XXXI

55.1K 7.9K 1.8K
                                    

MATAHARI yang hampir terbenam meninggalkan semburat jingga di langit, terlihat begitu indah. Semua Alpha keluar dari bungker dengan beberapa senjata api yang di letakkan pada sarung khusus yang melingkar di pinggul. Mereka juga membutuhkan senjata untuk melumpuhkan manusia, tidak hanya menggunakan otot.

Semua Alpha sudah menyatakan salam perpisahan terhadap Omega mereka, kecuali Baekhyun yang kini berdiri di antara Chanyeol dan Jaehyun, ia menatap lurus ke depan, memandang padang rumput kosong yang terlihat cantik. Baekhyun sudah tidak memiliki perasaan apapun terhadap Jaehyun, ia ingin bersama Chanyeol dan hal tersebut tidak bisa di ganggu gugat.

Rencana utama adalah menggunakan hutan sebagai medan pertempuran, mereka membutuhkan pepohonan untuk bersembunyi dan membunuh semua manusia yang mencoba menghalangi. Seperti sebelumnya, beberapa penjaga berada di bukit dekat hutan, Jaehyun akan menjadi umpan untuk membawa seluruh manusia di sana ke hutan yang mulai gelap.

Johnny mendongak, menatap bulan penuh yang perlahan munculㅡbelum mendapatkan sinar utuh karena matahari masih melakukan tugasnya. Ia menghirup napas dalam sebelum melangkahkan kaki, mengikuti Chanyeol untuk masuk ke dalam hutan.

Meskipun Jaehyun adalah Elder, namun Chanyeol tetap penanggung jawab yang menyusun semua strategi serta rencana, terlebih ia menempatkan Jaehyun di tengah, tidak bisa membiarkan lelaki bermarga Jung itu terluka atau mati dengan cepat sebelum mereka bisa menemukan siapa dalang di balik kekacauan ini.

Chanyeol penasaran, siapa manusia yang memimpin dan memberi perintah untuk membunuh para Alpha? Ia bersumpah akan membunuh manusia tersebut, dengan kejam, tanpa ampun. Rencana kali ini tidak boleh gagal, semuanya harus terselesaikan karena mereka adalah Alpha terakhir yang berkumpul demi mengembalikan keseimbangan dunia.

"Kita harus menghabisi semuanya bukan?" tanya Mingyu yang mengenggam sebuah revolver di tangan, "semua penjaga serta orang-orang utusan pemerintah?"

Seungcheol mengangguk. "Kita membutuhkan sandera untuk di interogasi terlebih dahulu."

Sebelah sudut bibir Rowoon terangkat; membentuk seringai, ia meluruskan punggung yang terasa kaku. "Aku sudah lama menunggu ini, hari pembalasan. Tidak masalah jika aku mati, itu akan menjadi sebuah kehormatan."

Alpha yang berjalan di samping Rowoon mengangguk setuju, sementara Jaehyun hanya diam, mendengarkan apa yang di bicarakan. Ada satu yang menjadi kekhawatirannya, yaitu Taeyong, ia tidak bisa meninggalkan si lelaki bermarga Lee terlalu lama, oleh karena itu Jaehyun harus kembali secepatnya.

Chanyeol mengenggam tangan Baekhyun lalu mulai berlari menuju hutan, di ikuti oleh yang lain. Perjalanan mereka masih panjang, menggunakan bagian tengah hutan adalah rencana Chanyeol, di sana ada tanah kosong yang di kelilingi oleh pepohonan. Bila mereka bisa memancing penjaga ke tanah kosong tersebut, maka tugas akan menjadi lebih mudah.

"Kali ini aku tidak akan terluka." ujar Johnny seraya melirik Jaehyun dari sudut mata, "seperti dejavu."

Jaehyun mendengus, mengingat bahwa ia pergi keluar bersama Johnny untuk menyelamatkan Ten dan Doyoung, namun pada akhirnya Jaehyun tetap bertarung sendirian karena Johnny terluka.

Mereka sudah mulai memasuki pepohonan, di dalam hutan cukup gelap, namun Alpha memiliki indra penglihatan yang jauh lebih tajam, seperti serigala. Kecuali Baekhyun yang kini akhirnya naik ke atas punggung Chanyeol, ia tidak kuat berlari terlalu lama dan tidak bisa membiasakan matanya di tempat gelap.

Sepuluh Alpha dan satu Elder, berniat melawan ratusan manusia di kota lalu mengambil alih pemerintahan. Setidaknya mereka harus bertahan karena tugas ini tidak mudah, bila tidak ada yang tersisa di antara merekaㅡmaka rencana akan di nyatakan gagal sepenuhnya, mereka bertarung dengan sia-sia.

A L P H A《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang