IX

79.1K 11.6K 5.1K
                                    

TUBUH Jaehyun terkulai lemas, ia kembali di bawa ke ruangan dan di ikat menggunakan rantai yang menempel di dinding. Rasa nyeri mendera tubuh, Jaehyun terbatuk, darah keluar dari mulut bersamaan dengan air liur, mengalir menuju leher yang sudah di hiasi oleh luka lebam kebiruan.

Ini sangat menyebalkan, beberapa orang membawanya ke ruang interogasi, memberikan pertanyaan yang sialnya tidak bisa Jaehyun jawab karena ia tidak pernah mengetahui apapun tentang identitasnya. Mereka memukul, menendang dan mencambuk Jaehyun menggunakan besi tipis yang begitu tajam. Berhasil meninggalkan bekas luka sayatan di seluruh tubuh.

Jaehyun tidak bisa melakukan apapun karena setiap ia berusaha melawan, tubuhnya akan di aliri listrik, membuatnya lemas seketika tanpa perlawanan. Napas Jaehyun terengah, sinar lampu yang menyorot wajah membuatnya memejamkan mata.

Kepala Jaehyun terasa begitu pening dan seluruh tubuhnya sangat perih. Darah keluar dari beberapa luka sayat, membuatnya cukup berantakan, bahkan celana yang di kenakan Jaehyun sudah compang camping akibat cambukan besi tipis itu.

Para manusia tersebut menyiksa Jaehyun secara perlahan hingga ia tidak bisa melakukan sesuatu yang berarti. Seolah secondary gender nya tidak berharga, Alpha adalah pemimpin dan kini Jaehyun merasa bahwa dirinya tidak berguna.

Seharusnya Jaehyun bisa melawan semua manusia di tempat itu, membunuh dan membantai mereka seperti mereka semua menghabiskan seluruh Alpha di dunia dengan kejam; tanpa perasaan.

"Kau sudah lelah Jung Jaehyun?" suara Jongdae kembali terdengar dari alat pengeras di ruangan Jaehyun, "apa kau ingin terus begini? Setidaknya jawab pertanyaan kami dengan benar. Siapa yang membantumu menyembunyikan identitas dan memanipulasi hasil tes?"

Jaehyun terdiam seraya menundukkan kepala, napasnya berubah menjadi pendek-pendek. Haruskah Jaehyun menjawab pertanyaan yang tidak ia ketahui jawabannya? Sudah Jaehyun katakan bahwa ia tidak mengingat apapun! Semua ingatan masa kecilnya seolah menghilang.

Jongdae mendesis. "Apa kau masih ingin tetap bungkam? Haruskah aku menyiksa jalangmu juga?" ia tertawa sinis di akhir lalu tiba-tiba telinga Jaehyun menangkap suara Taeyong di pengeras.

Oh bajingan, Jongdae memiliki Taeyong di balik kaca ruangannya. Jaehyun membuka kelopak mata, irisnya kembali menjadi cokelat tua. Ia mencoba mendongak namun tidak berhasil melihat apapun karena sinar yang begitu terang.

"Jaehyun!" Taeyong memekik, air mata mengalir di pipi saat melihat kondisi Jaehyun yang sangat mengenaskan. "Lepaskan dia!" seru Taeyong pada Jongdae, ia berusaha memberontak dari seorang penjaga bertubuh besar yang menahan pergerakannya dari belakang.

Jongdae tertawa. "Tentu saja aku akan melepaskannya, tidak perlu khawatir," ia memerhatikan Jaehyun yang masih tertunduk lemas. "Tapi setelah ia mati."

Rahang Jaehyun mengeras. "Jangan sakiti Taeyong, kau tidak membutuhkan Omega, kau hanya memerlukan Alpha."

Taeyong mengigit bibir bawah, tenggorokannya tercekat, seluruh tubuh Jaehyun di penuhi luka, darah menetes di sekitar lantai tempat Jaehyun berdiri. Penyiksaan ini membuat Taeyong ingin menghabisi Jongdae, tapi itu pasti akan membuat situasi semakin memburuk. Mereka berdua tidak akan keluar dengan selamat dari tempat mengerikan ini.

"Tentu aku akan membuangnya nanti," balas Jongdae santai, ia menoleh dan memerhatikan Taeyong dari samping. "Tapi kurasa jalangmu tidak buruk juga, ada beberapa manusia yang tertarik dengan Omega. Mungkin kami bisa menikmati tubuhnya terlebih dahulu."

Jaehyun menggeram dan berusaha melepaskan diri, rantai di tubuhnya mengeluarkan suara, tanda bahwa ia sedang memberontak. "Sentuh dia dan kau akan mati." ujarnya dengan emosi yang meluap.

A L P H A《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang