Hell-o! Selamat malam minggu. Anw maap komenan belom pada kubalas, karena aku langsung apdet ini. But I've seen your comments dan... waw, kebanyakan pada mau ngulek mantan ya 🌚
QOTP:
Kalau mantan perhatian itu tandanya ....
-
"Yah, pokoknya gitu. Ngerti nggak, Bi?"
Aku sudah bercerita panjang lebar soal kesialanku siang ini, bagaimana gemasnya melihat Rico sibuk memamerkan kebahagiaan bersama Sarah, kemudian dengan ekspresi sombongnya membahas ulang double date konyol waktu itu. Dan itulah yang menjadi pemancing kenapa aku berbohong dan menunjuk Abi karena terdesak.
Sementara aku berselonjor di sofa, Abi duduk di karpet, sibuk memakan carbonara buatanku tanpa melihat ke arahku sedikit pun. Kemeja lengan pendeknya sudah ditanggalkan, menyisakan kaus putih polos body fit, satu ikat rambutku digunakannya untuk mengikat rambutnya yang mulai panjang.
"Kelakuan lo itu, ya," ocehku, tapi dia tetap diam.
Sudah bukan hal baru sih melihat Abi bersikap seperti berada di rumah sendiri. Padahal sebelumnya kami nggak begitu dekat. Begitu aku punya banyak waktu luang dengan orang lain karena dulu waktuku banyak dialokasikan bersama Rico, aku jadi sering bareng Abi, entah buat makan bareng, pulang bareng dan nonton tengah malam, atau sekadar berkunjung ke tempat satu sama lain ketika salah satu dari kami mau numpang makan atau punya makanan lebih dan nggak bisa dihabiskan sendiri.
"Lo bayangin deh gimana... Bi, ah! Serius! Berbusa nih mulut gue, lo malah sibuk nonton!" Kuangkat bantal sofa dan melempar punggung Abi, tapi tatapannya masih tertuju pada televisi.
"Gue dengar, elah," balas Abi. "Tapi gue nggak paham."
"Kan, elo sih! Masa gue kudu ngulang—"
"It's not really like the usual you, Davonna." Abi memotong ucapanku, kali ini menyerongkan tubuh. "Tindakan lo tuh antitesis dari ucapan lo semua."
Aku mengernyit. "Hah? Maksudnya?"
"Kayak lo bilang minumnya kopi, tapi di dalam gelas lo teh."
"Kenapa jadi ngopi ngeteh deh—"
"Gimana perasaan lo sama Rico sebenarnya?" tanya Abi. Pertanyaan itu sudah dia ajukan sebelumnya, dan aku baru mau protes ketika dia melanjutkan, "If you hate him that much, why care, then?"
"Siapa yang care?" balasku tak terima. Dari tadi aku menceritakan kekesalanku, bukan seberapa pedulinya aku pada Rico. "Lo nyimak nggak sih sebenarnya? Gue kan sebal banget sama dia!"
"Karena dia nanya status lo? Dia ngajak nge-date bareng? Atau karena lo nggak suka ada orang lain yang udah jadi gandengannya? Cemburu?"
Mendengar rentetan pertanyaan itu membuatku melongo. Mana dia jadi kelihatan sewot. Gemas, kutarik tisu dari meja, menyeka langsung sudut bibirnya dari krim. "For God sake, Bi, itu kesimpulan dari mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Something's Wrong With My Ex (✓)
Chick-Lit[PINDAH TAYANG KE INNOVEL] Cinta pertama bukan hanya membuat Vonna buang-buang waktu 11 tahun lebih, tapi makan hati. Tak cuma menjalani hubungan yang entah ke mana arahnya, Rico ternyata berengsek. Setelah satu tahun tidak bertemu, keduanya kembali...