambe. Apalagi dengan status dimana Daisuke akan penjadi penerus kepala keluarga Kambe.

"Kapan kau pergi?"

"Besok."

Haru menaikkan alisnya disaat Daisuke menjawabnya tanpa ragu. Haru mendesah pelan.

"Segitu enggannya kah dirimu pergi-"

"Segitunya kah kau akan merindukanku, senpai?"

Haru mengeryit kesal disaat Daisuke mengatakannya dengan nada rendah sekaligus jahil padanya. Haru juga bisa melihat senyuman terlukiskan di wajah putih dan tampannya itu. Haru tidak ingin mengakui bahwa rentang waktu kepergian Daisuke membuatnya kesepian dibandingkan sebelumnya.

"Kau-!"

Daisuke hanya tersenyum semakin lebar. "Tenanglah, aku takkan pergi selama itu." Haru mengerjap mendengar Daisuke seolah berkata agar Haru tidak usah khawatir padanya maupun merindukannya.

"Selama aku tidak ada, jangan terus-terusan berkelahi ya, Haru-senpai."

Walaupun rona merah menghiasi wajah Haru ketika Daisuke mengatakannya dengan sengaja dan nada jahil, Haru merasakan kelegaan bahwa Daisuke tidak akan pergi selamanya dari sisinya. Dia hanya pergi sebentar, dan setelah memberitahunya pula. Haru tidak perlu memikirkan hal yang tidak-tidak mengenai tuan muda besar sombong dan manja itu.

Tapi kelegaan itu, tidak berlangsung lama bagi Haru.

----------------------------------------------------

Kambe Daisuke yang berangkat menuju Hongkong menggunakan mobil dengan supir pribadinya menuju bandara dengan kerabat dekatnya, Kambe Suzue, pun menaikkan alisnya.

"Bukankah aku yang akan pergi sendiri?" Suzue menoleh padanya dengan senyuman.

"Nenek memintaku menemani anda. Saya juga sudah mengatakan bahwa Daisuke-sama akan pergi sendiri sesuai rencana sebelumnya, namun tetap saja..."

Daisuke mendesah pelan. "Terserah. Segeralah berangkat."

"Siap."

Mobil hitam elegan yang berjalan lembut walau sebenarnya dalam kecepatan tertentu menuju bandara, membuat Daisuke menatap keluar jendela mobilnya. Dirinya tanpa sengaja teringat keberadaan Katou Haru, yang seolah khawatir akan kepergiaannya dan juga ketidakberadaan Daisuke di sampingnya. Daisuke tanpa sadar, tersenyum kecil.

"Sesuatu yang baik terjadi, Daisuke-sama?"

Tanpa melirik Suzue, Daisuke mengatakannya sembari menatap langit biru luas di atas.

"Ah."

Suara ledakan di depan mereka membuat sang supir menginjak rem, membuat Daisuke dan Suzue yang menjadi penumpang di belakang terkejut. Untung saja dengan kekuatan sabuk pengaman, keduanya tidak menabrak kursi di depan mereka, dan tertahan oleh sabuk itu dengan baik. Daisuke menyentuh kepalanya karena tiba-tiba pusing akibat tekanan dari injakan rem sang supir.

"A-ada apa ini?"

Suzue bersuara, sembari menoleh kesana kemari melihat keadaan. "Anda baik-baik saja, Daisuke-sama?"

Daisuke mengeryit sebelum mengangguk. "Ah." Daisuke pun melihat ke arah supir yang mengeryit dan terkejut melihat kejadian di hadapannya.

"Ada apa?"

Cahaya Baru Daisuke - Fugou KeijiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang