Prologue

6.7K 510 103
                                    

Dongeng putri yang diselamatkan pangeran tampan selalu manis pada masanya.

Waktu kecil, aku selalu menyamakan diri dengan Cinderella, gadis kurang beruntung yang diselamatkan pangeran dari kekejaman orang-orang sekitar. Untuk otak anak umur 6 tahun yang lebih suka Disney Princess ketimbang Power Ranger atau Ninja Hatori, mendapatkan seorang pangeran merupakan cita-cita masa depan indah tiada tara.

Beranjak dewasa, dongeng para putri terkesan menggelikan, tapi cita-cita itu menjelma menjadi sesuatu yang lebih nyata. Nggak perlu pangeran, cukup cowok ganteng menyatakan perasaannya dengan cara manis. Cowok yang nggak keberatan untuk jadi tukang ojek, teman makan dan hangout, juga jadi partner dalam melakukan berbagai hal.

Buatku, Enrico Chandrakeswari adalah salah satunya. Satu-satunya.

Kalau aku jadi artis, mungkin kami berdua akan muncul di berbagai media sebagai pasangan romantis idaman. High school sweetheart. Entah berapa banyak orang berharap begitu. Entah berapa banyak komentar 'iri banget' atau 'both of you are so lucky' yang kuterima ketika kami bersama.

But here is the thing. Life is indeed a tale, but not the fairy one.

Aku ingat setiap kali sibuk menonton ulang berbagai film putri dongeng itu, Papa ikut duduk di sampingku sambil tertawa dan bilang tontonanku bisa membodohiku suatu saat nanti. Waktu itu aku protes, berkeras bilang kalau aku akan hidup seperti itu—jadi putri, punya pangeran, dan menjalani hidup happily ever after.

Pada kenyataannya, Papa memang benar. Apa yang dialami para putri itu terlalu gampang. Kehadiran seorang pangeran bukan menyelesaikan masalah, tapi membawa berbagai masalah ke dalam kehidupan.

"Really? Kamu yakin mau putus dari aku? We both know hanya aku yang cocok sama kamu. Laki-laki mana yang bakal kuat ngehadapin kamu memangnya, Von? Nggak ada! Lihat aja tingkah kamu sekarang! Nggak akan ada yang mau!"

Dari semua kalimat yang kuingat terucap dari bibirnya, itu yang paling menempel dalam kepalaku. Dan dibanding kebiasaan pacarku yang nggak banyak omong, itu kalimat terpanjang yang pernah dia ucapkan, sekaligus membuat semuanya berakhir.

Nggak ada lagi pangeran. Nggak ada lagi Rico. Nggak ada lagi kami.

Sebelas tahun lebih kandas begitu saja, sementara beberapa jam lagi seharusnya hari jadi kami. Lupakan cinta pertama, cinta awet, cinta idaman, atau apa pun itu sebutannya. Fuck love and fuck Rico!

Kumasukkan foto-foto yang sebelumnya menghiasi dinding kamarku ke dalam kardus bertuliskan 'Barang Haram'. Setelah seminggu kewarasanku terkuras oleh air mata, aku akhirnya bisa bergerak. Dan ini langkah pertamaku untuk memperbaiki kehidupan. Sekadar melupakan kenangan nggak akan cukup. Barang-barang pemicu kenangan juga harus dibersihkan.

Aku pasti move on. Kalau nggak sekarang, mungkin besok. Atau lusa. Atau minggu depan.

Lihat saja, kalau nanti aku dapat pacar anak sultan atau pria kaya raya tujuh turunan, kupastikan dia orang pertama yang tahu. Akan kutunjukkan aku bisa jadi pacar siapa pun, dan jelas jauh lebih baik dari seorang Enrico Chandrakeswari. []

---

Table of Character:

Visual yang diberikan hanya opsi dari penulis. Silakan menggunakan preferensi masing-masing.

Enrico Chandrakeswari (Rico)

Enrico Chandrakeswari (Rico)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Social Media Manager
-

Davonna Geraldine (Vonna)

Davonna Geraldine (Vonna)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Graphic Designer

-

Abimanyu Bimantara (Abi)

Abimanyu Bimantara (Abi)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Copy Supervisor

-----

Catatan:

Halo! Balik lagi bikin metropop ala-ala haha. Beda sama Beat Up yang lebih khas orang muda karena band atau Aposteriori yang lebih ala bos-karyawan. Di sini aku pengen balik bikin agak iseng dan tempur ala mantan haha. Cursing dan adult thingies ahead, jadi kucentang box mature contentnya yasss. Ini tadinya submisi buat lomba platform sebelah, aku nggak lolos, tapi pengen eksekusi. Entah ke depannya bakal pindah platform, jadi project buku, atau aku tiba-tiba ketiban hoki terus dapat kesempatan. But as time goes, dinikmatin dulu aja yaw.

Aku lagi seneng nulis full POV 1 cewek, jadi ini bakal full dari Vonna. Jadi mari ubek-ubek kebobrokan doi.💅

Sebelum lanjut, ada yang mau disampaiin? Atau mungkin ada pesan untuk mantan? 🌚

Something's Wrong With My Ex (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang