Bagian Enam

1K 136 2
                                    

Katou Haru berhenti untuk menolong temannya yang sudah babak belur. Dengan keadaan hampir pingsan, Haru berusaha menyadarkannya.

"Shiota! Oi! Bangun!"

Setelah beberapa kali erangan, senyuman kecil di wajahnya yang penuh memar semakin menyakitkan dada Haru.

"Apa yang kau lakukan disini...? Pergilah, Haru."

Haru hanya menggelengkan kepala dengan cepat, berusaha menggendong temannya itu hingga langkah kaki dengan jumlah banyak datang. Haru membelalakan matanya, disaat orang yang menjadikan temannya babak belur itu muncul. Haru menggigit bibirnya.

"Cepatlah pergi, Haru...kamu juga bisa-"

Sayangnya Haru tidak mendengarkannya sama sekali, dan langsung melabrak tanpa ragu. Setelah berapa kali perlawanan, baik dirinya dan mereka pun, terkapar. Haru melirik dari posisinya telungkup untuk melihat temannya yang sudah terkulai lemas. Suara sirene polisi dan ambulans pun mulai terdengar mendekat.

Yang Haru ingat pun, hanyalah kegelapan yang begitu pekat.

Tidak lama berselang setelah kejadian itu, Haru mendapati dirinya di rumah sakit. Dirinya diizinkan pulang ke rumah setelah dua hari menginap.

Sayangnya, dia tidak tahu dimana temannya dirawat. Keluarga dan kerabatnya membawanya jauh dari Haru, dan mungkin tak bisa Haru lihat lagi keberadaannya. Haru menyesal tak bisa melakukan apapun untuknya saat itu.

Setidaknya melakukan sesuatu untuk temannya ataupun menyelamatkannya dari orang-orang yang menyiksanya. 

--------------------------------------------------------------------

Haru terbangun dengan mata membelalak dan keringat membanjiri tubuhnya. Haru yang berusaha mengatur nafasnya yang jadi cepat begitu pula detak jantungnya, kembali terkejut akan sekelebat pandangan di matanya.

"Kau sungguh menganggapku anak kecil, senpai."

Suara dalam dan rendah Kambe Daisuke terngiang di kepalanya, senyuman sombongnya, hingga tubuh langsingnya terpatri erat di pikirannya. Haru mendesah panjang dengan mata terpejam. Tangannya yang mencengkram kepalanya itu, mengeratkannya.

"Aku gakkan membiarkan hal itu terjadi lagi."

Haru mengucapkannya setelah teringat kejadian Kambe Daisuke hampir dipukuli oleh orang-orang yang biasa menyiksa dan memukulinya.

"Kali ini, aku gakkan membiarkannya sama sekali. Apapun yang terjadi." Haru mencengkram dadanya sendiri kini. 

-----------------------------------------------------------------

Katou Haru belum lama mengenal anak kaya dan manja itu. Semuanya diselesaikan dengan uang, setelah ketampanan dan proporsi tubuhnya yang jadi idaman bagi para wanita jadi nilai plus lelaki itu. Haru bukannya tidak menyukai anak itu, setelah mendengar gosip kedatangannya ke sekolahnya sebagai murid baru, dan bagaimana murid-murid perempuan satu angkatannya tiada henti membicarakan anak muda itu.

Haru hanya tidak suka caranya menyelesaikan masalah dengan uang, dengan kemewahan dan kemegahan. Haru menyadari, banyak rekan maupun teman hingga perempuan mungkin datang ke rumahnya, atau makan dengannya diluar rumah, dengan harga yang fantastis.

Namun, Haru bisa melihat bahwa terkadang Daisuke kelihatan kesepian, walau dia terbiasa sendirian. Apalagi karena aura sombong dan di atas rata-rata orang di sekitarnya.

Haru tidak ingin berkomentar dan ikut campur, apalagi bila dengan keadaannya juga prinsipnya berbeda dengan lelaki itu, dan bisa menghancurkan kesenangan yang dinikmati lelaki muda itu. Haru menolak untuk jadi beban ataupun anak itu menjadi masalah baginya.

Cahaya Baru Daisuke - Fugou KeijiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang